Apa Jadinya Kalau Kita Tidak Buang Air Kecil Seharian? Ini Dampaknya pada Tubuh
- Pixaby
Lifestyle –Bayangkan sedang berada dalam antrean panjang, rapat serius, atau terlalu asyik menonton film hingga sepanjang hari Anda tak satu pun ke kamar kecil. Terburu-buru akibat menahan pipis seharian mungkin terlihat sepele, tapi tahukah Anda bahwa kebiasaan itu bisa berujung pada gangguan serius? Urolog dari Amerika Serikat menegaskan bahwa kandung kemih dan ginjal bekerja keras agar tetap sehat. Saat Anda menahan pipis, sistem tubuh memberi alarm melalui sinyal tertahan yang kadang terlambat terdengar.
Pertama-tama mari kita bahas mengenai fungsi dan kaitannya antara ginjal dengan kandung kemih Secara normal, ginjal menyaring darah sepanjang hari, menghasilkan urine yang kemudian disimpan sementara di kandung kemih. Kapasitas rata-rata kandung kemih mencapai 400–600 ml, saat sudah penuh, kandung kemih akan memberi sinyal pada otak bahwa sudah waktunya untuk ‘kosong’. Bila sinyal ini diabaikan terus-menerus, kondisi ini bisa memicu konsekuensi untuk organ tubuh dan kesehatan secara keseluruhan.
Di sisi lain, jika menahan berkemih pun juga dapat membahayakan kesehatan kita. Urolog kenamaan dari New York yang juga pernah menjadi profesor klinis Urologi di Columbia University, Dr. Joseph David Kaufman menekankan bahwa menahan pipis bukan sekadar menyebabkan rasa tak nyaman, melainkan mengganggu fungsi fisiologis tubuh sejak tingkat sel. Saat anda menahan pipis, kandung kemih akan terus menegang di luar kapasitasnya, seperti balon yang diregangkan berlebihan, hingga ototnya bisa melemah atau kehilangan elastisitas naturalnya .
Dr. Elizabeth Kavaler dari Lenox Hill Hospital juga menambahkan bahwa overdistensi (peregangan berlebih) kandung kemih secara berulang bisa merusak otot detrusor, otot yang bertugas mengeluarkan urine. Bila ini terus terjadi, Anda bisa mengalami disfungsi kandung kemih kronis.
Meski awalnya terasa sepele, menahan buang air kecil dapat menimbulkan gejala seperti perut bagian bawah terasa penuh dan area panggul mulai tidak nyaman. Lama-lama, Anda mungkin merasakan tekanan di pinggang atau selangkangan karena urin bisa sedikit menetes tanpa kontrol. Sakit bukan cuma pikiran kosong, ini tanda tubuh sedang dipaksa menyesuaikan tekanan berlebih dalam kandung kemih Anda.
Potensi Risiko Kesehatan yang Lebih Serius
Tak hanya membahayakan otot kandung kemih, menahan pipis seharian bisa menyebabkan:
Infeksi Saluran Kemih (ISK): Urine yang tertahan menjadi media bagus untuk bakteri berkembang, menyebabkan rasa perih, nyeri, hingga demam. ISK adalah kasus umum akibat praktik ini.
Overactive Bladder Syndrome (OAB): Paradoxically, menahan pipis dapat membuat kandung kemih terlalu sensitif dan ototnya bereaksi secara berlebihan—mengakibatkan keinginan mendadak walaupun kandung kemih belum penuh.
Retensi Urine Akut: Jika terus diabaikan, akhirnya Anda bisa tidak mampu mengeluarkan urine sama sekali—kondisi medis yang memerlukan penanganan segera oleh tenaga kesehatan.
Refluks Vesikoureteral: Daripada mengalir lancar keluar, urine bisa terdorong balik naik ke ginjal, menyebabkan risiko infeksi ginjal (pielonefritis).
Potensi Kerusakan Ginjal: Dalam kasus ekstrem pada seseorang yang sudah mempunyai gangguan ginjal, menahan diuretik berlebihan dapat memicu gagal ginjal akut yang memerlukan perawatan intensif.
Siapa yang Berisiko Tinggi?
Kelompok yang tak merebut waktu untuk pipis seperti pengemudi jarak jauh, pekerja lapangan, guru, atau petugas medis, rentan mengalami akut dan kronis akibat menahan pipis seharian. Bagi wanita hamil, tekanan pada kandung kemih dari rahim bisa memperbesar masalah. Lansia dan penderita diabetes juga tak luput dari risiko apabila praktik menahan pipis menjadi kebiasaan sehari-hari.
Eksperimen 24 Jam: Apa Jadinya?
Jika Anda mencoba menahan pipis selama 24 jam penuh, saran dari dokter adalah Anda benar-benar mendekati kondisi darurat medis. Saat kandung kemih penuh terus menerus, tubuh tidak akan membiarkannya senyaman hari pertama. Ia memerlukan relaksasi melalui kateter untuk mengeluarkan urine, karena Anda tak akan bisa melakukannya sendiri. Prosedur medis mendesak bisa melibatkan kateter foley untuk menjaga nyaman dan mencegah komplikasi seperti infeksi atau kerusakan ginjal selanjutnya.
Tips Agar Tak Mengulangi Kebiasaan Tahan Pipis
Jadwalkan waktu pipis secara konsisten, terutama tiap 3–4 jam, meski Anda tidak merasa mendesak.
Kurangi konsumsi diuretik, seperti kopi, teh, soda, dan alkohol, saat Anda tahu tak bisa ke toilet dalam waktu lama.
Jangan abaikan sinyal tubuh, meski sedang lelah atau sibuk. Istirahat sejenak untuk pipis lebih baik daripada memaksakan.
Sediakan alternatif darurat, misalnya botol toilet portabel saat perjalanan jauh.
Kenali kondisi kronis seperti diabetes dan ISK—karena merebaknya ketidakseimbangan hormon dan sistem membuat risikonya makin tinggi.
Penanganan Medis Bila Sudah Telat
Jika Anda sudah mengalami rasa tidak nyaman ekstrem hingga kesulitan buang air kecil, langkah pertama adalah kunjungan ke dokter atau UGD untuk kateterisasi. Diagnosa lanjut mencakup urinalisis untuk mendeteksi infeksi, USG untuk melihat apakah ada refluks, dan evaluasi fungsi kandung kemih. Dokter akan membantu menstabilkan kondisi dalam pantauan medis.