Mengenal Ritual Melukat di Bali, Bolehkah Non-Hindu Melakukannya?

Ilustrasi melukat di Tirta Empul
Sumber :
  • Wonderful Indonesia

Pura Mengening di Tampaksiring dan Pura Luhur Tamba Waras di Tabanan juga menjadi pilihan populer. Setiap lokasi memiliki aturan spesifik, seperti jumlah sesajen yang harus dibawa, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan pemangku setempat.

Bolehkah Non-Hindu Mengikuti Melukat?

Cara Keluar dari Bandara Bali Cuma Rp8 Ribuan, Bisa Langsung ke Pelabuhan Sanur

Melukat, meskipun berakar pada tradisi Hindu Bali, terbuka bagi siapa saja, termasuk non-Hindu, selama dilakukan dengan rasa hormat dan mematuhi etika setempat. Masyarakat Bali dikenal ramah dan senang berbagi budaya mereka dengan wisatawan. 

Non-Hindu dapat berpartisipasi dengan niat tulus untuk merasakan penyucian spiritual atau memahami budaya Bali. Seorang peserta non-Hindu, seperti yang dibagikan oleh seorang wisatawan Muslim di Pura Tirta Empul, tetap dapat berdoa sesuai keyakinannya sambil mengikuti ritual, menunjukkan fleksibilitas ritual ini dalam konteks antaragama. Namun, penting untuk mendekati Melukat dengan hati terbuka dan tidak sekadar sebagai aktivitas wisata.

Etika dan Aturan untuk Peserta

10 Tempat Party Paling Hits di Bali, Vibesnya Asik Banget!

Untuk menjaga kesakralan ritual, peserta harus mematuhi beberapa aturan. Wanita yang sedang menstruasi dilarang mengikuti Melukat karena dianggap tidak suci dalam konteks Hindu Bali. 

Peserta wajib mengenakan pakaian adat Bali, seperti kain, kebaya, dan selendang untuk wanita, serta kain dan udeng untuk pria, yang biasanya tersedia untuk disewa di lokasi. 

Halaman Selanjutnya
img_title
Homestay Murah Rp150 Ribuan di Sanur, Cuma 5 Menit dari Pantai