Suka Makan Telur Dicampur Kecap dan Nasi Panas? Enak Sih, Tapi....
- Freepik
Lifestyle –Telur ceplok di atas nasi putih panas, ditambah siraman kecap manis. Kedengarannya sederhana, tapi bagi banyak orang, ini adalah comfort food sejati. Makanan ini cepat disiapkan, murah, dan rasanya lezat. Bahkan jadi andalan harian di banyak rumah tangga, dapur anak kos, hingga warteg.
Namun di balik kenikmatannya, kombinasi telur, kecap dan nasi ternyata menyimpan potensi risiko bagi kesehatan, terutama bila dikonsumsi terlalu sering. Kandungan garam (natrium) yang tinggi dari kecap dan karbohidrat sederhana dari nasi putih bisa memicu gangguan tekanan darah bahkan diabetes.
Untuk memahami bahayanya lebih dalam, mari simak penjelasan dari profesor kedokteran dan ahli hipertensi dari Johns Hopkins University School of Medicine, Dr. Lawrence Appel, M.D., M.P.H.
Mari bedah satu per-satu. Sekilas, telur dan nasi terdengar sehat. Tapi saat kecap manis ditambahkan dan semua itu dikonsumsi dalam satu porsi penuh, terjadilah gabungan yang berat secara nutrisi.
- Telur ceplok memberi protein dan lemak, namun jika dimasak dengan minyak banyak, kandungan lemak jenuhnya ikut meningkat.
- Kecap manis adalah campuran gula dan garam dalam kadar tinggi.
- Nasi putih panas adalah sumber karbohidrat sederhana yang cepat dicerna, menyebabkan lonjakan gula darah.
“Gabungan nasi putih, telur, dan kecap memberi lonjakan karbohidrat dan natrium yang bisa menjadi masalah jika dikonsumsi terus-menerus,” jelas Dr. Appel.
Di sisi lain, satu sendok makan kecap manis mengandung sekitar 800–1.000 mg sodium (garam). Padahal, batas asupan harian sodium yang direkomendasikan WHO adalah 2.000 mg atau setara dengan hanya satu sendok teh garam meja.
Masalahnya, banyak orang menuangkan kecap ‘pakai feeling’ alias tanpa takaran. Belum lagi, ditambah garam atau bumbu penyedap lain saat memasak telur. Dalam satu kali makan saja, bisa-bisa lebih dari setengah kebutuhan sodium harian sudah terpenuhi.
“Kecap memberi rasa gurih dan manis, tapi kita sering lupa bahwa rasanya datang dari garam dalam jumlah besar,” ujar Dr. Appel.
Konsumsi Berlebihan Bisa Picu Hipertensi
Terlalu banyak sodium menyebabkan tubuh menahan air lebih banyak di dalam pembuluh darah. Akibatnya, volume darah meningkat dan tekanan darah pun naik.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi bukan sekadar angka, tapi kondisi kronis yang diam-diam merusak pembuluh darah, jantung, bahkan otak. Bila dibiarkan, bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius, mulai dari penyakit jantung coroner, gagal jantung, stroke hingga kerusakan ginjal.
“Hipertensi itu penyakit diam. Banyak orang baru tahu saat komplikasinya sudah datang,” kata Dr. Appel.
Karbohidrat Tinggi + Gula = Risiko Ganda
Nasi putih panas memiliki indeks glikemik tinggi, artinya mudah dicerna dan cepat meningkatkan kadar gula darah. Ketika dikombinasikan dengan kecap manis yang juga mengandung gula rafinasi, maka efeknya bisa dua kali lipat.
Jika ini menjadi kebiasaan harian, risiko yang bisa muncul antara lain resistensi insulin, prediabetes, kelebihan berat badan (obesitas) hingga diabetes tipe 2.
Bukan Telurnya yang Salah, Tapi Cara dan Teman Makanannya
Telur sendiri adalah sumber protein yang sangat baik dan bergizi tinggi. Yang menjadi masalah adalah cara memasaknya terutama jika digoreng dengan banyak minyak dan bahan pendampingnya seperti kecap dan nasi putih.
Alternatif sehat seperti telur rebus atau telur ceplok tanpa minyak berlebihan akan jauh lebih baik.
Kabar baiknya, kamu tidak harus berhenti makan hidangan ini. Hal utama yang penting adalah mengatur porsi dan frekuensi. Berikut saran dari Dr. Appel agar tetap nikmat tapi lebih sehat:
- Batasi kecap maksimal 1 sendok makan per porsi
- Gunakan telur rebus atau ceplok minim minyak
- Ganti nasi putih dengan nasi merah, nasi jagung, atau nasi shirataki
- Tambahkan sayuran rebus atau lalapan untuk keseimbangan serat
- Hindari makan kombinasi ini setiap hari—beri jeda 2–3 hari
“Prinsipnya bukan dilarang, tapi diseimbangkan. Makan lezat tetap bisa sehat kalau pintar atur porsinya,” ujar Dr. Appel.