Patah Hati Bisa Bikin Kurus? Ini Penjelasan Ilmiahnya!
- iStock
Lifestyle –Pernah nggak, setelah patah hati, kamu merasa perut jadi nggak berselera, tidur nggak nyenyak, dan tanpa sadar celana jadi longgar? Padahal kamu nggak sedang diet atau olahraga. Ternyata, itu bukan sekadar perasaan, tapi reaksi tubuh yang nyata.
Menurut psikolog klinis dan penulis buku How to Fix a Broken Heart, Dr. Guy Winch, patah hati adalah bentuk stres emosional yang sangat kuat, dan bisa memengaruhi tubuh kita secara langsung.
"Patah hati adalah salah satu bentuk kehilangan paling menyakitkan. Tubuh memperlakukannya seperti luka fisik," jelas Dr. Winch.
Itu sebabnya, berat badan bisa turun drastis setelah kita mengalami kehilangan orang yang dicintai.
Emosi & Tubuh: Terhubung Lebih Dalam dari yang Kamu Kira
Kita sering lupa bahwa tubuh dan pikiran bekerja bersama. Saat hati terasa hancur, tubuh tidak bisa pura-pura baik-baik saja. Patah hati memicu reaksi kimia di otak yang mirip dengan stres berat bahkan menurut penelitian, otak memproses patah hati serupa dengan rasa nyeri fisik!
Apa yang terjadi saat kamu patah hati:
Sistem saraf simpatik aktif (mode “fight or flight”)
Lonjakan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin
Produksi serotonin & dopamin (hormon “bahagia”) menurun drastis
Gangguan pola tidur dan metabolisme
Semua itu memberi efek domino ke tubuh, termasuk penurunan berat badan tanpa disengaja.
Kenapa Patah Hati Bisa Bikin Berat Badan Turun?
1. Nafsu Makan Hilang Karena Emosi
Saat kamu sedih, kecewa, atau merasa ditinggalkan, otak memproduksi lebih sedikit hormon yang mengatur nafsu makan seperti dopamin dan ghrelin.
Makanan yang biasanya enak, tiba-tiba terasa hambar. Bahkan, ada yang sampai merasa mual hanya melihat makanan.
"Otak dalam kondisi stres sering menekan keinginan makan, karena tubuh menganggap ‘makan’ bukan prioritas saat sedang terluka," kata Dr. Winch.
2. Stres = Metabolisme Meningkat
Kamu mungkin nggak olahraga sama sekali setelah patah hati. Tapi tubuhmu tetap membakar kalori lebih banyak. Kok bisa? Ketika tubuh dipenuhi hormon kortisol dan adrenalin, jantung berdetak lebih cepat, otot menegang, dan suhu tubuh sedikit meningkat, ini dikenal sebagai stress-induced thermogenesis, alias pembakaran energi karena stres. Kalau ini terjadi berhari-hari, wajar jika berat badanmu ikut turun, meski kamu hanya rebahan di kamar.
3. Gangguan Tidur = Kalori Terbakar Lebih Banyak
Sulit tidur setelah putus? Itu juga bisa berkontribusi pada penurunan berat badan.
Kurang tidur menurunkan kadar leptin (hormon kenyang), meningkatkan irisin (pembakar energi), dan membuat tubuh tidak stabil dalam mengatur kapan harus makan dan kapan harus menyimpan energi.
Tidur yang buruk juga membuatmu lebih mudah lelah dan tidak nafsu makan keesokan harinya.
4. Kecemasan dan Gelisah Membakar Energi Diam-Diam
Coba perhatikan, banyak orang yang patah hati menjadi gelisah, mondar-mandir, menggoyangkan kaki, atau bergerak tanpa sadar.
Aktivitas kecil ini disebut NEAT (Non-Exercise Activity Thermogenesis), yaitu kalori yang terbakar dari gerakan sehari-hari non-olahraga. Kamu mungkin tidak menyadari, tapi jika dilakukan terus-menerus, ini bisa menyebabkan defisit kalori dan menurunkan berat badan.
Turun Berat Badan = Sehat? Belum Tentu!
