AI Bikin Dunia Kerja Berubah, Ini 7 Strategi agar Karier Anda Tetap Relevan

Ilustrasi AI membantu pekerjaan
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Kemajuan teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI), telah mengubah lanskap dunia kerja secara masif. Jika dulu gelar pendidikan tinggi menjadi syarat mutlak untuk mendapat pekerjaan yang layak, kini hal itu mulai bergeser. 

Ayah-Bunda, Ini 7 Jurusan SMK yang Lulusannya Paling Cepat Dapat Kerja di 2025

 

Banyak perusahaan besar mulai mengutamakan keterampilan nyata (skill) dibanding sekadar ijazah. Perubahan ini bukan tanpa dasar. AI tak hanya menggantikan pekerjaan rutin, tapi juga menciptakan kebutuhan akan talenta yang adaptif, kreatif, dan mampu belajar cepat. 

Milenial Wajib Tahu! Ini Strategi Atur Gaji Biar Gak Habis di Akhir Bulan, Nomor 3 Sering Diabaikan!

 

Laporan dari World Economic Forum (WEF) menyebutkan bahwa antara 2023 hingga 2027, sebanyak 83 juta pekerjaan akan hilang, namun 69 juta pekerjaan baru akan tercipta. Perubahan ini menuntut para pekerja untuk terus belajar dan membangun keterampilan baru agar tetap relevan.

Kuliah Mahal tapi Gaji Kecil? 7 Jurusan AI-Proof yang Pasti Laku di Tahun 2030!

 

Berikut ini tujuh strategi penting yang bisa Anda terapkan agar bisa bertahan, bahkan tumbuh, dalam dunia kerja berbasis AI.

 

1. Tingkatkan Skill Non-Teknis yang Tak Bisa Digantikan AI

 

Kecerdasan buatan unggul dalam memproses data dan menyelesaikan tugas berulang, tapi tetap belum mampu menandingi kecerdasan emosional manusia. Menurut laporan LinkedIn Future of Work, keterampilan seperti komunikasi, empati, kepemimpinan, dan kerja tim akan semakin penting.

 

Posisi seperti manajer, konselor, HR, hingga pemimpin proyek akan tetap membutuhkan sentuhan manusia yang tidak bisa direplikasi oleh mesin.

 

2. Belajar Cepat dan Terus-menerus (Reskilling & Upskilling)

 

Era digital menuntut kita untuk belajar, melepaskan yang lama, lalu belajar ulang. Alvin Toffler, futurolog legendaris, menyebut kemampuan untuk terus belajar ulang adalah kunci masa depan.

 

Anda bisa mulai dengan mengikuti kursus daring dari platform seperti Coursera, edX, dan Google Career Certificates untuk meningkatkan skill di bidang baru, termasuk data, cloud, analisis, dan manajemen proyek.

 

3. Fokus pada Pekerjaan yang Berhubungan dengan Teknologi AI

 

Daripada takut tergantikan oleh AI, mengapa tidak mempertimbangkan berkarier di dalam industrinya? Data dari Indeed Hiring Lab menunjukkan bahwa pekerjaan seperti AI trainer, prompt engineer, dan data analyst mengalami kenaikan permintaan lebih dari 70% dalam lima tahun terakhir.

 

Bahkan, Anda tidak perlu latar belakang IT untuk memulainya. Banyak bootcamp dan program sertifikasi yang bisa membantu Anda melakukan transisi karier.

 

4. Bangun Portofolio Nyata, Bukan Sekadar Gelar

 

Perusahaan kini lebih tertarik pada apa yang bisa Anda hasilkan, bukan di mana Anda kuliah. Mulailah dengan membangun portofolio proyek, entah itu desain, tulisan, analisis data, atau hasil kerja freelance.

 

Menurut Harvard Business Review, perusahaan semakin melihat "proof of work" (bukti hasil kerja nyata) sebagai indikator kompetensi.

 

5. Optimalkan Jejak Digital dan Personal Branding

 

Era digital menuntut pekerja aktif dalam membangun citra profesional. Survei dari CareerBuilder menunjukkan bahwa 70% perusahaan akan mengecek media sosial atau portofolio digital calon karyawan sebelum memanggil wawancara.

 

Gunakan platform seperti LinkedIn, Medium, atau Behance untuk menunjukkan keahlian Anda dan membangun jaringan profesional.

 

6. Kuasai Teknologi sebagai Alat Pendukung

 

Anda tak harus menjadi coder untuk relevan di era AI, tapi wajib bisa memanfaatkan teknologi untuk mendukung pekerjaan. Misalnya, gunakan ChatGPT untuk menyusun ide presentasi, Excel AI untuk menganalisis data, atau Notion AI untuk mengelola proyek.

 

Menurut MIT Sloan, karyawan yang bekerja berdampingan dengan AI (augmented worker) justru lebih produktif dan dihargai tinggi di perusahaan.

 

7. Ubah Pola Pikir: Karier Bukan Lagi Linear

 

Di era digital, karier bukan lagi soal naik jabatan secara linear. Banyak profesional kini memiliki portofolio karier—menggabungkan beberapa peran atau keterampilan lintas industri.

 

Pekerja masa depan harus berani bereksperimen dengan berbagai peran agar bisa menemukan kombinasi yang sesuai dengan identitas dan tujuan mereka.

 

Dunia kerja berbasis AI menghadirkan tantangan sekaligus peluang. Gelar mungkin membuka pintu, tapi skill-lah yang menentukan apakah Anda bisa bertahan di dalamnya. Dengan mengasah keterampilan, membangun portofolio, dan terus belajar, Anda tidak hanya akan selamat dari disrupsi teknologi, tapi justru akan menjadi salah satu pionir perubahan.

 

Ingat, bukan gelar yang menjamin masa depan, tapi kemauan Anda untuk terus bertumbuh.