Jadwal Simpel untuk Working Mom, Bantu Anak Belajar Teratur

Ilustrasi anak belajar
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Bagi working mom, menyusun jadwal yang mendukung kebiasaan belajar anak sering kali menjadi tantangan di tengah kesibukan pekerjaan dan urusan rumah tangga. Padatnya rutinitas harian tidak boleh menghalangi anak untuk memiliki pola belajar yang teratur, karena konsistensi dalam belajar membantu membangun disiplin dan prestasi akademik. 

Tips Memilih Tempat Penitipan Anak yang Aman, Working Mom Harus Teliti!

Dengan pendekatan yang tepat, working mom dapat menciptakan jadwal sederhana yang tidak hanya efektif, tetapi juga fleksibel, sehingga anak tetap termotivasi dan orang tua tetap tenang. Artikel parenting ini akan memaparkan strategi praktis untuk membantu working mom menyusun jadwal belajar yang teratur bagi anak, dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu dan kebutuhan perkembangan anak.

Tentukan Waktu Belajar yang Konsisten

Kunci utama dalam membentuk kebiasaan belajar adalah konsistensi waktu. Penelitian dari Journal of Educational Psychology (2022) menunjukkan bahwa anak-anak yang belajar pada waktu yang sama setiap hari cenderung lebih fokus dan memiliki retensi informasi yang lebih baik. 

Gaya Parenting Orang Belanda, Bisa Hasilkan Anak Mandiri dan Bahagia

Working mom dapat memilih waktu yang realistis, seperti 30-60 menit setelah anak pulang sekolah atau setelah makan malam, ketika anak sudah cukup istirahat. Misalnya, jadwal belajar dari pukul 18.00 hingga 18.45 dapat menjadi pilihan yang efektif untuk anak usia sekolah dasar.

Pastikan waktu yang dipilih tidak bertabrakan dengan jam sibuk orang tua, seperti saat memasak atau meeting kerja. Jika memungkinkan, libatkan anak dalam menentukan waktu belajar untuk memberikan mereka rasa memiliki terhadap jadwal tersebut. Gunakan pengingat visual, seperti kalender atau jam alarm, untuk membantu anak mengingat waktu belajar tanpa perlu diingatkan berulang kali.

Prioritaskan Tugas Berdasarkan Kebutuhan Anak

Parenting Non-Otoriter di Denmark, Begini Pengaruhnya Pada Anak

Tidak semua tugas sekolah memiliki tingkat urgensi yang sama. Working mom perlu membantu anak memprioritaskan tugas berdasarkan tenggat waktu dan tingkat kesulitan. Misalnya, tugas yang harus diserahkan keesokan harinya atau mata pelajaran yang sulit bagi anak, seperti matematika, dapat didahulukan. Ajarkan anak untuk membuat daftar tugas sederhana, seperti mencatat “mengerjakan soal matematika” atau “membaca bab 3 pelajaran IPA,” untuk memberikan struktur pada sesi belajar mereka.

Untuk anak yang lebih kecil, orang tua dapat membantu memecah tugas menjadi bagian-bagian kecil agar tidak terasa berat. Misalnya, alih-alih meminta anak menyelesaikan 10 soal sekaligus, bagi menjadi dua sesi dengan lima soal per sesi. Pendekatan ini membantu anak tetap fokus dan mengurangi risiko kelelahan, yang sering dialami anak setelah seharian di sekolah.

Ciptakan Lingkungan Belajar yang Mendukung

Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting untuk menjaga konsentrasi anak. Working mom dapat menyiapkan sudut belajar yang tenang, bebas dari gangguan seperti televisi atau suara bising. Pastikan meja belajar anak dilengkapi dengan alat tulis yang diperlukan dan bebas dari mainan atau gadget yang dapat mengalihkan perhatian. Pencahayaan yang cukup dan kursi yang nyaman juga membantu anak merasa betah selama sesi belajar.

