Robert Kiyosaki: 5 Pengeluaran yang Harus Dihindari Kelas Menengah Kalau Mau Cepat Kaya

Robert Kiyosaki
Sumber :
  • Istimewa

LifestyleRobert Kiyosaki, penulis buku laris Rich Dad Poor Dad, mengajak kita untuk meninjau ulang kebiasaan keuangan yang selama ini dianggap “normal”. Dalam pandangannya, banyak keputusan finansial yang diambil oleh kelas menengah justru menjauhkan mereka dari kekayaan sejati. 

5 Pelajaran Hidup dari Sundar Pichai: Remaja India Jadi CEO Google hingga Miliarder Berharta Rp17 Triliun

Kiyosaki menyoroti pentingnya membedakan antara aset dan liabilitas, serta bagaimana mindset terhadap uang dapat menentukan masa depan keuangan seseorang. Bagi kelas menengah memiliki rumah sendiri, mobil baru, dan gelar pendidikan tinggi adalah simbol keberhasilan dan sering dianggap sebagai bukti nyata kesuksesan finansial.

Gagasan utama Kiyosaki menyatakan bahwa banyak orang membuat keputusan finansial yang justru menghambat mereka dalam mencapai kekayaan sejati. Inti pemikirannya sederhana namun kuat: “Orang miskin dan kelas menengah bekerja demi uang. Orang kaya membuat uang bekerja untuk mereka.” 

Gaji Selalu Habis? Nomor 3 Ini Sering Banget Bikin Kelas Menengah Tekor!

Filosofi ini menjadi dasar dari pandangan Kiyosaki mengenai kebiasaan belanja kelas menengah yang justru menjauhkan mereka dari kebebasan finansial. Berikut 5 pengeluaran yang harus dihindari oleh kelas menengah agar menyebabkan dompet tipis dan mendekatkan pada jurang kemiskinan. 

1. Jangan Terburu-Buru Beli Rumah Impian

Kiyosaki menyebut rumah tinggal bukanlah aset, melainkan liabilitas. Meskipun nilainya bisa naik seiring waktu, rumah tidak menghasilkan arus kas kecuali disewakan atau dijual. Biaya seperti cicilan, pajak, dan perawatan justru menguras tabungan bulanan.

7 Cara Melatih Motorik Anak dengan Aktivitas Seru dan Efektif, Ayah dan Ibu Wajib Coba di Rumah

Alih-alih membeli rumah pribadi terlalu cepat, Kiyosaki menyarankan agar kelas menengah lebih dulu berinvestasi di properti sewa atau instrumen lain yang menghasilkan pendapatan pasif. Setelah arus kas cukup stabil, barulah rumah impian bisa dimiliki dari hasil investasi tersebut, bukan dari utang konsumtif.

Halaman Selanjutnya
img_title