Kakek-Nenek yang Terlalu Memanjakan, Apakah Merusak Disiplin Anak?
- Freepik
Ada beberapa alasan mengapa kakek-nenek cenderung memanjakan cucu mereka. Pertama, motivasi emosional memainkan peran besar; mereka ingin melihat cucu mereka bahagia dan merasa dicintai, sering kali karena waktu bersama cucu terbatas. Kedua, perbedaan generasi memengaruhi pola asuh mereka. Kakek-nenek, yang dibesarkan dengan pendekatan tradisional, mungkin melihat permisivitas sebagai bentuk kasih sayang alami.
Ketiga, sebagai pengasuh sekunder, mereka merasa tidak perlu menerapkan disiplin ketat, menganggap itu adalah tanggung jawab utama orang tua. Kurangnya komunikasi dengan orang tua tentang aturan pengasuhan juga dapat memperkuat kecenderungan ini, membuat pola asuh mereka lebih longgar dibandingkan standar parenting modern.
Dampak Pola Asuh Memanjakan terhadap Disiplin Anak
Pola asuh yang terlalu memanjakan dapat memberikan dampak positif dan negatif pada anak. Di sisi positif, anak merasa dicintai dan aman, yang mendukung perkembangan emosional dan rasa percaya diri. Ikatan kuat dengan kakek-nenek juga memperkaya pengalaman anak melalui cerita budaya atau tradisi keluarga.
Namun, dampak negatifnya lebih signifikan terkait disiplin. Anak mungkin kesulitan memahami batasan, menunjukkan perilaku manja, atau menjadi terlalu bergantung pada orang lain untuk memenuhi keinginannya. Inkonsistensi antara pola asuh kakek-nenek dan orang tua dapat memicu konflik, seperti anak yang menolak aturan orang tua karena kakek-nenek lebih permisif.
Menurut teori parenting, keseimbangan antara kasih sayang dan disiplin sangat penting untuk membentuk karakter anak yang mandiri dan bertanggung jawab.