Makan Siang Ala Indonesia Itu Enak, Tapi Kenapa Bikin Cepat Gemuk?

Rendang Padang RM Sederhana
Sumber :
  • Instagram @Restoran Sederhana

LifestyleMakan siang khas Indonesia memang susah ditolak. Nasi putih hangat, ayam goreng renyah, sambal yang pedasnya nampol, sayur bersantan, plus es teh manis dingin, rasanya bikin kenyang dan bahagia. Tapi tanpa disadari, pola makan seperti ini bisa jadi penyebab utama berat badan naik perlahan-lahan.

Makan Malam Sehat Tapi Kok Tetap Naik Berat Badan? Ini Kesalahan Umumnya!

 

Menurut spesialis nutrisi dari Amerika Serikat, Dr. Melina Jampolis komposisi makanan dan kebiasaan makan siang sangat menentukan bagaimana tubuh menyerap, menyimpan, dan membakar kalori. Kalau nggak hati-hati, makan siang justru bisa bikin tubuh menyimpan lebih banyak lemak.

Kenapa Makan Siang Justru Bikin Gemuk? Ini 5 Kesalahan yang Sering Terjadi

 

Yuk, kita bahas satu per satu kenapa makan siang ala Indonesia bisa bikin berat badan naik—beserta penjelasan dari Dr. Jampolis.

Jam Berapa Waktu Ideal Makan Siang agar Tidak Bikin Berat Badan Naik?

 

1. Nasi Putih: Karbohidrat Cepat Serap yang Bikin Lapar Lagi

 

Nasi putih adalah makanan pokok yang hampir selalu hadir di meja makan siang. Tapi ternyata, nasi putih termasuk karbohidrat olahan dengan indeks glikemik tinggi, yang artinya cepat menaikkan kadar gula darah. Dr. Jampolis mengungkap bahwa karbohidrat olahan seperti nasi putih cepat diserap tubuh, menyebabkan lonjakan gula darah dan insulin.

"Ini membuat tubuh lebih mudah menyimpan lemak dan membuat kita lapar kembali dalam waktu singkat," kata dia.

 

Akibatnya? Kita jadi lebih gampang ngemil sore hari atau nambah porsi tanpa sadar. Nasi merah, nasi shirataki, atau kentang rebus bisa jadi alternatif yang lebih bersahabat buat berat badan.

 

 

2. Gorengan: Renyahnya Bikin Kalori Tak Terasa

 

Gorengan seperti tempe goreng, tahu isi, atau bakwan memang menggoda. Tapi tahukah kamu? Gorengan biasanya digoreng dalam minyak yang sudah dipakai berulang kali, menghasilkan lemak trans yang bisa memperlambat metabolisme tubuh. Dr. Jampolis menjelaskan bahwa makanan yang digoreng, terutama dalam minyak tua, mengandung lemak trans dan lemak jenuh tinggi. Jenis lemak ini tidak hanya memicu inflamasi tapi juga memperlambat metabolisme dan mempercepat penumpukan lemak tubuh.

 

Satu gorengan bisa mengandung lebih dari 150 kalori. Kalau makan dua atau tiga, kalori bertambah tanpa kita merasa kenyang lebih lama.

 

 

3. Lauk Bersantan: Kaya Rasa, Tapi Kaya Lemak Jenuh Juga

 

Lauk seperti rendang, opor, gulai, atau lodeh bersantan jadi favorit banyak orang. Tapi santan yang digunakan mengandung lemak jenuh tinggi. Lemak ini, jika dikonsumsi berlebihan, bisa memicu penumpukan lemak visceral di sekitar perut. Dr. Jampolis menjelaskan bahwa lemak jenuh dari santan dapat meningkatkan kolesterol dan memicu penumpukan lemak, khususnya jika dikonsumsi setiap hari. Meski berasal dari kelapa, tetap perlu dibatasi penggunaannya.

 

Solusinya? Batasi santan atau kombinasikan dengan sayur bening atau lauk kukus untuk menyeimbangkan kalori dan lemak.

 

 

4. Es Teh Manis: Manisnya Menambah Kalori Tanpa Disadari

 

Es teh manis adalah pendamping makan siang paling populer. Rasanya menyegarkan, apalagi saat cuaca panas. Tapi satu gelas es teh manis bisa mengandung 4–6 sendok gula, setara 150–200 kalori tambahan.

 

"Kalori dari gula cair seperti es teh manis tidak dikenali tubuh sebagai sumber energi kenyang. Artinya, kamu menambah ratusan kalori tanpa merasa lebih kenyang, dan ini berkontribusi besar pada kenaikan berat badan," kata Jampolis.

 

Minuman manis sering dianggap sepele, padahal efeknya sangat besar terhadap total asupan kalori harian.