Banyak yang mengira kurus karena patah hati adalah berkah tersembunyi. Padahal, turun berat badan karena stres atau emosi yang tidak stabil bukanlah hal sehat.
"Kalau kamu kurus karena patah hati, itu artinya tubuhmu dalam kondisi tidak seimbang. Kamu bukan hanya kehilangan lemak, tapi juga otot, energi, dan kekuatan mental," Dr. Winch mengingatkan.
Efek buruk penurunan berat badan akibat patah hati:
Tubuh kekurangan nutrisi
Sistem imun melemah
Mudah pusing, lemas, atau mual
Mudah tersinggung atau murung
Risiko depresi klinis meningkat
Kapan Harus Khawatir?
Kamu sebaiknya waspada jika mengalami beberapa dari tanda-tanda berikut:
Berat badan turun lebih dari 5% dalam sebulan, tanpa niat
Tidak merasa lapar sama sekali, bahkan makanan favorit pun diabaikan
Mudah lelah, sulit fokus, atau sering merasa pusing
Menangis terus-menerus dan merasa kehilangan arah hidup
Muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri
Kalau kamu mengalami 2 atau lebih dari tanda-tanda ini, jangan tunda untuk mencari bantuan profesional. Psikolog atau psikiater bisa membantumu pulih secara menyeluruh.
Tips Self-Healing: Pulihkan Hati Tanpa Merusak Tubuh
Walau butuh waktu, luka hati bisa pulih. Tapi jangan biarkan tubuhmu ikut menderita. Berikut tips self-healing dari Dr. Guy Winch agar kamu bisa tetap sehat secara fisik dan mental setelah putus cinta:
1. Makan, Meski Sedikit
Jangan tunggu lapar. Perlakukan makanan seperti obat: dikonsumsi sedikit demi sedikit secara teratur.
Pilih makanan hangat dan sederhana: bubur, sup ayam, roti panggang
Minum smoothies atau jus buah segar jika makanan padat terasa berat
Jangan lupa minum air yang cukup, karena menangis bisa membuatmu dehidrasi
2. Bangun Rutinitas Harian Kecil
Patah hati sering membuat kita merasa hidup berantakan. Untuk mengatasinya, buat jadwal sederhana setiap hari:
Bangun dan tidur di jam yang sama
Jalan kaki 10–15 menit saat pagi
Rapikan kamar atau meja kerja
Tulis 1–2 hal positif setiap malam
Rutinitas kecil bisa memberi rasa kontrol dan stabilitas di tengah kekacauan emosi.
3. Tulis Surat Emosi (Tapi Jangan Dikirim)
Dr. Winch menyarankan teknik menulis surat untuk mantan tapi jangan dikirim.
Tulis semua unek-unek, rasa kecewa, marah, dan sedih. Tujuannya bukan untuk konfrontasi, tapi untuk melepaskan beban emosional yang menumpuk.
4. Jauhkan Diri dari “Pemicu Luka”
Unfollow mantan di media sosial (sementara waktu)
Hindari lagu galau atau film romantis yang memperburuk perasaan
Pilih konten yang uplifting, seperti video lucu, cerita inspiratif, atau podcast self-love
5. Konsultasi Jika Emosi Tidak Kunjung Pulih
Kalau kamu sudah mencoba berbagai cara tapi tetap merasa hancur, tidak ada yang salah dengan mencari bantuan. Terapi kognitif perilaku (CBT) bisa membantumu menata ulang pikiran dan membangun energi positif dari dalam.
Patah hati memang menyakitkan. Tapi kamu tetap berhak untuk sehat, bukan cuma secara batin, tapi juga secara fisik. Jangan biarkan luka hati merampas kesehatanmu secara diam-diam.
Dr. Guy Winch mengingatkan, kehilangan bukan alasan untuk menghancurkan diri. Justru di situlah kamu bisa mulai membangun ulang dirimu dengan tubuh yang kuat dan hati yang pulih.
Jadi, peluk kesedihanmu, tapi juga rawat tubuhmu, karena kamu layak merasa utuh, meski pernah patah.