Konflik Israel-Iran Meningkat, Ini Ancaman Kesehatan Global Jika Meledak Jadi Perang Dunia III

Citra Satelit Maxar di atas kompleks bawah tanah Fordow
Sumber :
  • Website Forbes

Lifestyle –Ketegangan global kembali meningkat tajam. Pada Minggu, 22 Juni 2025, Amerika Serikat resmi terlibat langsung dalam konflik antara Israel dan Iran dengan menyerang tiga fasilitas nuklir milik Iran. Dunia pun kembali menahan napas.

Tur Nuklir Paling Seram di Dunia: Eksplorasi Kota Pripyat Ukraina yang Terbengkalai

Situasi ini bukan sekadar konflik regional. Banyak analis menyebut bahwa langkah ini bisa menjadi pemicu nyata Perang Dunia III. Tapi jika perang global benar-benar terjadi, konsekuensinya tidak hanya soal hancurnya kota atau jatuhnya korban jiwa akibat bom. Bahaya yang lebih mengerikan justru datang dalam bentuk radiasi nuklir, kehancuran mental massal, kelaparan global, dan krisis kesehatan lintas benua.

Konflik Memanas, Dunia dalam Ancaman Nuklir Nyata

Konflik Israel-Iran yang selama ini berlangsung dalam bayang-bayang perang proksi akhirnya meledak ke permukaan. Amerika Serikat, yang sebelumnya hanya memberikan dukungan diplomatik dan logistik, kini melakukan serangan langsung ke fasilitas nuklir Iran pada akhir pekan lalu. Iran mengancam akan membalas, dan dunia khawatir ini bisa menyeret negara-negara besar lain, termasuk Rusia, China, dan sekutu Eropa, ke dalam pusaran konflik global.

Menentukan Jenis Kelamin Bayi dari Bentuk Perut Ibu Hamil, Emang Bisa?

Banyak yang menyebut bahwa jika perang ini berkembang ke skala penuh, senjata nuklir sangat mungkin digunakan. Di titik ini, ancaman tak lagi terbatas pada zona konflik. Bahkan negara yang jauh dari Timur Tengah bisa terdampak, terutama dalam hal kesehatan manusia dan lingkungan hidup.

Ancaman Nuklir: Bukan Cuma Bom, Tapi Radiasi dan Kelaparan

Menurut seorang ahli kedokteran nuklir dan penasihat WHO serta pendiri International Physicians for the Prevention of Nuclear War, Dr. Ira Helfand dampak senjata nuklir jauh lebih luas dari sekadar kehancuran kota.

Fasilitas Nuklir Iran diserang, Simak Ancaman Bahaya Tersembunyi Radiasi Nuklir yang Bisa Merusak Tubuh Bertahun-Tahun

"Senjata nuklir tidak hanya membunuh dalam hitungan detik. Ia meninggalkan jejak penderitaan yang berlangsung bertahun-tahun seperti kanker, gangguan lahir, hingga kelaparan global," kata dia.

Ketika fasilitas nuklir diserang atau senjata nuklir meledak:

  • Radiasi menyebar melalui udara dan menempel pada tanah serta air.

  • Masyarakat yang terpapar bisa mengalami luka bakar radiasi, kanker tiroid, dan leukemia.

  • Tanaman pertanian mati, tanah menjadi tidak subur.

  • Hewan ternak tidak bisa dikonsumsi karena terkontaminasi.

  • Rantai pasokan pangan global terganggu, menyebabkan krisis kelaparan lintas negara.

Krisis Kesehatan Mental: Ketakutan Massal dan Trauma Global

Satu sisi yang jarang dibahas dalam potensi Perang Dunia Ketiga adalah dampaknya pada kesehatan mental masyarakat global. Ketakutan terus-menerus akan serangan nuklir, eksodus massal, serta berita-berita mengerikan dapat menyebabkan gangguan kecemasan parah, depresi klinis, PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), insomnia kronis hingga serangan panik massal

Anak-anak dan remaja menjadi kelompok paling rentan. Belum lagi para pengungsi yang kehilangan rumah, keluarga, dan akses ke pendidikan atau kesehatan.

