Bolehkah Ibu Menyusui Diet? Inilah Pantangan yang Harus Dipahami

Ilustrasi diet
Sumber :
  • Pixaby

Lifestyle –Dalam perjalanan parenting, ibu menyusui sering kali dihadapkan pada keinginan untuk menurunkan berat badan pascapersalinan sambil memastikan produksi ASI tetap optimal untuk kesehatan bayi. Kekhawatiran bahwa diet dapat mengurangi kualitas atau kuantitas ASI kerap menjadi hambatan, membuat ibu ragu untuk mengatur pola makan. Padahal, dengan pendekatan yang tepat, menjalani diet sehat selama menyusui adalah hal yang mungkin tanpa mengorbankan pola asuh yang mendukung perkembangan bayi. 

10 Menu MPASI Praktis dan Sehat untuk Ibu Bekerja

Artikel ini bertujuan untuk mengklarifikasi mitos seputar diet bagi ibu menyusui, menjelaskan pantangan yang perlu dihindari, dan memberikan panduan praktis untuk menjalani pola makan sehat. Dengan informasi berbasis fakta, ibu dapat menjalani parenting dengan lebih percaya diri sambil menjaga kesehatan diri dan bayi.

Mitos dan Fakta tentang Diet saat Menyusui

Banyak ibu menyusui yang khawatir bahwa diet akan mengurangi produksi ASI atau memengaruhi kualitas nutrisinya, sebuah mitos yang sering kali menghambat pola asuh yang sehat. Faktanya, diet dengan defisit kalori ringan yang dirancang dengan baik tidak akan mengganggu produksi ASI, selama kebutuhan nutrisi dan energi ibu terpenuhi. 

Perbedaan Pola Asuh Nenek di Desa dan di Kota, Mana yang Lebih Efektif?

Penelitian menunjukkan bahwa penurunan berat badan sebesar 0,5-1 kg per minggu melalui diet sehat dan olahraga tidak berdampak negatif pada menyusui. Dalam konteks parenting, memahami fakta ini membantu ibu menghilangkan ketakutan dan fokus pada pola asuh yang mendukung kesehatan jangka panjang.

Pengaruh Diet terhadap Produksi dan Kualitas ASI

Produksi ASI diatur oleh hormon prolaktin dan oksitosin, yang dipengaruhi oleh asupan kalori, hidrasi, dan frekuensi menyusui, bukan hanya jenis makanan yang dikonsumsi. Ibu menyusui membutuhkan tambahan sekitar 300-500 kalori per hari untuk mendukung produksi ASI, tergantung pada tingkat aktivitas dan kebutuhan individu. 

Kapan Harus Membatasi Peran Kakek-Nenek yang Jadi 'Pelindung' pada Anak

Diet ekstrem yang membatasi asupan kalori di bawah 1500-1800 kalori per hari dapat menyebabkan kekurangan energi, yang berpotensi mengurangi volume ASI dan memengaruhi stamina ibu dalam menjalani pola asuh. Namun, kualitas nutrisi ASI, seperti kandungan protein, lemak, dan karbohidrat, umumnya tetap stabil meskipun ibu menjalani diet, selama asupan nutrisi makro dan mikro tetap terjaga. Dengan demikian, diet sehat yang terencana adalah kunci untuk mendukung parenting tanpa mengorbankan kesehatan bayi.

Pantangan Diet untuk Ibu Menyusui

Dalam menjalani diet, terdapat beberapa pantangan yang harus diperhatikan ibu menyusui untuk menjaga pola asuh yang optimal. Pertama, diet rendah kalori ekstrem di bawah 1500 kalori per hari harus dihindari, karena dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan produksi ASI. 

Kedua, konsumsi kafein berlebih (lebih dari 300 mg per hari, setara dengan 2-3 cangkir kopi) perlu dibatasi, karena dapat memengaruhi tidur bayi melalui ASI. Alkohol dan makanan olahan tinggi gula atau lemak trans juga harus dihindari, karena dapat mengurangi kualitas nutrisi yang dibutuhkan ibu dan bayi. 

Ketiga, penggunaan pil diet, suplemen penurun berat badan, atau obat-obatan tanpa resep dokter sangat tidak disarankan, karena dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi. Konsultasi dengan ahli gizi adalah langkah penting dalam parenting untuk memastikan diet aman dan efektif.

Tips Diet Sehat untuk Ibu Menyusui

Untuk mendukung pola asuh yang sehat, ibu menyusui dapat mengadopsi pola makan seimbang yang kaya akan protein (seperti telur, ikan, dan kacang-kacangan), serat (dari sayuran dan buah), lemak sehat (seperti alpukat dan minyak zaitun), serta karbohidrat kompleks (seperti beras merah dan quinoa). 

Hidrasi juga sangat penting; ibu disarankan minum 2-3 liter air per hari untuk menjaga produksi ASI dan kesehatan tubuh. Aktivitas fisik ringan, seperti jalan kaki selama 30 menit, yoga postpartum, atau senam ringan, dapat membantu menurunkan berat badan tanpa mengganggu energi untuk parenting. 

Konsultasi dengan ahli gizi untuk merancang rencana diet yang sesuai dengan kebutuhan individu akan memastikan ibu tetap bugar sambil memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Pendekatan ini mendukung pola asuh yang seimbang dan berkelanjutan.

Dukungan Psikologis dan Pola Asuh

Menjalani diet sambil menyusui dapat menimbulkan tekanan psikologis, terutama jika ibu merasa tertekan untuk mencapai target penurunan berat badan dengan cepat. Dalam parenting, penting untuk mengelola ekspektasi dan menerima bahwa perubahan tubuh pascapersalinan adalah proses alami. 

Bergabung dengan komunitas parenting, baik secara langsung maupun daring, dapat memberikan dukungan emosional dan motivasi melalui berbagi pengalaman dengan ibu lain. Keseimbangan antara diet dan tanggung jawab merawat bayi juga perlu diperhatikan, agar ibu tetap memiliki energi untuk menjalani pola asuh yang aktif. Dengan fokus pada kesehatan holistik, ibu dapat menjalani diet tanpa mengorbankan kesejahteraan diri sendiri atau bayi.