Aturan-aturan yang Harus Diperhatikan untuk Mendaki Gunung Rinjani
- Pixabay
Semua sampah, termasuk sampah organik, harus dibawa kembali ke bawah. Pendaki disarankan membawa kantong sampah tahan air dan memisahkan sampah plastik untuk memudahkan pengelolaan.
Selain itu, penggunaan api unggun dilarang keras karena risiko kebakaran hutan, terutama di musim kemarau. Pendaki hanya boleh memasak menggunakan kompor portable di area perkemahan yang ditentukan, seperti Pelawangan Sembalun atau Plawangan Senaru.
Menghormati Adat dan Pantangan Budaya Lokal
Masyarakat Sasak menganggap Gunung Rinjani sebagai tempat suci yang dihuni roh leluhur dan makhluk gaib. Oleh karena itu, pendaki wajib menghormati pantangan adat, seperti larangan memanggil nama seseorang secara langsung, terutama di malam hari atau di sekitar Danau Segara Anak.
Menurut kepercayaan lokal, panggilan nama dapat menarik perhatian entitas gaib, menyebabkan pendaki tersesat atau mengalami gangguan. Sebagai gantinya, gunakan nama panggilan atau isyarat non-verbal.
Selain itu, pendaki dilarang berbicara atau berperilaku tidak sopan, seperti mengumpat atau melakukan tindakan asusila, karena dianggap dapat mengganggu keseimbangan spiritual gunung.
Pemandu lokal biasanya mengadakan doa atau upacara kecil sebelum pendakian sebagai bentuk permohonan izin kepada penjaga gaib Rinjani. Pendaki disarankan mengikuti ritual ini dengan penuh hormat, meskipun berasal dari latar belakang budaya berbeda.