Anak Laki-Laki Suka Main Boneka, Perlukah Orang Tua Khawatir?
- Freepik
Lifestyle –Permainan merupakan bagian penting dalam perkembangan anak, termasuk saat anak laki-laki memilih bermain boneka, yang sering dianggap sebagai mainan "perempuan" oleh masyarakat.
Stereotip gender kerap membuat orang tua khawatir ketika anak laki-laki mereka tertarik pada boneka, baik itu boneka bayi, action figure, atau boneka kain. Padahal, bermain boneka dapat memberikan manfaat besar bagi perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak, tanpa memandang jenis kelamin.
Berikut ini adalah alasan mengapa anak laki-laki suka bermain boneka, manfaat dari aktivitas ini, serta bagaimana orang tua dapat mendukung tanpa terjebak stereotip.
Mengapa Anak Laki-Laki Bermain Boneka?
Anak-anak, termasuk laki-laki, secara alami tertarik pada berbagai jenis mainan berdasarkan rasa ingin tahu dan imajinasi mereka. Boneka sering menjadi alat untuk mengeksplorasi dunia sosial dan emosional.
Menurut penelitian dari American Academy of Pediatrics, anak-anak menggunakan permainan untuk memahami peran sosial, seperti menjadi orang tua, dokter, atau tokoh dalam cerita yang mereka ciptakan. Anak laki-laki yang bermain boneka mungkin sedang melatih empati, berimajinasi, atau meniru perilaku yang mereka lihat di lingkungan sekitar, seperti merawat adik atau membantu di rumah. Ketertarikan ini tidak berkaitan dengan identitas gender, melainkan bagian dari proses perkembangan alami anak.
Faktor lain yang memengaruhi adalah lingkungan dan paparan mainan. Jika anak laki-laki sering melihat boneka di rumah, misalnya milik saudara perempuan atau di media, mereka cenderung ingin mencoba.
Selain itu, boneka modern seperti action figure atau karakter superhero sering dipasarkan untuk anak laki-laki, yang sebenarnya memiliki fungsi serupa dengan boneka tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa batasan antara mainan "laki-laki" dan "perempuan" sebenarnya bersifat buatan dan tidak mencerminkan kebutuhan perkembangan anak.
Manfaat Bermain Boneka bagi Anak Laki-Laki
Bermain boneka memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi perkembangan anak, termasuk:
Meningkatkan Empati dan Keterampilan Sosial
Saat anak laki-laki bermain boneka, mereka sering berpura-pura merawat atau berinteraksi dengan boneka tersebut. Aktivitas ini membantu mengembangkan empati, yaitu kemampuan memahami dan merasakan emosi orang lain. Misalnya, saat anak "menyusui" boneka bayi atau "mengobati" boneka yang "sakit", mereka belajar tentang perhatian dan tanggung jawab.
Mengasah Imajinasi dan Kreativitas
Boneka memungkinkan anak menciptakan cerita dan skenario yang kompleks. Mereka mungkin membuat dialog, konflik, atau petualangan, yang semuanya merangsang kreativitas dan kemampuan berpikir kritis. Ini penting untuk perkembangan kognitif dan kemampuan pemecahan masalah.
Melatih Keterampilan Bahasa
Bermain boneka sering melibatkan percakapan, baik antara anak dan boneka atau antar boneka dalam permainan imajinatif. Ini membantu anak laki-laki mengembangkan kosakata, tata bahasa, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
Mendukung Regulasi Emosi
Boneka dapat menjadi alat bagi anak untuk mengekspresikan emosi yang sulit diungkapkan secara langsung. Misalnya, anak mungkin menggunakan boneka untuk menceritakan ketakutan atau kegembiraan, yang membantu mereka memahami dan mengelola perasaan mereka.
Peran Orang Tua dalam Mendukung Anak
Orang tua memiliki peran besar dalam mendukung anak laki-laki yang suka bermain boneka tanpa membuat mereka merasa salah atau berbeda. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
Hindari Stereotip Gender
Jangan melabeli mainan sebagai "khusus laki-laki" atau "khusus perempuan". Biarkan anak memilih mainan berdasarkan minat mereka. Penelitian dari University of Cambridge (2020) menunjukkan bahwa pembatasan mainan berdasarkan gender dapat menghambat perkembangan anak karena membatasi kesempatan eksplorasi.
Dukung Permainan Imajinatif
Ajak anak bermain bersama boneka untuk mendorong kreativitas. Misalnya, orang tua dapat berpartisipasi dalam cerita yang dibuat anak atau memberikan ide baru untuk permainan. Ini juga memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan anak.
Berikan Variasi Mainan
Sediakan berbagai jenis boneka, seperti action figure, boneka kain, atau karakter hewan, untuk memenuhi minat anak. Pastikan mainan aman dan sesuai dengan usia anak, misalnya bebas dari bagian kecil untuk anak di bawah 3 tahun.
Edukasi Lingkungan Sekitar
Jika kerabat atau teman mengomentari pilihan mainan anak, jelaskan bahwa bermain boneka adalah bagian normal dari perkembangan. Ini membantu menciptakan lingkungan yang mendukung dan bebas dari stigma.
Mengatasi Kekhawatiran Orang Tua
Banyak kekhawatiran orang tua berasal dari norma sosial atau ketakutan bahwa bermain boneka akan memengaruhi identitas gender anak.
Namun, para ahli seperti psikolog anak dari Harvard University menegaskan bahwa pilihan mainan tidak menentukan orientasi gender atau kepribadian anak di masa depan. Yang terpenting adalah anak merasa aman dan didukung untuk mengeksplorasi minat mereka. Jika orang tua masih merasa cemas, berkonsultasi dengan psikolog anak dapat memberikan pandangan yang lebih jelas dan berbasis bukti.
Orang tua juga perlu memantau apakah anak menunjukkan tanda-tanda distress atau tekanan sosial terkait pilihan mainannya. Jika anak merasa diejek karena bermain boneka, bantu mereka membangun kepercayaan diri dengan menegaskan bahwa semua jenis permainan adalah wajar.