Penerapan Filosofi Zen dalam Siapkan Perjalanan, Traveler Harus Tahu!
- Pixabay
Ilustrasi kuil di Kyoto
- Pixabay
Destinasi yang mendukung slow travel dan praktik Zen sangat ideal untuk mewujudkan gagasan Dogen dan Takuan Sōhō. Di Jepang, kuil Zen seperti Ryoan-ji di Kyoto, dengan taman batunya yang terkenal, mengajak pengunjung untuk merenung dalam keheningan. Ziarah Shikoku, yang meliputi 88 kuil, menawarkan perjalanan spiritual yang mendalam melalui hiking dan refleksi.
Untuk pengalaman retreat, Eiheiji, salah satu kuil utama Sōtō Zen di Jepang, menyediakan sesi meditasi zazen dan pelatihan disiplin Zen. Di luar Jepang, Tassajara Zen Mountain Center di California menawarkan retreat di tengah alam, cocok untuk meditasi dan slow travel. Aktivitas seperti upacara teh atau menulis jurnal reflektif di destinasi ini memperkuat koneksi dengan prinsip Zen.
Wisatawan disarankan memilih tempat dengan suasana tenang, menghindari keramaian, dan membatasi penggunaan teknologi untuk menjaga fokus.
Praktik Mindfulness dalam Slow Travel
Slow travel selaras dengan Zen karena menekankan pengalaman di atas tujuan. Makan dengan penuh kesadaran, misalnya, melibatkan menikmati setiap suapan dan menghargai asal-usul makanan, seperti dalam tradisi Jepang shojin ryori (masakan vegetarian kuil).
Berinteraksi dengan penduduk lokal, seperti mengobrol dengan pengrajin di Kyoto, memperdalam koneksi manusiawi. Mendokumentasikan perjalanan dengan sketsa atau catatan tangan, alih-alih foto cepat, juga mencerminkan kesadaran penuh. Praktik ini tidak hanya meningkatkan pengalaman perjalanan, tetapi juga membawa manfaat jangka panjang seperti pengurangan stres dan peningkatan kesadaran diri, sejalan dengan ajaran Zen.