5 Tanda Kamu Mungkin Mengalami Kecanduan Seks
- Freepik
Lifestyle –Kecanduan seks sering kali dianggap sepele atau bahkan tidak nyata, padahal faktanya ini termasuk salah satu jenis kecanduan yang cukup umum di dunia. Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa dorongan seksual yang berlebihan bisa berubah menjadi perilaku kompulsif yang mengganggu kehidupan sehari-hari, hubungan pribadi, hingga kesehatan mental.
Sama halnya dengan kecanduan lain, kecanduan seks juga bisa menimbulkan rasa malu, bersalah, hingga depresi karena sulit dikendalikan. Seiring kemudahan akses terhadap konten seksual di internet, fenomena ini semakin marak dan membutuhkan perhatian serius agar tidak menimbulkan dampak lebih besar.
Apakah Anda khawatir terlalu sering memikirkan urusan ranjang? Jangan cemas, seorang psikiater mengungkap lima tanda kecanduan seks dan cara mengatasinya.
Berikut, lima tanda kecanduan seks serta bagaimana menilai apakah seseorang berisiko mengalaminya seperti dijelaskan oleh psikiater di Valley Spring Recovery, pusat rehabilitasi kecanduan, Dr. Michael Olla.
1. Pikiran seksual obsesif
Tanda paling umum dari kecanduan seks adalah munculnya pikiran seksual yang berlebihan hingga mendominasi pikiran. Seseorang bisa terus menerus terjebak dalam fantasi seksual atau mengulang pengalaman sebelumnya di kepalanya. Pola pikir obsesif ini sering kali mengganggu, sehingga menghambat konsentrasi pada pekerjaan, keluarga, atau aktivitas harian.
“Ketertarikan berlebihan pada seks bisa begitu kuat hingga menutupi aspek lain dalam hidup seseorang, bahkan membuat mereka sulit melakukan aktivitas normal tanpa pikirannya kembali ke arah seks,” jelas Dr. Olla seperti dilansir dari laman The Daily Star, Selasa 7 Oktober 2025.
2. Menghabiskan waktu berlebihan untuk aktivitas seksual
Tanda lain yang jelas adalah ketika seseorang menghabiskan waktu berlebihan untuk aktivitas seksual. Ini tidak hanya sebatas hubungan fisik, tetapi juga mencakup menonton pornografi, masturbasi, hingga terus mencari pengalaman baru misalnya lewat aplikasi kencan.
“Jika seseorang menghabiskan berjam-jam setiap hari melakukan perilaku ini hingga mengorbankan pertemuan sosial, kewajiban kerja, bahkan rutinitas perawatan diri, itu tanda kuat adanya kecanduan seks. Mengenali kapan dorongan seksual menjadi prioritas utama adalah kunci dalam mengidentifikasi kecanduan seks,” kata Dr. Olla.
3. Tekanan emosional dan rasa malu
Orang yang berjuang melawan kecanduan seks sering mengalami tekanan emosional karena tidak bisa mengendalikan dorongan mereka. Setelah menuruti hasrat, mereka biasanya dihantui rasa malu, bersalah, dan penyesalan.
Emosi negatif ini bisa berkembang menjadi kecemasan atau depresi yang serius, terutama saat mereka mulai menyadari bagaimana perilaku tersebut merusak hubungan dan kebahagiaan mereka.
Siklus kecanduan yang terus berulang hanya memperburuk keadaan, membuat penderita merasa terjebak dalam lingkaran yang sulit dihentikan.
4. Perilaku seksual berisiko dan berbahaya
Salah satu sisi paling merusak dari kecanduan seks adalah meningkatnya dorongan untuk mencari pengalaman ekstrem, yang menempatkan seseorang pada risiko tinggi. Mereka bisa terlibat dalam hubungan tanpa pengaman, perilaku cabul di tempat umum, atau seks dengan orang asing. Perilaku ini tidak hanya meningkatkan risiko tertular infeksi menular seksual (IMS), tetapi juga bisa merusak hubungan pribadi mereka.
“Ketidakmampuan menghentikan aktivitas berisiko tinggi meski tahu konsekuensinya menunjukkan sifat kompulsif dari kecanduan ini, serta bagaimana ia bisa menguasai hidup seseorang,” jelas Dr. Olla.
5. Mengabaikan bagian lain dalam hidup
Saat obsesi terhadap seks semakin kuat, penderita bisa mulai bolos kerja, menghindari acara keluarga, atau melewatkan pertemuan sosial penting hanya demi memenuhi dorongan tersebut.
“Hal-hal yang dulunya rutin, seperti menghadiri rapat atau meluangkan waktu bersama orang tercinta, mulai diabaikan demi seks. Kecanduan seks adalah masalah kompleks yang sering kali tidak dikenali, karena tidak selalu tampak seperti bentuk kecanduan pada umumnya,” jelas Dr. Olla.
Perilaku kompulsif terkait kecanduan seks bisa lebih halus, tersamarkan oleh norma sosial, atau dianggap sekadar libido tinggi. Namun, dampak emosional dan psikologisnya bisa sangat besar.
Dr. Olla menegaskan untuk mengenali dan menangani kecanduan seks sejak dini sangat penting, karena seperti kecanduan lain, masalah ini cenderung memburuk seiring waktu, memengaruhi hubungan pribadi, kesehatan mental, dan kualitas hidup.
“Kasus kecanduan seks yang semakin meningkat bisa jadi terkait dengan tingginya konsumsi digital dan mudahnya akses terhadap konten eksplisit di internet. Dunia maya membuat pornografi dan materi seksual lebih mudah diakses daripada sebelumnya, sehingga memicu lingkungan yang mendorong perilaku kompulsif,” kata dia.