Kental Manis Bikin Anak Aktif atau Hiperaktif? Ini Penjelasannya dari Ahli Gizi

Kental manis
Sumber :
  • Freepik

"Lonjakan gula bisa memberikan sensasi energi tinggi sesaat. Anak mungkin jadi lebih ceria, lebih banyak bicara, atau tampak sangat aktif. Tapi efek ini tidak bertahan lama," jelas Krieger.

Ketiak dan Leher Menghitam? Jangan Anggap Sepele, Bisa Jadi Tanda Awal Diabetes

Setelah beberapa waktu, tubuh akan merespons dengan menurunkan kadar gula darah kembali ke normal, bahkan bisa turun lebih rendah dari sebelum makan. Proses ini memicu kondisi yang dikenal sebagai sugar crash di mana anak mendadak menjadi lemas, rewel, menangis tanpa sebab, sulit fokus, atau tampak kelelahan.

Dalam jangka panjang, kebiasaan mengonsumsi gula tinggi bisa membentuk pola makan yang buruk. Anak bisa jadi lebih sering craving (mencari) makanan manis karena otaknya sudah terbiasa mendapatkan “reward instan” dari gula. Ini bisa berdampak pada gangguan konsentrasi, tidur tidak nyenyak, mood tidak stabil, bahkan perilaku mirip hiperaktif meskipun belum tentu termasuk dalam spektrum ADHD.

Risiko Jangka Panjang: Bukan Sekadar Aktif Sesaat

Bukan Genetik, Ini Bukti Ilmiah Mengapa Orang Gemuk Jarang Ditemui di Jepang!

Aktif secara fisik tentu baik bagi anak, tapi jika sumber energi berasal dari makanan yang miskin nutrisi seperti kental manis, maka itu bukan energi sehat.
Anak yang terlalu sering diberi kental manis berisiko mengalami obesitas anak, kerusakan gigi (karies), penurunan daya tahan tubuh, ketidakseimbangan hormon insulin dan masalah perilaku dan emosi

Apalagi jika kebiasaan konsumsi ini dimulai sejak dini dan berlangsung bertahun-tahun, risiko gangguan metabolik seperti pra-diabetes atau sindrom metabolik bisa muncul di usia muda.

Program Pendampingan gizi ke Masyarakat

Halaman Selanjutnya
img_title
Turunkan Berat Badan dengan Konsumsi Nanas Setelah Makan, Efektifkah?