Belajar Lebih Singkat Tapi Nempel di Otak? Ini Caranya untuk Anak
- Freepik
Lifestyle –Banyak orang tua yang masih percaya bahwa semakin lama anak belajar, semakin pintar mereka. Tidak jarang anak dipaksa belajar berjam-jam, bahkan sampai larut malam, dengan harapan semua materi bisa diingat dengan baik.
Sayangnya, kenyataan tidak selalu demikian. Anak yang belajar terlalu lama justru sering merasa lelah, bosan, dan malah tidak menyerap materi.
Padahal, menurut penelitian, belajar dalam waktu singkat dengan teknik yang tepat bisa jauh lebih efektif. Anak-anak tidak perlu belajar lama, asalkan mereka menggunakan metode yang melibatkan otak secara aktif.
Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab belajar lama tidak efektif dan bagaimana strategi belajar efisien dapat membuat pelajaran lebih “nempel” di otak anak.
Profesor psikologi di Washington University in St. Louis, Amerika Serikat, Dr. Henry L. Roediger III merupakan salah satu pakar yang banyak meneliti strategi belajar efektif. Dalam berbagai studinya tentang retrieval practice dan spaced learning, ia menemukan bahwa anak tidak perlu belajar berjam-jam asalkan metode yang dipakai tepat.
“Belajar lebih singkat tapi fokus dengan teknik pemanggilan kembali (active recall) dan pengulangan berkala (spaced practice) jauh lebih efektif daripada belajar lama tanpa strategi. Otak perlu ditantang untuk mengingat, bukan hanya membaca ulang,” jelas Dr. Roediger.
Selain itu, Dr. Roediger juga menyarankan agar pembelajaran dibuat menyenangkan. Jika anak terlibat dalam permainan atau aktivitas interaktif, mereka akan lebih termotivasi dan materi akan lebih mudah diingat.