Sarapan Favorit Kita, Tapi Berapa Banyak Kalorinya? Hati-Hati Berat Badan Naik & Ngantuk Datang!

Ilustrasi nasi uduk
Sumber :
  • pinterest/ana

Lifestyle –Setiap pagi, pilihan sarapan kita hampir selalu menggoda mulai dari nasi uduk yang gurih dengan lauk lengkap, bubur ayam yang lembut dan penuh topping, nasi kuning yang harum dengan ayam serundeng, atau lontong sayur dengan kuah santan yang kaya rasa. Makanan-makanan ini memang identik dengan kenyamanan dan kehangatan pagi hari.

Tapi pernahkah kamu bertanya-tanya, berapa banyak kalori yang kamu konsumsi dari sepiring sarapan ini? Dan apakah itu berdampak pada berat badan atau rasa kantuk setelah makan?

Sarapan memang penting sebagai bahan bakar tubuh setelah semalaman berpuasa. Tapi kalau pilihan sarapan terlalu tinggi kalori atau tidak seimbang kandungan gizinya, justru bisa memicu dua masalah utama yakni berat badan yang pelan-pelan naik, dan tubuh yang malah terasa makin ngantuk

Nasi Uduk, Bubur Ayam, dan Teman-temannya: Kalorinya Nggak Main-Main

Yuk, kita bedah satu per satu menu favorit ini.

Pertama, nasi uduk. Nasi yang dimasak dengan santan ini biasanya disajikan dengan telur balado, bihun goreng, tempe orek, dan sambal. Dalam satu porsi lengkap, total kalorinya bisa tembus 700 sampai 800 kilokalori. Jumlah ini hampir setara dengan satu kali makan siang berat.

Lalu ada bubur ayam. Sekilas terlihat ringan, apalagi karena teksturnya lembut. Tapi jangan salah, saat ditambah topping seperti cakwe goreng, kerupuk, kuah kaldu berminyak, sambal, dan suwiran ayam, kalorinya bisa melonjak jadi sekitar 500 sampai 600 kilokalori, tergantung banyaknya topping.

Kemudian ada nasi kuning, yang tampak cantik dan menggoda dengan aroma kunyit. Umumnya disajikan dengan ayam goreng serundeng, telur balado, dan sambal goreng kentang. Total kalorinya bisa mencapai 650 sampai 750 kilokalori, apalagi jika nasinya padat dan lauknya digoreng semua.

Terakhir, lontong sayur. Kombinasi lontong, kuah santan, telur rebus, tahu atau tempe, dan kerupuk membuat menu ini terasa lengkap. Tapi di balik itu, kalorinya juga cukup tinggi yaitu sekitar 500 sampai 600 kilokalori, terutama karena santan kental dan kerupuk goreng.

Sebagai perbandingan, kebutuhan kalori orang dewasa per satu kali makan biasanya hanya sekitar 400–600 kilokalori. Jadi, kalau kita sarapan dengan nasi uduk plus teh manis, jumlah kalorinya bisa setara dua kali makan!

Kalori Pagi Hari Bisa Jadi Biang Masalah Berat Badan

Menurut profesor nutrisi dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, Dr. David Ludwig, jenis kalori dan waktu kita mengonsumsinya punya pengaruh besar terhadap berat badan. Kalori tinggi dari karbohidrat cepat serap seperti nasi putih, lontong, atau bubur bisa memicu lonjakan gula darah dengan cepat yang kemudian mendorong tubuh mengeluarkan insulin dalam jumlah besar.

“Pola makan tinggi kalori di pagi hari yang tidak diimbangi protein dan serat justru mendorong lonjakan insulin, mempercepat rasa lapar, dan menyimpan lebih banyak lemak tubuh,” jelas Dr. Ludwig.

Artinya, meskipun kamu merasa kenyang setelah sepiring nasi kuning, efeknya bisa jadi hanya sementara. Gula darahmu akan cepat naik, lalu turun drastis. Hasilnya? Kamu cepat lapar lagi, dan akhirnya ngemil sebelum makan siang. Inilah yang diam-diam membuat berat badan naik.

