Bangun Tidur Tapi Capeknya Nggak Hilang-Hilang? Bisa Jadi Gejala Depresi Ringan
- Freepik
Lifestyle –Bangun tidur seharusnya jadi momen menyegarkan. Tapi bagaimana kalau yang terjadi justru sebaliknya? Tubuh berat, kepala pusing, mata masih lengket, dan rasanya ingin balik lagi ke selimut.
Banyak orang langsung menyalahkan kurang tidur atau posisi tidur yang salah. Padahal, kondisi bangun tapi masih capek bisa jadi pertanda tubuh dan pikiran sedang menyimpan sesuatu yang lebih serius salah satunya depresi ringan.
Depresi ringan (disebut juga subthreshold depression) kerap hadir diam-diam, tanpa tanda sedih atau menangis terus-menerus. Salah satu ciri awal yang sering tak dianggap serius adalah kelelahan yang menetap, terutama saat bangun tidur.
Kondisi ini bukan hanya lelah fisik biasa. Bahkan setelah tidur 7–9 jam, seseorang tetap merasa seperti belum tidur. Rasa letih ini adalah bentuk manifestasi emosi dan mental yang tidak mendapat pemulihan optimal selama malam.
Hal ini terjadi karena ritme sirkadian, jam biologis tubuh yang mengatur kapan harus tidur dan bangun terganggu. Ritme ini sangat dipengaruhi oleh suasana hati dan keseimbangan hormon, seperti serotonin dan kortisol, yang bisa tidak stabil saat seseorang mengalami gangguan suasana hati.
“Orang dengan depresi mungkin tidur terlalu banyak atau justru kurang tidur, tapi terlepas dari berapa lama tidurnya, mereka sering bangun dalam keadaan lelah. Kelelahan ini bukan sekadar fisik tapi juga emosional,” kata Profesor Psikiatri di Columbia University Medical Center dan mantan sekretaris American Psychiatric Association, Dr. Philip R. Muskin.
Artinya, meski tidur cukup, penderita depresi termasuk dalam tingkat ringan tetap merasa lelah karena masalahnya bukan hanya soal kuantitas tidur, tapi kualitas dan kondisi emosional saat tidur. Tubuh boleh istirahat, tapi pikiran tetap berlari dengan rasa cemas, overthinking, atau beban emosional lain.
Dr. Muskin juga menjelaskan bahwa gejala ini sering muncul paling kuat di pagi hari, saat seseorang harus menghadapi hari baru, tapi tidak punya energi mental untuk melakukannya. Inilah sebabnya banyak penderita depresi merasa pagi adalah waktu yang paling berat dalam sehari.
Gejala Lain yang Menyertai Rasa Capek Pagi Hari
Jika kamu sering bangun dengan rasa lelah yang tidak kunjung hilang, coba perhatikan apakah kamu juga mengalami gejala berikut:
- Mudah tersinggung atau sensitif di pagi hari, bahkan terhadap hal kecil.
- Kehilangan semangat untuk melakukan rutinitas yang dulu kamu sukai (misalnya olahraga, sarapan, atau mandi pagi).
- Merasa tidak “fresh” walau sudah tidur cukup.
- Cenderung menarik diri dari aktivitas sosial, termasuk malas membalas pesan atau menolak ajakan keluar.
- Menunda-nunda aktivitas pagi seperti bangun dari tempat tidur, mandi, atau bersiap kerja.
Gejala-gejala ini merupakan kombinasi dari kelelahan emosional dan psikologis yang sering kali tidak disadari, apalagi jika kamu masih bisa menjalani hari secara normal meski dengan tenaga yang dipaksakan.
Bedakan Antara Kelelahan Biasa dan Depresi Ringan
Pada kelelahan biasa, tubuh umumnya kembali segar setelah tidur yang cukup atau istirahat sejenak. Mood juga biasanya membaik setelah tubuh terasa pulih. Kamu mungkin butuh kopi atau duduk sebentar sebelum benar-benar on, tapi tidak sampai kehilangan motivasi menjalani hari.
Sementara itu, kelelahan akibat depresi ringan terasa berbeda. Kamu bisa tidur 8 jam atau lebih, tapi tetap bangun dengan rasa lelah yang membekas. Bukan cuma capek secara fisik, tapi juga seperti kehilangan energi mental dan emosional.
Pagi terasa berat, bukan karena kantuk, melainkan karena tidak ada semangat atau tujuan yang terasa penting untuk dikejar. Bahkan aktivitas yang dulu menyenangkan seperti olahraga pagi, menyeduh kopi, atau sekadar menyalakan musik favorit tidak lagi terasa menarik.
Lebih membingungkannya lagi, kelelahan karena depresi sering tidak membaik walau kamu sudah mencoba tidur lebih awal atau mengambil hari libur. Sebaliknya, rasa lelah dan kosong itu muncul berulang, dan perlahan mulai memengaruhi produktivitas, hubungan sosial, bahkan pandangan terhadap diri sendiri.
Jika kamu merasa tubuhmu tidak kunjung segar meski sudah cukup tidur, mood-mu buruk terutama di pagi hari, dan kamu mulai kehilangan minat menjalani rutinitas sehari-hari, mungkin saatnya mempertimbangkan bahwa ini bukan sekadar lelah. Bisa jadi, itu adalah sinyal awal dari depresi ringan yang perlu lebih kamu perhatikan.
Solusi Sederhana untuk Mengatasi Gejala Ringan
Jika kamu merasa kelelahanmu masih dalam tahap ringan, beberapa langkah ini bisa membantu mengurangi gejalanya:
1. Paparan Cahaya Matahari Pagi
Bangun dan buka jendela selama 10–15 menit, atau berjalan sebentar di luar. Sinar matahari membantu mengatur ulang ritme sirkadian dan memicu produksi serotonin.
2. Aktivitas Fisik Ringan
Olahraga ringan seperti jalan pagi, peregangan, atau yoga bisa membantu memperbaiki mood secara alami.
3. Morning Routine Positif
Buat rutinitas pagi yang membuatmu hidup seperti membuat kopi favorit, mandi air hangat, menulis jurnal syukur, atau mendengarkan musik lembut.
4. Kurangi Layar Sebelum Tidur
Hindari menatap layar gadget minimal 30 menit sebelum tidur. Cahaya biru dari layar bisa menekan produksi melatonin dan mengganggu tidur.
5. Pertimbangkan Konsultasi Profesional
Jika gejala menetap dan mulai mengganggu aktivitas harian, tak ada salahnya berkonsultasi ke psikolog atau psikiater. Konseling kognitif atau terapi perilaku bisa sangat membantu.