6 Fase Pernikahan, Kenapa Fase ke-3 Jadi Ujian Terberat Hingga Banyak Pasangan Pilih Cerai?
- Freepik
2. Fase Penemuan: Bertemu Pasangan yang Sesungguhnya
Seiring berjalannya waktu, gemercik cinta mulai pudar. Topeng perlahan turun, sifat asli lebih jelas terlihat. Hal-hal yang dulu terasa manis bisa berubah jadi menyebalkan. Pasangan mulai saling mengenal luka, masa lalu, dan kelemahan masing-masing.
Di fase ini, gambaran pasangan ideal mulai berbenturan dengan kenyataan. Pertanyaannya bisakah kita menerima pasangan apa adanya, bukan seperti bayangan yang kita buat? Fase ini terasa rawan, tapi justru menjadi dasar keintiman sejati. Inilah momen saat keaslian muncul. Ketika topeng lepas, barulah cinta bisa tumbuh lebih nyata.
3. Fase Kekecewaan
Ini fase paling sulit dan paling banyak membuat pasangan menyerah. Di sinilah banyak orang mulai bertanya, “Apakah layak bertahan?” Perbedaan semakin terasa, mimpi berganti keraguan. Pertengkaran jadi lebih tajam, bahkan masalah kecil seperti urusan rumah, uang, atau mertua terasa besar.
Rasa kecewa muncul karena ekspektasi tidak sesuai kenyataan. Kehangatan cinta diuji oleh rutinitas dan tanggung jawab. Banyak pasangan berhenti di sini, mengira cinta sudah hilang atau memang tak pernah ada. Padahal, justru di fase ini cinta sedang diuji. Kalau bisa bertahan, badai akan reda dan membawa hubungan ke arah yang lebih dalam.