Mengenal Ritual Melukat di Bali, Bolehkah Non-Hindu Melakukannya?

Ilustrasi melukat di Tirta Empul
Sumber :
  • Wonderful Indonesia

Selama ritual, hindari menggunakan sabun, sampo, atau produk mandi lainnya, karena air suci harus bekerja secara alami. Ucapan kotor atau perilaku tidak sopan juga dilarang. 

Culture Shock Orang Bangka Tinggal di Jawa: Kebiasaan Makan sampai Tradisi Lebaran

Fotografi diperbolehkan di beberapa tempat, tetapi selalu minta izin terlebih dahulu, terutama selama momen sakral. Membawa sesajen sederhana seperti canang menunjukkan penghormatan terhadap tradisi.

Waktu yang Tepat untuk Melukat

Menurut kalender Hindu Bali, Melukat sebaiknya dilakukan pada hari-hari suci seperti Purnama (bulan purnama), Tilem (bulan baru), atau Kajeng Kliwon. Hari-hari seperti Banyu Pinaruh (sehari setelah Hari Raya Saraswati) atau Ngembak Geni (hari terakhir Nyepi) juga dianggap ideal. 

5 Kota di Indonesia yang Penduduknya Paling Agamis, Begini Kesehariannya

Namun, untuk wisatawan, banyak tempat suci seperti Pura Tirta Empul memungkinkan Melukat kapan saja, selama diikuti dengan persiapan yang tepat. Beberapa jenis Melukat, seperti Melukat Gomana (berkaitan dengan hari kelahiran Bali) atau Melukat Semarabeda (sebelum pernikahan), memiliki waktu khusus sesuai tujuan ritual.

Manfaat Spiritual dan Wisata

Melukat diyakini dapat menghilangkan energi negatif, mengurangi stres, dan membawa ketenangan batin. Banyak peserta melaporkan merasa lebih ringan dan segar setelah ritual, baik secara fisik maupun mental. 

Halaman Selanjutnya
img_title
Airbnb di Bali Ini Punya Perosotan Pribadi, Meluncur dari Kamar Langsung ke Kolam Renang