Kok Malah Ngantuk Setelah Sarapan?

Selain bikin berat badan naik, banyak orang juga merasa mengantuk setelah sarapan. Ini bukan sekadar sugesti tapi ada penjelasan ilmiahnya.

Makanan tinggi karbohidrat dan lemak, seperti nasi santan dan lontong sayur, memicu lonjakan gula darah yang cepat. Ketika tubuh merespons dengan melepaskan insulin dalam jumlah besar, kadar gula darah pun turun tajam tak lama kemudian. Penurunan inilah yang membuat tubuh terasa lemas, kurang fokus, bahkan ngantuk.

Dr. Ludwig menyebut kondisi ini sebagai postprandial crash, atau 'jatuh' energi setelah makan. Dan ini sering terjadi kalau kita sarapan dengan makanan yang tinggi kalori tapi miskin serat dan protein.

Bukan hanya karbohidrat, lemak jenuh dari santan dan minyak goreng pun bisa memperlambat proses pencernaan, membuat tubuh terasa 'berat' dan kurang segar. Itulah sebabnya setelah makan lontong sayur, kita malah ingin rebahan, bukannya semangat kerja.

Tips Sarapan Sehat Tapi Tetap Nikmat

Kabar baiknya, kamu tetap bisa menikmati sarapan khas Indonesia tanpa harus khawatir soal berat badan atau rasa kantuk. Kuncinya ada pada porsi, komposisi, dan cara penyajian. Berikut beberapa tips praktis yang bisa kamu coba:

Batasi porsi nasi atau lontong

Ambil nasi atau lontong setengah dari porsi biasa. Sisanya, isi dengan sayuran segar atau lauk berprotein seperti telur rebus atau tahu.

Kurangi topping goreng-gorengan

Cakwe, kerupuk, serundeng, dan bihun goreng memang enak, tapi tinggi lemak dan kalori. Batasi satu jenis saja, atau pilih versi yang dikukus atau dipanggang.

Tambahkan serat

Makanlah dengan lalapan, timun, tomat, atau tambahkan potongan buah seperti pepaya atau pisang setelah sarapan. Serat membantu menstabilkan gula darah dan membuat kenyang lebih lama.

Minuman juga harus cermat

Teh manis, kopi susu gula aren, atau susu kental manis bisa menambah 100–250 kilokalori tanpa kita sadari. Gantilah dengan teh tawar hangat atau air putih.

Bergerak setelah makan

Daripada duduk diam setelah sarapan, coba lakukan aktivitas ringan seperti berjalan kaki 10–15 menit. Ini bisa membantu mengaktifkan metabolisme dan mencegah rasa ngantuk.

Contoh Menu Sarapan Seimbang ala Indonesia

Kalau kamu tetap ingin makan menu favorit, berikut contoh modifikasinya:

  • Nasi uduk setengah porsi + telur rebus + timun + sambal sedikit

  • Bubur ayam tanpa cakwe + suwiran ayam rebus + daun bawang

  • Lontong sayur kuah santan encer + tahu rebus + irisan tomat

  • Nasi kuning mini + ayam bakar tanpa kulit + timun + daun kemangi

Dengan cara ini, kamu bisa menekan total kalori menjadi sekitar 400–500 kilokalori atau cukup untuk energi pagi hari tanpa membebani tubuh.

Sarapan memang penting, tapi bukan berarti kita boleh 'balas dendam' dengan makan sebanyak-banyaknya di pagi hari. Menu sarapan khas Indonesia memang lezat, tapi jika tidak diperhatikan, bisa jadi biang keladi berat badan yang naik diam-diam atau rasa ngantuk yang bikin produktivitas menurun.

Seperti yang dikatakan Dr. David Ludwig terkait dengan apa yang kamu makan di pagi hari menentukan ritme metabolisme tubuh sepanjang hari.

Jadi, yuk mulai lebih bijak memilih sarapan. Nasi uduk, bubur ayam, atau lontong sayur tetap bisa dinikmati, asal tahu cara mengaturnya!