 

 

5. Porsi Besar & Budaya “Harus Kenyang”

 

Orang Indonesia cenderung merasa makan itu belum lengkap kalau belum benar-benar kenyang. Porsi nasi sering dua centong, lauk lebih dari satu, dan ditambah camilan kecil setelahnya.

 

"Makan sampai benar-benar kenyang bisa membuat kita mengonsumsi kalori jauh lebih banyak dari kebutuhan. Pola ini jika terus dilakukan bisa memicu penumpukan lemak dan memperlambat metabolisme," jelas Jampolis.

 

Padahal, makan secukupnya dan mengenali rasa kenyang alami tubuh justru membantu menjaga berat badan lebih stabil.

 

 

6. Sayur yang Kurang Segar, Minim Serat

 

Meskipun banyak sayur dalam masakan Indonesia, jenisnya sering dimasak bersantan atau ditumis dengan minyak berlebih. Sayur segar seperti lalapan atau salad jarang masuk ke menu harian.

 

Padahal kata Dr. Jampolis, serat membantu memperlambat penyerapan gula dan membuat kita kenyang lebih lama. Kekurangan serat bisa menyebabkan fluktuasi gula darah dan memicu keinginan makan lebih banyak.

 

Menambah sayur segar atau sup bening bisa bantu menekan kalori dan menjaga rasa kenyang lebih lama.

 

 

7. Komposisi Tidak Seimbang: Kurang Protein, Kebanyakan Karbo & Lemak

 

Makan siang kita sering kali didominasi karbohidrat dan lemak. Sementara protein, yang penting untuk membentuk otot dan menjaga kenyang, sering terlupakan.

 

"Protein adalah makronutrien penting untuk metabolisme dan kontrol nafsu makan. Kekurangan protein membuat kita cepat lapar dan meningkatkan risiko makan berlebih," terang Jampolis.

 

Coba pastikan setiap makan siang kamu mengandung protein cukup, misalnya dari tahu, tempe, ayam, atau telur.

 

 

Dampak Jangka Panjang: Berat Naik & Risiko Penyakit

 

Kalau kebiasaan makan siang seperti ini terus dilakukan tanpa dikontrol, tubuh akan mengalami surplus kalori terus-menerus. Efek jangka panjangnya?

 

  • Berat badan naik pelan-pelan

  • Lemak menumpuk, terutama di perut

  • Risiko diabetes tipe 2

  • Kolesterol dan tekanan darah meningkat

 

"Kebiasaan makan yang tampak ‘normal’ tapi tinggi kalori dan rendah nilai gizi bisa mempercepat akumulasi lemak, terutama jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik," ujar Dr. Jampolis. 

 

 

Tips Makan Siang Sehat Tanpa Harus Meninggalkan Masakan Indonesia

 

Kamu tetap bisa menikmati makanan favorit dengan cara yang lebih sehat. Berikut tips dari Dr. Jampolis dan praktisi gizi:

 

  1. Ganti Nasi Putih → Nasi Merah / Shirataki / Kentang Rebus
    Serat lebih tinggi dan menjaga kenyang lebih lama.

  2. Batasi Gorengan, Ganti dengan Lauk Panggang/Kukus
    Pepes ikan, ayam bakar, atau tahu rebus lebih sehat tapi tetap lezat.

  3. Santan Secukupnya Saja
    Kalau bisa, pilih sayur bening atau sup ayam. Gunakan santan encer atau nabati.

  4. Ganti Es Teh Manis → Teh Tawar / Infused Water / Air Lemon
    Kalori turun drastis hanya dengan mengubah pilihan minuman.

  5. Tambah Sayur Segar
    Lalapan, timun, tomat, selada, atau wortel segar bisa jadi pelengkap rendah kalori yang kaya serat.

  6. Perbanyak Protein
    Tahu, tempe, telur rebus, dada ayam, atau ikan kukus bantu kenyang lebih lama.

  7. Perhatikan Porsi dan Makan Perlahan
    Gunakan piring kecil, makan tanpa distraksi, dan dengarkan sinyal kenyang tubuh.

 

Makan siang ala Indonesia memang lezat dan penuh warna. Tapi kalau tidak disiasati dengan bijak, pola ini bisa jadi pintu masuk kenaikan berat badan dan risiko kesehatan lainnya.

 

Kuncinya bukan menghindari, tapi mengatur ulang cara kita menikmati makanan favorit. Seperti kata Dr. Jampolis menikmati makanan tradisional bisa tetap sehat jika kita tahu cara menyesuaikannya dengan porsi, cara masak, dan kombinasi yang lebih baik. Jadi, yuk mulai dari sekarang perbaiki pola makan siangmu. Tubuhmu akan berterima kasih nanti!