Kenapa Setelah Nonton Drakor, Tipe Ideal Jadi Oppa? Ini Jawaban Psikologinya
- Instagram agensi VAST Entertainment
Karakter seperti ini menciptakan 'model ideal' yang jarang kita temui di kehidupan nyata. Bukan karena laki-laki nyata kurang baik, tapi karena di drama, segalanya sudah disusun untuk memicu emosi maksimal.
Menurut Direktur Media Psychology Research Center di Amerika Serikat, Dr. Pamela Rutledge, karakter fiksi diciptakan untuk memenuhi kebutuhan emosional penonton, terutama ketika kehidupan nyata terasa tidak seindah narasi yang dibangun.
Fenomena Proyeksi Emosi: Kita Menaruh Harapan ke Karakter Fiksi
Saat menonton drama, otak kita tidak bisa membedakan sepenuhnya antara emosi nyata dan fiksi. Jadi kalau kamu merasa “baper” saat melihat adegan romantis, itu karena otakmu memang sedang memprosesnya sebagai sesuatu yang real.
Dr. Rutledge menyebut ini sebagai emotional projection, yakni dimana kita memproyeksikan harapan, kebutuhan, bahkan rasa ingin dicintai pada karakter yang kita lihat. Karakter ideal ini menjadi wadah aman untuk menaruh impian, tanpa risiko ditolak atau disakiti.
Ini juga sebabnya banyak perempuan menjadikan oppa favoritnya sebagai 'tipe ideal'. Sebab mereka bukan cuma menonton, tapi secara emosional ikut nyemplung dalam cerita.