Stop Stigma! 5 Mitos Tentang Disabilitas Rungu yang Harus Dihentikan

Ilustrasi bahas isyarat
Sumber :
  • Freepik

Asumsi bahwa mereka dapat membaca bibir secara penuh justru seringkali menimbulkan frustrasi dan kesalahpahaman dalam komunikasi.  

Miris! 51,3 Persen Kekerasan Terhadap Anak Disabilitas Terjadi di Ruang Publik

“Bahasa isyarat adalah bahasa kesetaraan. Teras Perwira... tidak hanya mengajarkan bahasa isyarat... tetapi juga membuka pemahaman yang lebih dalam tentang budaya Tuli," kata Director of Digital and Sustainability, Grab Indonesia, Rivana Mezaya, dalam keterangannya.

Mempelajari bahasa isyarat (seperti BISINDO di Indonesia) jauh lebih efektif dan merupakan bentuk penghormatan terhadap bahasa ibu mereka.

2. Mitos: Tunarungu dan Tuli Adalah Istilah yang Sama

Mitos dan Fakta Kebebasan Finansial yang Perlu Kamu Ketahui, Jangan Salah Paham Lagi!

Fakta: Dalam konteks inklusivitas dan Budaya Tuli, kedua istilah ini memiliki perbedaan makna yang signifikan.

Tunarungu (hard of hearing atau hearing impaired) seringkali mengacu pada kondisi medis yang berfokus pada hilangnya fungsi pendengaran. Istilah ini sering dianggap berkonotasi negatif atau "kekurangan" yang harus diperbaiki.

Viral Kaya Mendadak karena Kripto? Simak Fakta dan Tips Investasi Bijak agar Tak Terjebak Jebakan FOMO

Tuli (dengan huruf 'T' kapital) merujuk pada identitas kultural dan linguistik. Komunitas Tuli bangga dengan identitas mereka, menggunakan bahasa isyarat sebagai bahasa utama mereka, dan memiliki norma, nilai, serta sejarah yang unik.

Halaman Selanjutnya
img_title