Tips Sehat Menaikkan Berat Badan Anak yang Picky Eater
- Pixabay
Lifestyle –Anak yang merupakan picky eater, atau pemilih makanan, sering kali menjadi tantangan bagi orang tua, terutama ketika berat badan anak tidak sesuai dengan standar pertumbuhan. Picky eating adalah perilaku umum pada anak usia dini, di mana mereka cenderung menolak makanan baru atau hanya menyukai jenis makanan tertentu. Hal ini dapat menghambat asupan kalori dan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan.
Namun, dengan strategi yang tepat, orang tua dapat membantu anak picky eater mencapai berat badan sehat tanpa memicu stres atau konflik. Artikel parenting ini akan mengulas tips berbasis ilmiah untuk menaikkan berat badan anak yang pemilih makanan, dengan fokus pada pendekatan gizi, psikologi, dan lingkungan makan yang mendukung.
Memahami Perilaku Picky Eating
Picky eating sering kali muncul pada usia 2–6 tahun, saat anak mulai mengembangkan preferensi rasa dan tekstur. Menurut studi dalam Journal of Pediatric Psychology, perilaku ini dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, pengalaman sensorik, atau lingkungan makan yang kurang kondusif. Beberapa anak menolak makanan karena tekstur tertentu, seperti sayuran yang lunak, atau karena rasa yang asing.
Langkah pertama adalah mengidentifikasi pola makan anak, seperti makanan yang disukai atau ditolak, serta waktu makan yang paling efektif. Konsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi dapat membantu menyingkirkan kemungkinan masalah medis, seperti gangguan saluran cerna atau alergi makanan, yang dapat memperburuk picky eating.
Menyediakan Makanan Padat Gizi dalam Porsi Kecil
Untuk menaikkan berat badan, anak membutuhkan makanan yang kaya kalori dan nutrisi, tetapi disajikan dalam porsi kecil agar tidak membebani. Menurut Dietary Guidelines for Americans, anak usia 2–8 tahun memerlukan 1.000–1.800 kalori per hari, tergantung usia dan aktivitas. Pilih makanan padat gizi seperti alpukat, selai kacang, keju, atau minyak zaitun.
Misalnya, tambahkan satu sendok teh minyak zaitun ke sayuran kukus atau nasi untuk meningkatkan kalori tanpa menambah volume. Protein berkualitas, seperti telur atau daging tanpa lemak, mendukung pertumbuhan otot, sedangkan karbohidrat kompleks seperti oatmeal atau kentang memberikan energi berkelanjutan. Camilan seperti yogurt penuh lemak dengan potongan buah atau roti gandum dengan selai kacang dapat disajikan 2–3 kali sehari untuk menambah asupan kalori.
Memperkenalkan Makanan Baru Secara Bertahap
Anak picky eater sering menolak makanan baru karena rasa atau tekstur yang tidak familiar. Penelitian oleh Dr. Natalie Muth, ahli gizi anak, menunjukkan bahwa anak mungkin perlu mencoba makanan baru hingga 10–15 kali sebelum menerimanya. Untuk meminimalkan penolakan, sajikan makanan baru bersama makanan favorit anak. Misalnya, jika anak menyukai pasta, tambahkan sedikit brokoli cincang halus ke dalam saus untuk memperkenalkan sayuran secara bertahap.
Eksperimen dengan cara pengolahan juga membantu. Anak yang menolak sayuran rebus mungkin menyukai sayuran panggang yang renyah, seperti wortel panggang dengan sedikit minyak zaitun. Smoothie berbasis buah dengan tambahan sayuran seperti bayam juga Pragmatic Play dapat menjadi alternatif untuk anak yang sulit mengunyah sayuran utuh.
Menciptakan Lingkungan Makan yang Positif
Suasana makan yang menyenangkan dapat meningkatkan minat anak terhadap makanan. Hindari memaksa anak untuk makan, karena tekanan dapat memperburuk penolakan. Sebaliknya, ciptakan lingkungan yang santai dan menarik. Gunakan piring berwarna cerah atau berbentuk karakter favorit anak untuk menambah daya tarik.
Libatkan anak dalam proses makan, seperti memilih sayuran di pasar atau membantu menata meja, untuk meningkatkan rasa memiliki. Penelitian dalam Appetite Journal menunjukkan bahwa anak cenderung makan lebih banyak dalam suasana yang bebas stres. Tetapkan jadwal makan yang konsisten, misalnya tiga kali makan utama dan dua camilan, untuk membangun kebiasaan tanpa membuat anak merasa tertekan.
Mengelola Tekstur dan Rasa dengan Kreatif
Tekstur dan rasa makanan sering menjadi penyebab picky eating. Beberapa anak menolak makanan karena teksturnya, seperti sayuran yang terlalu lembek atau keras. Cobalah berbagai metode memasak, seperti memanggang untuk tekstur renyah atau menghaluskan sayuran ke dalam saus atau smoothie.
Untuk rasa, hindari pemanis buatan yang dapat membiasakan anak pada rasa manis berlebihan. Gunakan pemanis alami seperti madu (untuk anak di atas 1 tahun) atau buah-buahan untuk menambah daya tarik. Misalnya, saus apel dapat dicampur dengan ubi tumbuk untuk rasa manis yang alami dan kalori tambahan.
Memantau dan Menyesuaikan Strategi
Pantau pertumbuhan anak secara rutin menggunakan kurva pertumbuhan WHO atau CDC, tetapi hindari fokus berlebihan pada angka. Perhatikan tanda-tanda kesehatan seperti tingkat energi, pola tidur, dan perkembangan motorik. Jika strategi tidak berhasil setelah beberapa bulan, konsultasikan dengan ahli gizi atau terapis makan untuk pendekatan yang lebih terarah, seperti terapi sensorik untuk anak dengan kepekaan tekstur.
Pastikan semua makanan aman dan sesuai dengan usia anak, serta hindari bahan yang dapat memicu alergi. Dengan kesabaran dan pendekatan yang tepat, anak picky eater dapat belajar menikmati makanan sambil mencapai berat badan yang sehat.