"Perang besar bukan hanya mematikan tubuh, tapi juga membunuh ketenangan jiwa. Efek psikologisnya bisa berlangsung puluhan tahun setelah bom terakhir dijatuhkan," kata Dr. Helfand mencatat.

Sistem Kesehatan Dunia Bisa Lumpuh Total

Dalam skenario perang global, infrastruktur medis bisa runtuh bukan hanya di negara konflik, tetapi juga di negara-negara berkembang yang sangat tergantung pada impor:

  • Obat-obatan penting tidak bisa diproduksi atau dikirim karena blokade logistik.

  • Rumah sakit di zona konflik akan kewalahan dan kehabisan suplai.

  • Tenaga medis menjadi korban atau terpaksa mengungsi.

  • Vaksinasi global melambat drastis, memicu kemunculan kembali penyakit-penyakit yang sudah lama dikendalikan seperti campak dan kolera.

Negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan bisa mengalami lonjakan angka kematian bukan karena bom, tapi karena penyakit menular dan kurangnya penanganan medis.

Nuclear Winter: Ketika Langit Menggelap dan Dunia Kelaparan

Salah satu konsekuensi paling menakutkan dari perang nuklir adalah fenomena yang disebut nuclear winter atau musim dingin nuklir. Ketika banyak bom nuklir meledak, debu dan jelaga akan masuk ke atmosfer dan menutupi sinar matahari selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Akibatnya:

  • Suhu bumi menurun drastis.

  • Tanaman gagal panen secara global.

  • Lautan menjadi lebih asam, membunuh populasi ikan.

  • Krisis pangan memicu kelaparan massal dan konflik tambahan antarnegara.

Menurut simulasi oleh Princeton University dan IPPNW, lebih dari 2 miliar orang bisa mengalami kelaparan hanya dalam tahun pertama setelah perang nuklir terbuka.

Wilayah Non-Perang Tetap Terancam

Perang Dunia Ketiga bukan hanya soal siapa yang bertempur. Negara yang tidak terlibat langsung pun tetap akan terdampak.

"Jangan pernah berpikir perang nuklir hanya berdampak pada wilayah yang terkena bom. Dunia ini saling terhubung. Satu senjata nuklir bisa menghancurkan kesehatan jutaan manusia di negara lain," kata Dr. Helfand memperingatkan.

Negara yang tidak terlibat langsung namun tetap ikut terdampak jika Perang Dunia III meletus termasuk:

  • Indonesia dan Asia Tenggara yang bisa menerima partikel radioaktif dari atmosfer.

  • Pasar keuangan global yang anjlok, memicu PHK massal dan krisis ekonomi.

  • Krisis pangan regional akibat ketergantungan pada impor gandum, jagung, dan beras dari zona perang.

  • Polusi udara lintas benua yang memperparah penyakit paru-paru dan kardiovaskular.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Masyarakat dunia tidak boleh pasrah. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk menghindari kehancuran ini:

  • Menekan pemerintah untuk menolak penggunaan senjata nuklir dan kembali ke jalur diplomatik.

  • Mendukung organisasi internasional yang memperjuangkan perlucutan senjata, seperti ICAN dan IPPNW.

  • Mendorong edukasi publik tentang bahaya nuklir dan pentingnya perdamaian.

  • Mengembangkan sistem kesehatan yang lebih tangguh dan mandiri, terutama di negara berkembang.

Konflik Israel-Iran yang memanas dan keterlibatan Amerika Serikat dalam menyerang fasilitas nuklir Iran bukan hanya urusan militer dan politik. Ini adalah peringatan bagi dunia akan bahaya nyata yang bisa mengancam tubuh dan jiwa manusia secara massal.

Radiasi nuklir, kelaparan, gangguan mental, dan runtuhnya sistem kesehatan hanyalah sebagian kecil dari dampaknya. Dan yang paling menakutkan: semua itu bisa terjadi jauh dari pusat ledakan.

"Jika kita gagal mencegah perang nuklir, kita tidak hanya kehilangan negara. Kita kehilangan masa depan umat manusia," pesan penutup dari Dr. Ira Helfand.