Kebiasaan Menyimpan Spons di Wastafel Bisa Berujung ke Rumah Sakit!

Ilustrasi spons
Sumber :
  • Pixaby

Lifestyle –Kita semua ingin dapur bersih, makanan sehat, dan keluarga terhindar dari penyakit. Tapi sayangnya, banyak dari kita justru melewatkan satu benda kecil yang bisa jadi sumber masalah besar adalah spons cuci piring.

5 Cara Menurunkan Berat Badan Tanpa Harus Menahan Lapar, Ternyata Bisa Banget!

 

Tanpa sadar, kebiasaan menyimpan spons di pinggir wastafel yang tampak sederhana ternyata bisa memicu penyebaran bakteri berbahaya ke seluruh dapur. Lebih buruknya lagi, jika tidak ditangani dengan baik, risiko penyakit dari spons bisa membuat penghuninya harus berobat ke rumah sakit!

5 Tips Meningkatkan Massa Otot Tanpa Repot Ngegym, Cocok Buat yang Mager Tapi Mau Berotot!

 

Lantas bagaimana bisa spons menyebabkan Anda dan keluarga di rumah masuk rumah sakit? Spons yang lembap, penuh sisa makanan, dan sering terpapar air sabun atau minyak adalah tempat berkembang biak favorit bagi bakteri. Kondisinya yang basah dan hangat menciptakan lingkungan ideal bagi mikroorganisme untuk tumbuh.

7 Tips Memilih Mangga Harum Manis: Cek Aroma, Tekstur, dan Warna!

 

Menurut ahli mikrobiologi dari Universitas Furtwangen di Jerman, Dr. Markus Egert, spons dapur adalah benda paling tercemar di rumah. Bahkan, lebih kotor dari dudukan toilet. Sementara itu, studi Egert yang dimuat dalam Scientific Reports (Nature, 2017) menemukan bahwa spons dapur bisa mengandung lebih dari 54 miliar bakteri per sentimeter kubik. Jumlah ini lebih banyak dari yang ditemukan di toilet umum atau bahkan saluran pembuangan!

 

Penelitian lain dari University of Arizona yang dipimpin oleh seorang ahli mikrobiologi lingkungan, Dr. Charles Gerba juga mengungkap hal mengejutkan. Dia menyebut bahwa spons dapur menyimpan lebih banyak kuman daripada dudukan toilet. Bahkan telepon genggam pun kalah kotor.

 

Mengapa? Karena spons tidak hanya lembap, tetapi juga sering menyerap cairan dan sisa makanan dari berbagai sumber: daging mentah, piring kotor, hingga cairan tumpah. Dan parahnya, spons yang dibiarkan di sudut wastafel terus-menerus berada di lingkungan lembap tanpa pernah benar-benar kering.

 

Beberapa jenis bakteri yang ditemukan bersarang dalam spons dapur dan berpotensi menyebabkan penyakit antara lain:

 

  • Salmonella – penyebab keracunan makanan, diare parah, demam.
  • Escherichia coli (E. coli) – bisa menyebabkan infeksi usus serius.
  • Campylobacter – bisa memicu diare, sakit perut, dan demam tinggi.
  • Pseudomonas aeruginosa – penyebab infeksi kulit dan saluran pernapasan.

 

Semua bakteri ini bisa masuk ke tubuh manusia hanya karena kita menggunakan spons yang sama—yang disimpan di tempat lembap—untuk membersihkan alat makan atau mengelap meja.

 

Kebiasaan Buruk: Menyimpan Spons di Wastafel yang Lembap

Salah satu kesalahan terbesar yang sering terjadi adalah menaruh spons di sudut wastafel atau menaruhnya di tempat yang selalu lembap dan tertutup. Kebiasaan ini membuat spons sulit kering, sehingga bakteri terus berkembang tanpa henti. Bahkan, meskipun tidak terlihat kotor, spons tersebut bisa menyimpan ribuan koloni bakteri aktif.

 

Kesalahan lainnya yang sering dilakukan:

 

  • Tidak memeras spons sampai kering setelah dipakai.
  • Menaruh spons bersama sabut atau serbet dalam wadah tertutup.
  • Menggunakan spons yang sama selama berminggu-minggu.

 

Cara Menyimpan Spons yang Aman dan Higienis

Agar spons tetap aman digunakan dan tidak menjadi sumber penyakit, berikut beberapa tips menyimpan spons yang disarankan para ahli:

 

  1. Peras spons hingga benar-benar kering setelah digunakan.
  2. Simpan di tempat terbuka dan kering, bukan di sudut wastafel atau wadah tertutup.
  3. Gunakan rak gantung atau tempat berlubang yang memungkinkan spons mendapat sirkulasi udara.
  4. Jangan biarkan spons terendam dalam air sabun semalaman.

 

Sterilisasi Spons: Efektifkah?

Banyak orang mencoba mensterilkan spons dengan cara memasukkannya ke microwave atau merebusnya. Tapi seberapa efektif sebenarnya? Studi lanjutan dari tim Scientific Reports (2017) menyebut bahwa:

 

  • Microwave bisa membunuh sebagian bakteri, namun tidak seluruhnya.
  • Beberapa bakteri justru beradaptasi dan menjadi lebih resisten.
  • Pemanasan hanya efektif pada bagian luar spons, bukan bagian dalam yang lembap.

 

Jadi, meskipun sterilisasi bisa membantu, itu bukan solusi utama. Yang paling penting tetap menjaga kebersihan dan mengganti spons secara rutin.

 

Kapan Waktunya Ganti Spons?

Menurut standar dari NSF International dan berbagai lembaga kesehatan:

 

  • Spons harus diganti setiap 1–2 minggu tergantung intensitas pemakaian.
  • Jangan tunggu sampai spons bau atau berlendir.
  • Spons sekali pakai bisa jadi pilihan lebih aman untuk dapur yang sering dipakai.

 

Tanda-tanda spons sudah harus dibuang:

 

  • Muncul bau busuk meski sudah dicuci.
  • Spons berubah warna atau jadi lembek.
  • Terasa berlendir saat diperas.

 

Spons memang kecil, tapi bahayanya bisa besar jika tidak dirawat dengan baik. Menyimpannya di tempat yang lembap seperti pinggir wastafel hanya akan mempercepat pertumbuhan bakteri berbahaya.

 

Dengan mengubah kebiasaan kecil seperti memeras spons hingga kering, menyimpannya di tempat terbuka, dan menggantinya secara rutin, kamu sudah mengurangi risiko penyakit untuk seluruh keluarga.

 

Ingat, dapur yang bersih bukan hanya soal tampilan. Tapi juga soal keamanan dan kesehatan mereka yang tinggal di rumah.