'Kok Dingin Banget, Ya?' Kenapa Sentuhan Fisik Setelah Lama Menikah Sering Berkurang?

Ilustrasi selingkuh
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Di awal pernikahan, hampir semua pasangan punya kebiasaan romantis mulai dari pelukan hangat saat bangun tidur, ciuman singkat sebelum berangkat kerja, atau sekadar gandengan tangan waktu nonton TV. Tapi seiring waktu, semua itu perlahan menghilang. Bukan karena tidak cinta, tapi entah kenapa jadi terasa biasa saja. Apakah ini hal yang wajar? Atau justru pertanda hubungan mulai hambar?

Ketika Cinta Tidak Dibalas, Wanita Harus Tahu Kapan Harus Mundur

Artikel ini akan membahas kenapa sentuhan fisik makin jarang dalam pernikahan yang sudah berlangsung lama. Lebih dari sekadar kebiasaan yang memudar, hilangnya kehangatan fisik bisa berdampak pada hubungan emosional antara pasangan.

Menurut teori Five Love Languages dari Gary Chapman, setiap orang punya cara tersendiri dalam menunjukkan dan menerima cinta. Salah satunya adalah physical touch, yaitu bentuk kasih sayang yang diwujudkan lewat sentuhan mulai dari pelukan, belaian, hingga genggaman tangan.

Cara Membangun Ikatan Cinta dengan Anak Adopsi

Psikolog klinis dan pakar hubungan, Dr. Sue Johnson, menjelaskan bahwa sentuhan fisik adalah cara kita membangun ikatan emosional. Ini menenangkan sistem saraf dan menegaskan rasa aman serta keterhubungan.

Dengan kata lain, sentuhan bukan hanya soal kemesraan, tapi juga kebutuhan psikologis. Lewat sentuhan, tubuh merespons dengan memproduksi hormon oksitosin hormon yang membuat kita merasa tenang, nyaman, dan dicintai.

Kenapa Physical Touch Bisa Berkurang Seiring Lama Menikah?

1. Rutinitas Mengikis Romantisme

Dear Suami, Saat Kamu Pulang, Aku Tak Butuh Ceramah Aku Butuh Didengar

Bertahun-tahun menikah membuat hubungan tak lagi penuh kejutan. Segalanya jadi rutinitas seperti bangun, kerja, urus anak, makan malam, tidur. Di tengah semua itu, pelukan dan ciuman yang dulu terasa penting kini dianggap tak terlalu perlu. Hubungan pun bergeser dari yang penuh kehangatan jadi lebih fungsional.

2. Kelelahan dan Stres Harian

Beban pekerjaan, tekanan finansial, hingga masalah rumah tangga bisa menyedot energi pasangan. Dr. Sue Johnson menyebutkan bahwa ketika seseorang mengalami stres berkepanjangan, sistem saraf menjadi lebih reaktif dan sulit merespons kebutuhan emosional pasangan, termasuk keinginan untuk melakukan kontak fisik.

3. Jarak Emosional yang Tak Disadari

Terkadang bukan tubuh yang menjauh, tapi hati. Ketika komunikasi mulai renggang atau emosi tak lagi tersampaikan dengan baik, sentuhan fisik pun ikut menghilang. Dr. Sue Johnson menegaskan bahwa saat jarak emosional tumbuh, sentuhan fisik ikut hilang. Keduanya saling terkait.

4. Gairah Menurun, Nyaman yang Berlebihan

Seiring usia, perubahan hormon atau kondisi fisik bisa memengaruhi gairah. Belum lagi rasa nyaman yang "terlalu nyaman", membuat pasangan merasa bahwa kontak fisik sudah tidak sepenting dulu.

5. Perbedaan Bahasa Cinta

Kadang, pasangan merasa sudah menunjukkan cinta dengan cara lain seperti memasak, menjemput pulang, membelikan sesuatu. Tapi jika salah satu pihak adalah "physical touch person", dan itu tak terpenuhi, maka ia akan merasa diabaikan meski tidak secara verbal menyampaikannya

Apa Risikonya Jika Physical Touch Terus Hilang?

Tanpa disadari, hilangnya sentuhan fisik bisa membawa dampak emosional yang cukup besar. Beberapa di antaranya:

  • Menurunnya rasa dekat secara emosional. Pasangan jadi lebih seperti rekan satu rumah daripada pasangan hidup.
  • Muncul perasaan kesepian meski tinggal serumah.
  • Potensi konflik meningkat karena salah paham atau merasa tidak diperhatikan.
  • Timbul rasa ditolak atau tidak diinginkan.

Dr. Sue Johnson menambahkan kita terprogram untuk terkoneksi. Hilangnya sentuhan hangat bisa memicu rasa penolakan atau keterasingan, meskipun tidak disengaja.

Bagaimana Menghidupkan Kembali Sentuhan Fisik?

1. Sadari dan Akui Pentingnya Sentuhan

Langkah pertama adalah menyadari bahwa sentuhan bukan hanya simbol cinta, tapi juga kebutuhan emosional. Sampaikan perasaan dengan lembut dan jujur, misalnya: “Aku kangen dipeluk seperti dulu. Rasanya lebih tenang kalau kamu rangkul sebentar sebelum tidur.”

Hindari menyalahkan. Fokuslah pada perasaan dan kebutuhan.

2. Mulai dari Hal Kecil

Tidak perlu langsung menuntut pelukan besar atau sesi romantis. Mulailah dari hal kecil genggam tangan saat nonton, sentuh pundak saat lewat, usap rambut sebelum tidur. Konsistensi lebih penting daripada intensitas.

3. Ciptakan Waktu Intim Tanpa Gangguan

Luangkan waktu khusus berdua, tanpa anak atau ponsel. Bisa dengan jalan sore berdua, minum kopi pagi bersama, atau sekadar pelukan sebelum berangkat kerja. Momen-momen ini membuka ruang untuk menyentuh dan terhubung kembali.

4. Sentuhan Bukan Sekadar Kontak Fisik, Tapi Kehadiran Emosional

Dr. Sue Johnson menegaskan bahwa sentuhan paling berpengaruh saat ada keterhubungan emosional. Pelukan kosong tidak berdampak sama dengan yang penuh kehadiran batin.Jadi, jangan hanya memeluk hadirkan juga hati di dalamnya.

Jika masalahnya terasa dalam dan sulit dijelaskan, terapi pasangan bisa menjadi solusi. Terapi berbasis Emotionally Focused Therapy (EFT) yang dikembangkan oleh Dr. Sue Johnson telah terbukti secara ilmiah membantu pasangan membangun kembali koneksi emosional  dan secara otomatis, juga sentuhan fisik.