Kenapa Camilan Asin Lebih Bikin Ketagihan Dibanding yang Manis?

Ilustrasi nafsu makan sore meningkat
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Pernah nggak sih, kamu makan permen lalu merasa cukup setelah dua atau tiga butir, tapi begitu buka keripik kentang, tiba-tiba bungkusnya sudah kosong? Atau, saat sedang tidak lapar pun, aroma mie instan bisa membuatmu mendadak ingin masak air?

Jangan Gunakan Makanan Sebagai Hadiah atau Hukuman untuk Anak, Coba dengan Cara Ini

 

Kalau kamu lebih sulit menolak makanan asin dibanding makanan manis, kamu tidak sendirian. Dan ternyata, ini bukan cuma soal selera, tapi cara kerja otak dan tubuh kita memang mendukung ketagihan pada rasa asin.

Kenapa Kalau Udara Dingin Jadi Lapar Terus?

 

Menurut mantan Komisioner FDA Amerika Serikat dan penulis buku The End of Overeating, Dr. David A. Kessler, makanan asin terutama yang digabungkan dengan lemak dan karbohidrat olahan dirancang secara sistematis untuk membuat kita terus ingin makan. Bukan cuma nikmat di lidah, tapi juga memicu sistem reward di otak yang membuat kita merasa butuh lebih banyak.

Kenapa Setelah Usia 30 Berat Badan Wanita Sulit Turun? Ini Jawaban Medisnya

 

 

Saat kita mencicipi makanan asin, garam langsung merangsang papila pengecap di lidah dan mengirimkan sinyal cepat ke otak. Tapi bukan hanya lidah yang bereaksi. Menurut Dr. Kessler, garam yang dikombinasikan dengan lemak dan karbohidrat cepat cerna menciptakan "ledakan rasa" yang mampu mengaktifkan sistem dopamin, hormon yang berperan dalam sensasi senang, motivasi, dan ketagihan.

"Kombinasi garam, lemak, dan karbohidrat olahan menciptakan ledakan rasa yang sulit ditolak. Ini bukan kebetulan, tapi memang didesain agar bikin ketagihan," kata Kessler.

Sama seperti saat kita mendapat notifikasi media sosial, dopamin membuat otak mengasosiasikan makanan asin sebagai pengalaman menyenangkan yang ingin diulang. Inilah sebabnya satu keripik nggak pernah cukup.

 

 

Rasa Asin Menstimulasi Nafsu Makan Lebih Kuat dari Manis

 

Berbeda dengan rasa manis yang sering memberi efek cepat kenyang atau puas, rasa asin justru memancing keinginan untuk makan lebih banyak. Ini karena garam menstimulasi air liur, yang mempercepat proses mengunyah dan membuat kita merasa nyaman saat makan.

 

Ditambah lagi, makanan asin jarang hadir sendirian. Biasanya ada lemak seperti minyak goreng dan tekstur renyah yang membuat mulut terus aktif. Camilan seperti keripik, popcorn asin, mie goreng instan, atau ayam goreng adalah contoh sempurna.

"Industri makanan sengaja merancang rasa asin agar dikombinasikan dengan tekstur renyah dan gurih. Ini menciptakan hyperpalatable foods, atau makanan yang secara biologis sulit dihentikan," ujar Kessler lebih lanjut.

Selain karena rangsangan dopamin, makanan asin punya tekstur dan suhu yang mendukung aktivitas ngemil. Tekstur crunchy dan gurih memberikan sensasi 'mekar' di mulut, yang menciptakan stimulasi tambahan pada indera pengecap. Sensasi ini membuat kita terus ingin menggigit dan mengunyah.

 

Bandingkan dengan makanan manis seperti cake atau es krim, manis memang memanjakan lidah, tapi cepat membuat eneg atau puas. Camilan asin tidak menimbulkan efek jenuh secepat itu. Justru, semakin dimakan, rasanya semakin ringan dan pas, padahal kalorinya bisa lebih tinggi dari yang kita duga.

 

 

Budaya Makan Juga Bikin Kita ‘Sayang’ Sama Rasa Asin

 

Sejak kecil, mayoritas dari kita sudah terbiasa dengan makanan gurih dan asin. Dari nasi + telur + kecap, gorengan sore, hingga lauk rumahan yang penuh garam dan bumbu. Tanpa sadar, otak kita membangun memori dan kenyamanan terhadap rasa asin yang membuatnya jadi rasa paling akrab.

 

Dr. Kessler menyebut ini sebagai bentuk conditioned eating, kebiasaan makan yang terbentuk dari pengalaman masa kecil dan menjadi standar kenikmatan saat dewasa.

 

Oleh karena itu pula, saat merasa stres atau ingin menghibur diri, kebanyakan orang tidak langsung memikirkan cokelat. Mereka lebih tergoda makan mie instan, seblak, atau snack gurih yang terasa seperti teman lama.

 

Asin, Gurih, dan Lemak: Kombinasi Pemicu Ketagihan

 

Camilan asin hampir selalu hadir bersama lemak dan karbohidrat cepat serap. Ini adalah tiga serangkai yang sangat efektif dalam mengaktifkan sistem reward otak. Menurut Kessler, gabungan ini menciptakan efek yang bahkan lebih kuat dari salah satu komponen saja.

 

Contoh makanan dengan kombinasi ini:

 

  • Mie instan: asin, berminyak, dan tinggi karbohidrat

  • Keripik kentang: asin, renyah, berminyak

  • Gorengan: asin, crunchy, lemak tinggi

 

Semua contoh ini membuat tubuh merasa kenyang semu tapi tidak puas secara emosional yang memicu keinginan makan lebih banyak.

 

Bahaya di Balik Camilan Asin yang “Susah Berhenti”

 

Meskipun menggugah, makanan asin yang dikonsumsi berlebihan bisa membahayakan kesehatan. Beberapa risiko jangka panjang dari terlalu sering ngemil asin antara lain:

 

  • Hipertensi akibat asupan sodium tinggi

  • Retensi cairan dan bengkak di tubuh

  • Risiko gangguan ginjal

  • Kecanduan makan tanpa rasa lapar yang sebenarnya

 

Selain itu, kebiasaan makan asin secara terus-menerus dapat menumpulkan sensitivitas rasa, sehingga kamu akan membutuhkan lebih banyak garam untuk mendapatkan kenikmatan yang sama di masa depan.

 

Tips Mengendalikan Ketagihan Camilan Asin 

 

  1. Kenali sinyal lapar vs keinginan
    Sebelum ngemil, tanyakan: “Aku lapar atau cuma pengin?”

  2. Makan dengan porsi kecil dan pakai wadah
    Jangan makan langsung dari bungkus. Ambil secukupnya ke piring kecil.

  3. Ganti dengan camilan homemade
    Contoh: popcorn tanpa mentega, edamame rebus, kentang oven dengan sedikit garam

  4. Kurangi garam bertahap
    Biasakan lidahmu dengan makanan yang tidak terlalu asin agar bisa menikmati rasa alami dari bahan makanan

  5. Minum air lebih banyak
    Kadang kita merasa ingin ngemil padahal tubuh hanya butuh cairan.