Apakah Orang Bisa Merasakan Tanda Kematian Sebelum Itu Terjadi? Ini Penjelasan dari Ilmu, Intuisi, dan Spiritualitas
- Freepik
Dalam agama Kristen, ada banyak kisah tentang orang-orang suci yang 'mengetahui' atau 'dipanggil pulang' sebelum ajal. Bahkan dalam agama Buddha dan Hindu, disebutkan bahwa seseorang yang telah mencapai tingkat kesadaran tertentu bisa merasa ketika waktunya sudah dekat dan bahkan memilih kapan akan meninggal.
Psikolog spiritual dari Columbia University, Dr. Lisa Miller menjelaskan bahwa pengalaman spiritual menjelang kematian bukan sekadar delusi, tapi bagian dari struktur otak yang memungkinkan seseorang mengakses kesadaran transenden.
Beberapa pasien di perawatan paliatif dilaporkan bermimpi tentang anggota keluarga yang sudah meninggal atau melihat 'tempat indah' sebelum akhirnya meninggal dunia. Ini sering ditafsirkan sebagai bentuk transisi antara dunia nyata dan akhirat.
Kisah Nyata dan Titik Temu antara Ilmu dan Spiritualitas
Ada banyak kisah yang membuat kita bertanya-tanya. Misalnya, seorang ibu yang tiba-tiba menuliskan surat untuk anak-anaknya padahal tidak sakit, lalu meninggal mendadak beberapa hari kemudian. Atau seseorang yang mendadak memberi wasiat atau meminta maaf, tanpa tahu hari itu adalah hari terakhirnya.
Cerita-cerita ini terlalu banyak untuk diabaikan begitu saja. Ahli bedah saraf dari Harvard, Dr. Eben Alexander yang pernah mengalami koma dan pengalaman menjelang kematian, menulis dalam bukunya Proof of Heaven bahwa pengalaman 'transendental' menjelang kematian tak bisa dijelaskan dengan sains konvensional.
Dalam banyak kasus, orang merasa damai atau seolah 'sudah siap' untuk pergi. Dalam dunia medis, ini disebut 'fenomena terminal lucidity'—ketika pasien demensia atau Alzheimer yang parah mendadak sadar dan berbicara jernih sebelum meninggal. Ilmu belum bisa menjelaskan sepenuhnya mengapa ini terjadi.