Nggak Cuma Karena Jatuh, Mengejan di Kamar Mandi Bisa Sebabkan Kematian Mendadak pada Lansia
- Pixaby
Lifestyle –Selama ini, kamar mandi dikenal sebagai lokasi paling berisiko bagi lansia karena bahaya terpeleset dan jatuh. Tak heran jika banyak keluarga mulai melengkapi kamar mandi dengan pegangan besi atau alas anti-slip. Tapi ada satu hal yang sering luput dari perhatian dan lebih diam-diam mematikan yakni mengejan terlalu keras saat buang air besar.
Banyak orang mengira kematian mendadak di kamar mandi selalu disebabkan oleh kejatuhan. Padahal, mengejan saat mengalami sembelit juga bisa memicu kondisi serius seperti stroke, serangan jantung, bahkan pingsan fatal. Risiko ini meningkat pada lansia dengan riwayat hipertensi, penyakit jantung, atau gangguan pembuluh darah.
Lantas apa yang sebenarnya terjadi saat kita mengejan? Mengejan saat buang air besar ternyata melibatkan suatu proses refleks tubuh yang disebut Valsalva maneuver. Ini terjadi saat seseorang menahan napas sambil menekan otot perut dengan kuat, untuk mendorong feses keluar.
Menurut profesor neurologi dan epidemiologi klinis di Columbia University dan mantan ketua American Heart Association (AHA), Dr. Mitchell Elkind, Valsalva maneuver dapat mengubah tekanan di dalam dada (tekanan intratorakal), yang kemudian berdampak langsung pada sirkulasi darah ke otak dan jantung.
"Saat mengejan, tekanan di dada meningkat tajam dan menyebabkan penurunan sementara aliran darah ke otak serta perubahan irama jantung. Ini bisa berakibat fatal pada lansia yang memiliki gangguan jantung atau pembuluh darah," jelas dia.
Mengejan Bisa Picu Vasovagal Syncope: Pingsan Mendadak yang Berbahaya
Salah satu risiko terbesar dari mengejan terlalu keras adalah vasovagal syncope, yaitu kondisi di mana tekanan darah dan detak jantung menurun secara drastis akibat refleks saraf vagus. Hal ini menyebabkan otak kekurangan pasokan darah dalam waktu singkat sehingga tubuh kehilangan kesadaran.
Jika ini terjadi di kamar mandi, lansia bisa tiba-tiba pingsan dan jatuh, atau bahkan mengalami henti jantung mendadak. Terlebih lagi jika sedang sendirian di kamar mandi dan tidak ada yang segera menolong.
Dr. Elkind menjelaskan bahwa respons vasovagal bisa dipicu oleh berbagai hal, termasuk stres fisik seperti mengejan, batuk berat, atau rasa nyeri hebat.
"Pada orang tua, mekanisme kompensasi tubuh tidak sekuat orang muda. Saat tekanan darah menurun, mereka tidak bisa cepat menstabilkannya kembali," ujarnya.
Risiko Stroke: Saat Pembuluh Darah Otak Pecah Akibat Tekanan
Mengejan tidak hanya berisiko membuat seseorang pingsan. Dalam kasus tertentu, mengejan bisa memicu stroke hemoragik, yaitu jenis stroke yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak. Ini terutama berisiko pada lansia yang memiliki aneurisma otak atau dinding pembuluh darah yang lemah.
Saat mengejan, tekanan darah meningkat drastis. Bagi pembuluh darah yang rapuh, lonjakan tekanan ini bisa menyebabkan ruptur atau pecahnya dinding pembuluh, mengakibatkan pendarahan di otak.
"Banyak kasus stroke hemoragik pada lansia terjadi setelah aktivitas fisik mendadak seperti mengejan atau batuk keras. Pembuluh darah yang sudah rapuh tidak mampu menahan tekanan yang tiba-tiba melonjak," kata Elkind.
Stroke jenis ini sering kali tidak memberikan tanda-tanda peringatan dan dapat berakibat fatal dalam hitungan menit jika tidak segera ditangani.
Serangan Jantung: Jantung Dipaksa Bekerja Lebih Keras Saat Mengejan
Pada orang dengan riwayat penyakit jantung, mengejan juga bisa memicu serangan jantung mendadak. Hal ini terjadi karena tekanan saat mengejan meningkatkan beban kerja jantung, sekaligus mengganggu aliran darah ke otot jantung.
Mengejan juga menyebabkan fluktuasi kadar oksigen dalam darah dan memperburuk sirkulasi darah ke organ vital, termasuk jantung itu sendiri. Jika pembuluh koroner sudah menyempit atau tersumbat sebagian, beban tambahan ini bisa memicu infark miokard atau serangan jantung.
Dr. Elkind menyatakan bahwa aktivitas seperti mengejan seharusnya tidak dianggap sepele, terutama bagi lansia yang mengonsumsi obat jantung atau memiliki riwayat angina.
"Kondisi jantung mereka tidak boleh dipaksa menghadapi tekanan yang mendadak seperti itu," tegasnya.
Kenapa Lansia Lebih Rentan Mengejan Keras?
Faktor risiko mengejan berlebihan sangat berkaitan dengan sembelit, yang umum terjadi pada kelompok lansia. Beberapa penyebab sembelit kronis pada lansia antara lain:
Kurangnya asupan serat: Pola makan rendah buah dan sayur membuat feses jadi keras.
Dehidrasi ringan: Banyak lansia tidak cukup minum air setiap hari.
Kurang gerak: Aktivitas fisik rendah memperlambat pergerakan usus.
Efek samping obat-obatan: Beberapa obat tekanan darah, antidepresan, dan suplemen zat besi dapat menyebabkan konstipasi.
Penurunan fungsi otot perut dan panggul: Lansia sering kehilangan kekuatan otot yang membantu saat BAB.
Kondisi-kondisi ini membuat proses buang air besar menjadi sulit dan menuntut tenaga ekstra, sehingga mereka terdorong untuk mengejan kuat demi mengeluarkan feses.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Risiko Ini?
Dr. Elkind menyarankan beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan keluarga untuk membantu mencegah bahaya mengejan pada lansia:
1. Tingkatkan Asupan Serat dan Cairan
Pastikan lansia mengonsumsi cukup buah, sayur, dan air putih setiap hari. Serat membantu melembutkan feses, sedangkan cairan menjaga agar tidak mengeras di usus besar.
2. Aktivitas Fisik Rutin
Gerakan ringan seperti jalan pagi atau peregangan membantu merangsang peristaltik usus. Ini memperlancar pencernaan dan mengurangi kebutuhan mengejan.
3. Gunakan Footstool atau Bangku Kecil di Toilet
Meletakkan bangku kecil di bawah kaki saat duduk di toilet akan menyesuaikan posisi tubuh menyerupai jongkok, posisi alami yang lebih efisien untuk BAB dan mengurangi tekanan mengejan.
4. Pantau Kebiasaan BAB Lansia
Jika lansia tidak buang air besar selama 2–3 hari, segera cari cara alami untuk membantu. Hindari terlalu sering menggunakan obat pencahar tanpa anjuran dokter.
5. Ciptakan Lingkungan Kamar Mandi Aman
Selain memperhatikan risiko jatuh, sediakan tombol alarm atau bel yang mudah dijangkau jika terjadi pingsan atau kesulitan saat BAB.