Mengenal Ritual Melukat di Bali, Bolehkah Non-Hindu Melakukannya?
- Wonderful Indonesia
Prosedur Pelaksanaan Melukat
Ritual Melukat umumnya dipimpin oleh seorang pemangku (pemuka agama Hindu Bali) atau sulinggih (pendeta). Prosesnya dimulai dengan persiapan sesajen atau banten, seperti canang (rangkaian bunga dan janur) serta pejati (sesajen yang lebih kompleks), sebagai wujud penghormatan kepada dewa.
Peserta kemudian dimantrai oleh pemangku, diikuti dengan penyiraman air kelapa muda yang melambangkan Dewa Siwa sebagai pelebur. Tahap utama adalah mandi di sumber air suci, seperti pancuran di pura atau sungai, dengan mengucapkan mantra seperti “Om Sarira Parisudhamam Swaha” yang berarti “Semoga tubuh dan pikiran menjadi suci.”
Peserta membasuh tubuh mulai dari kepala, sering kali dengan gargling dan meminum air suci sebanyak tiga kali, untuk menyucikan tubuh dan jiwa.
Tempat Populer untuk Melukat
Bali memiliki banyak lokasi suci untuk Melukat, masing-masing dengan keunikan tersendiri. Pura Tirta Empul, yang dibangun pada abad ke-10, adalah destinasi paling terkenal dengan 14 pancuran air suci yang mengalir dari mata air alami.
Pura Dalem Pingit Sebatu di Gianyar menawarkan suasana lebih tenang dengan air terjun rendah yang jernih, cocok untuk pengalaman yang lebih intim. Pancoran Solas di Bangli, dengan 11 pancuran, dikenal memiliki energi penyembuhan yang kuat.