Indonesia Punya Pusat Layanan Khusus Terpadu Pertama, Siap Tangani Kasus Radang Usus yang Terus Naik
- f
Lifestyle – Penyakit Radang Usus atau Inflamantory Bawel Disease (IBD) memiliki dampak signifikan terhadap kualitas hidup masyarakat. Prevalansi yang terus bertambah dari hari ke hari mendorong Rumah Sakit Abdi Waluyo (RSAW) menghadirkan sentra layanan khusus untuk menangani masalah kesehatan ini.
Dokter spesialis RS Abdi, dr. Paulus Simadibrata, Sp,PD, angka kejadian secara keseluruhan IBD di Indonesia adalah 0,88 per 100.000 penduduk. Berdasarkan Global Burden of Disease yang melibatkan 195 negara melaporkan adanya peningkatan IBD dari 3,7 juta menjadi 6,8 juta terhitung dari 1995-2017.
Angka mortalitas pun menunjukkan kenaikan menjadi 17,1 per 1.000 per tahun dibandingkan dengan kelompok kontrol 12,3 per 1.000 orang per tahun. Penyakit IBD yang terus meningkat menjadi kebutuhan mendesak mengingat gangguan kesehatan ini erat kaitannya dengan kualitas hidup masyarakat.
RS Abdi Waluyo menangkap bertambahnya pasien IBD sebagai peluang emas menghadirkan one stop solution pertama yang menangani penyakit radang usus. Rumah sakit swasta yang berlokasi di Jakarta meresmikan IBD Center dan Rudofl Simadibrata Gastroenterology-Hepatology & Endoscopy Center pada Jumat, 12 September 2025.
Lebih lanjut, Prof. dr. Marcellus Simadibrata, Ph.D, Sp, PD-KGEH, FACG, FASGE, FINASIM, selaku Spesialis Penyakit Dalam Bidang Gastoenterologi-Hepatologi di RS Abdi Waluyo, memandang penyakit radang khusus sebagai kondisi yang memerlukan perhatian khusus. Namun, Indonesia masih kekurangan obat-obatan dan akses layanan terbaru dalam penanganan IBD.
Peresmian Layanan Khusus Terpadu Penyakit Radang Usus
- VIVA/Ayesha Puri
“Ini adalah salah satu alasan mendirikan pusat khusus pertama di Indonesia untuk IBD. Pusat khusus menawarkan layanan terpadu oleh tim multidisiplin spesialis dan subspesialis. Kami berkomitmen untuk melengkapi dengan inovasi terapeutik dan obat-obatan yang paling dibutuhkan untuk pasien IBD,” ujar Prof. Marcel.
Prof. Marcel menuturkan pusat IBD RS Abdi Waluyo menawarkan layanan holistik. Dalam upaya memberikan layanan medis optimal, para dokter akan melakukan pendidikan sehingga diagnosis dan tata laksana IBD semakin akurat.
“Ke depan, kami berharap akan menjadi pusat rujukan bagi segala penyakit pencernaan, khususnya IBD,” tegas Prof. Marcel.
RS Abdi Waluyo IBD Center turut memperluas koneksi serta membuka peluang inovasi dan kolaborasi di bidang kesehatan. Prof. Marcel mengungkap, salah satu mitra kerja samanya dengan IBD Center University of Chicagon yang merupakan salah satu center dan pusat riset IBD terkemuka di dunia.
"Kerjasama ini dilakukan dalam bentuk grandround case discussion tiap bulannya dan edukasi serta sharing ilmu dalam bentuk webinar ilmiah dokter. Adapun beberapa dokter spesialis tim IBD RS Abdi Waluyo sudah melakukan kunjungan langsung ke University of Chicago untuk melakukan observership," jelas Prof. Marcel.
Kemitraan juga membuka peluang diskusi langsung dengan para ahli IBD terbaik di dunia, khususnya untuk kasus-kasus IBD yang seringkali kompleks dan berat. Beberapa contoh kasus yang pernah ditangani bersama diantaranya Acute Ulcerative Colitis with refractory Crohn's Disease yang diobati dengan Ustekinumab, Crohn's Disease with perianal fistula and operative colostomy, kasus ringan hingga berat dari Crohn's Disease, serta kasus ringan hingga berat dari Ulcerative Colitis.
"Kami juga kerap kerja sama symposium dan sesi mini lecture. Kerjasama ini sudah dirintis sejak tahun 2023 dan tetap berlanjut hingga saat ini, serta diharapkan mampu membawa wawasan dan inovasi internasional di setiap kasus yang kami tangani," pungkasnya.