Kakek-Nenek yang Terlalu Memanjakan, Apakah Merusak Disiplin Anak?
- Freepik
Mengelola pola asuh kakek-nenek yang memanjakan tidaklah mudah. Perbedaan pandangan antara kakek-nenek dan orang tua sering kali memicu ketegangan, terutama jika orang tua merasa aturan mereka diabaikan. Dalam budaya Indonesia, norma menghormati orang tua dapat menyulitkan orang tua untuk mengoreksi kakek-nenek secara langsung.
Jika kakek-nenek menjadi pengasuh utama, menegakkan disiplin menjadi lebih sulit karena mereka memiliki otoritas besar dalam keseharian anak. Selain itu, anak mungkin bingung dengan aturan yang tidak konsisten, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk memahami tanggung jawab atau konsekuensi. Tantangan ini menuntut pendekatan parenting yang kolaboratif untuk menjaga harmoni keluarga.
Strategi Menyeimbangkan Kasih Sayang dan Disiplin
Untuk mengatasi pola asuh yang terlalu memanjakan, komunikasi terbuka antara orang tua dan kakek-nenek sangat penting. Orang tua dapat mendiskusikan aturan dasar, seperti batasan waktu layar atau konsumsi camilan, dengan cara yang menghormati peran kakek-nenek.
Menetapkan batasan yang jelas membantu kakek-nenek memahami ekspektasi tanpa merasa dihakimi. Selain itu, mengapresiasi kasih sayang kakek-nenek sambil mengarahkan mereka ke aktivitas terstruktur, seperti membaca buku atau mengerjakan proyek kreatif, dapat menyeimbangkan pendekatan mereka.
Orang tua juga dapat mengajarkan anak untuk memahami perbedaan peran kakek-nenek dan orang tua, misalnya dengan menjelaskan bahwa aturan di rumah berbeda dengan waktu bersama kakek-nenek. Strategi ini memastikan pola asuh tetap mendukung disiplin tanpa mengurangi ikatan emosional.