Turis China ke Labuan Bajo Melonjak 350 Persen Berkat Kebijakan Baru VoA
- Wonderful Indonesia
Lifestyle – Indonesia semakin memantapkan posisinya sebagai destinasi pariwisata unggulan global, dan Labuan Bajo kini menjadi salah satu episentrum pertumbuhan yang paling menonjol. Peningkatan tajam dalam kunjungan wisatawan mancanegara, terutama dari Tiongkok, membuktikan keberhasilan kebijakan pemerintah dalam mempermudah akses masuk.
Implementasi Visa on Arrival (VoA) dan e-VoA telah secara signifikan mendorong sektor perjalanan, mengubah wajah pariwisata di daerah-daerah super prioritas seperti Labuan Bajo.
Kebijakan visa yang progresif telah disambut baik oleh berbagai pemangku kepentingan industri pariwisata di seluruh negeri. Melania Dasilva, manajer operasional L Bajo Hotel di timur Indonesia, adalah salah satu pelaku industri pariwisata yang sangat menyambut baik kebijakan ambisius pemerintah untuk mendorong sektor perjalanan di negara ini.
Ia menyoroti inisiatif seperti Visa on Arrival (VoA) dan e-VoA, yang telah meningkatkan kedatangan wisatawan, termasuk ke kampung halamannya di Labuan Bajo di ujung barat Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Saat ini, warga negara Tiongkok memenuhi syarat untuk mendapatkan VoA saat memasuki Indonesia, bersama dengan pengunjung dari Jerman, Jepang, Yordania, Rusia, Amerika Serikat, dan Uzbekistan. Selain itu, pemerintah juga telah memperluas bebas visa untuk semua anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), serta untuk pelancong dari Timor Leste, Suriname, Kolombia, Hong Kong, Tiongkok, Turkiye, dan Brasil.
Bagi pelaku usaha lokal, dampak kebijakan ini terasa langsung. Dasilva, sebagai manajer operasional hotel non-bintang di Labuan Bajo, mengatakan ia sebelumnya hanya melihat segelintir turis asing menginap di propertinya. Itu telah berubah, dengan jumlah yang kini meningkat, mendongkrak profil L Bajo Hotel.
Gelombang tamu baru termasuk pengunjung dari Australia, Jepang, dan Tiongkok. Peningkatan ini tidak hanya terjadi pada akomodasi non-bintang. Di antara hotel berbintang di Labuan Bajo, hotel bintang lima sebagian besar melayani turis asing—banyak yang tiba melalui Bali dan merencanakan perjalanan untuk melihat kadal terbesar di dunia di Taman Nasional Komodo di dekatnya, atau untuk menyelam di perairan biru yang menakjubkan di daerah tersebut.
Lonjakan Turis China dan Peningkatan Layanan Imigrasi
Data menunjukkan bahwa negara Tiongkok menjadi salah satu pasar utama yang memberikan kontribusi terbesar atas lonjakan ini. Peningkatan ini sangat signifikan, seperti yang diungkapkan oleh otoritas imigrasi setempat.
"Jumlah pengunjung Tiongkok ke Labuan Bajo telah melonjak 350 persen selama dua tahun terakhir, sebagian karena kebijakan visa-on-arrival pemerintah," kata Charles Christian Mathaus, Kepala Kantor Imigrasi Labuan Bajo, melansir China Daily, Selasa 7 Oktober 2025.
Bahkan, pada bulan April, turis Tiongkok menyumbang hampir 29 persen dari semua pengunjung asing ke Labuan Bajo. Angka ini menggarisbawahi pentingnya pasar Tiongkok bagi pertumbuhan pariwisata Labuan Bajo sebagai salah satu dari "Lima Destinasi Super Prioritas" Indonesia.
Selain kemudahan pengurusan visa, perbaikan layanan di pintu masuk utama juga berperan krusial. Saat ini, semakin sedikit laporan antrean panjang di gerbang imigrasi Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Penundaan yang parah di bandara, seperti yang sempat viral di masa lalu yang merinci pengalaman "mimpi buruk" pengunjung di bandara Bali dan harus menunggu berjam-jam dalam antrean imigrasi yang masif, tentu dapat menghambat niat wisatawan untuk berkunjung.
Sistem visa baru negara ini, yang mencakup VoA (diperkenalkan pada 2016) dan e-VoA (diperkenalkan pada 2022), memungkinkan turis dan pengunjung bisnis untuk tinggal hingga 30 hari setibanya di Indonesia.
Sementara VoA dapat dibeli di bandara, e-VoA dapat dipesan terlebih dahulu, memberikan fleksibilitas dan kepastian. Kedua opsi—terutama e-VoA—membantu mengurangi waktu tunggu yang lama di konter imigrasi, menciptakan pengalaman kedatangan yang lebih mulus.