Menurut studi dari Child Development Research (2021), lingkungan yang terorganisir dapat meningkatkan produktivitas anak hingga 20%. Jika ruang terbatas, working mom dapat menggunakan meja makan sebagai area belajar sementara, asalkan tetap dijaga kerapiannya. Pastikan anak memiliki akses mudah ke buku dan alat belajar untuk meminimalkan gangguan selama sesi belajar.

Sisipkan Waktu Istirahat dan Aktivitas Menyenangkan

Anak-anak, terutama yang masih di usia sekolah dasar, memiliki rentang konsentrasi yang terbatas, biasanya sekitar 20-30 menit. Untuk menjaga motivasi, working mom dapat menerapkan teknik seperti metode Pomodoro, di mana anak belajar selama 25 menit, kemudian mendapat istirahat 5 menit untuk bergerak atau minum air. Istirahat singkat ini membantu anak menyegarkan pikiran dan mencegah kebosanan.

Selain itu, sisipkan aktivitas menyenangkan sebagai bagian dari jadwal harian, seperti waktu bermain atau membaca buku cerita setelah sesi belajar selesai. Aktivitas ini berfungsi sebagai “hadiah” yang membuat anak lebih antusias menyelesaikan tugas belajar mereka. Misalnya, setelah menyelesaikan tugas matematika, anak dapat menikmati waktu 15 menit untuk menggambar atau bermain puzzle.

Libatkan Komunikasi Positif dan Dukungan Emosional

Komunikasi yang mendukung sangat penting untuk menjaga motivasi anak dalam belajar. Working mom dapat memulai sesi belajar dengan percakapan singkat tentang hari anak, seperti menanyakan pelajaran favorit mereka atau tantangan yang mereka hadapi di sekolah. Pendekatan ini membantu anak merasa didengar dan didukung, sehingga mereka lebih terbuka terhadap proses belajar.

Saat anak menghadapi kesulitan, hindari kritik yang dapat menurunkan semangat. Sebaliknya, gunakan kalimat positif seperti, “Ibu tahu ini agak sulit, tapi kita coba pelan-pelan ya.” Berikan pujian spesifik atas usaha mereka, misalnya, “Hebat, kamu sudah selesai membaca dua halaman tadi!” Menurut Journal of Positive Psychology (2023), pujian yang berfokus pada usaha meningkatkan kepercayaan diri anak dan mendorong mereka untuk terus mencoba.

Manfaatkan Teknologi Secara Bijak

Di era digital, teknologi dapat menjadi alat bantu yang efektif untuk mendukung jadwal belajar anak. Working mom dapat memanfaatkan aplikasi pendidikan, seperti platform pembelajaran daring atau aplikasi manajemen waktu, untuk membantu anak tetap terorganisir. Misalnya, aplikasi seperti Google Calendar dapat digunakan untuk mencatat jadwal belajar, sementara platform seperti Khan Academy menyediakan materi pelajaran yang interaktif.

Namun, penting untuk mengawasi penggunaan teknologi agar tidak berubah menjadi distraksi. Tetapkan aturan jelas, seperti tidak ada gadget selama sesi belajar kecuali untuk keperluan tugas. Working mom juga dapat memanfaatkan fitur pengatur waktu di ponsel untuk membantu anak mengikuti jadwal belajar dan istirahat dengan disiplin.

Libatkan Pengasuh atau Anggota Keluarga Lain

Bagi working mom yang memiliki jam kerja panjang, melibatkan pengasuh atau anggota keluarga lain dapat membantu menjaga konsistensi jadwal belajar. Pastikan pengasuh memahami jadwal dan aturan yang telah disepakati, seperti waktu belajar dan tugas yang perlu diprioritaskan. Berikan panduan tertulis atau daftar tugas harian untuk memastikan semua pihak selaras dalam mendukung kebiasaan belajar anak.

Jika memungkinkan, luangkan waktu di akhir pekan untuk mengevaluasi kemajuan anak bersama pengasuh atau keluarga. Diskusikan apakah jadwal berjalan baik atau perlu penyesuaian. Keterlibatan keluarga menciptakan sistem pendukung yang kuat, sehingga anak merasa didukung meskipun ibunya sedang bekerja.