Belajar dari Kasus Ponpes Al Khoziny, Ini 5 Hal yang Harus Diteliti Sebelum Masukkan Anak ke Pesantren
- ChatGPT
Ketertiban yang Jelas: Selain akidah, peraturan dan ketertiban yang ada di pondok juga menjadi poin penting yang harus dipertimbangkan.
3. Transparansi Realitas Kehidupan Pesantren: Hindari Kebohongan
Aspek keamanan mental dan psikologis anak sering diabaikan. Buya Yahya sangat menganjurkan orang tua untuk bersikap jujur mengenai kehidupan di pesantren kepada calon santri. Jangan sampai karena terlalu bersemangat, orang tua malah melebih-lebihkan atau berbohong bahwa hidup di pondok itu "enak" tanpa kekurangan.
"Pondok ada capeknya, jangan bilang pondok enak. Bohong," tegas Buya Yahya.
Orang tua harus menyampaikan realitas yang jujur, seperti santri harus mandiri, mengantre di toilet, dan menghadapi keterbatasan fasilitas. Jika orang tua berbohong, anak yang tiba di pondok bisa mengalami stres. Menyampaikan fakta secara jujur adalah bagian dari persiapan mental anak untuk kemandirian.
4. Kompetensi Pendidik dengan Bekal Psikologi Anak
Tragedi kekerasan dan trauma di beberapa pesantren menunjukkan pentingnya memilih pendidik yang tidak hanya alim secara ilmu agama, tetapi juga kompeten dalam mengelola perkembangan psikologis anak. Buya Yahya menyoroti bahwa di zaman modern ini, pesantren harus dibekali oleh guru yang mengerti tentang psikologi anak.