Kelas Menengah RI Rentan Turun Kasta, Kaya Tak Mampu Miskin Tak Mau
- Freepik
Lifestyle – Di tengah pemulihan ekonomi pascapandemi dan tren inflasi global, sorotan kini tertuju pada kelompok kelas menengah RI yang justru mengalami tekanan hebat. Dalam lima tahun terakhir, data menunjukkan bahwa populasi kelas menengah di Indonesia tidak mengalami penguatan, tetapi justru menyusut.
Hal ini mengindikasikan bahwa banyak anggota kelas menengah yang selama ini dianggap sebagai pilar utama konsumsi nasional ternyata tidak memiliki ketahanan ekonomi yang cukup kuat untuk bertahan menghadapi tekanan ekonomi yang terus meningkat.
Bank Dunia dan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa populasi kelas menengah RI menurun drastis, bahkan jumlahnya telah berkurang hampir 10 juta jiwa dibandingkan tahun 2019. Meski masih berada di atas garis kemiskinan, kelompok ini terjebak dalam zona abu-abu yang sangat rentan.
Apa saja penyebab utama yang membuat kelas menengah RI kian rapuh dan berisiko jatuh miskin? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Jumlah Kelas Menengah Menurun Signifikan
Berdasarkan data BPS dan World Bank, jumlah penduduk kelas menengah RI menurun dari sekitar 57,33 juta jiwa (21,5%) pada 2019 menjadi hanya 47,85 juta jiwa (17,13%) pada 2024. Penurunan hampir 10 juta jiwa ini menandakan bahwa sebagian besar kelas menengah telah tergeser ke segmen rentan atau bahkan kembali ke bawah garis kemiskinan. Situasi ini memperlihatkan rapuhnya posisi ekonomi mereka dalam menghadapi krisis dan tekanan biaya hidup.
2. Margin Pengeluaran yang Terlalu Tipis