Efek Pemakaian Microwave terhadap Makanan, Praktis tapi Perlu Waspadai Dampak Kesehatannya

Ilustrasi microwave
Sumber :
  • Pixaby

LifestyleMicrowave sudah jadi sahabat banyak orang di dapur modern. Alat ini bisa menghangatkan makanan hanya dalam hitungan menit, bahkan detik. Nggak perlu kompor, nggak perlu panci. Tinggal masukkan makanan, pencet tombol, dan tunggu bunyi ting!, semua jadi lebih praktis.

Satu Kebiasaan Saat Cuci Piring Ini Bisa Sebabkan Keracunan Seisi Rumah!

 

Tapi muncul pertanyaan, sebenarnya aman nggak sih makanan yang dipanaskan di microwave? Apakah ada perubahan zat gizi? Apakah bisa memicu zat kimia berbahaya? Lalu bagaimana sebenarnya pandangan para ahli dunia soal penggunaan microwave? Kalau kamu juga penasaran, yuk kita bahas tuntas.

Kebiasaan Menyimpan Spons di Wastafel Bisa Berujung ke Rumah Sakit!

Sebelum ngomongin efeknya, kita perlu paham dulu cara kerja microwave. Bukan sekadar alat pemanas, microwave menggunakan gelombang mikro (microwave radiation) untuk menggetarkan molekul air dalam makanan. Getaran ini menghasilkan panas, yang kemudian memanaskan seluruh makanan dari dalam ke luar.

 

Waspada Saat Liburan! Ini Cara Mencegah Keracunan Makanan Saat Traveling

Perlu dicatat, gelombang ini adalah radiasi non-ionisasi, artinya tidak memecah molekul atau merusak DNA seperti sinar-X atau radiasi nuklir.

 

“Gelombang mikro tidak berbahaya dalam konteks radiasi karena tidak memiliki energi cukup untuk menyebabkan kerusakan sel, yang perlu diperhatikan adalah distribusi panas dan wadah yang digunakan," kata Prof. Peter W. Cook, dari Oxford University. 

 

 

Apakah Nutrisi dalam Makanan Berubah?

 

Ini salah satu kekhawatiran terbesar soal microwave. Banyak yang takut kalau makanan dipanaskan di microwave akan kehilangan gizinya. Tapi, ternyata tidak seseram itu.

 

Memang benar, beberapa vitamin seperti vitamin C dan B kompleks sensitif terhadap panas. Tapi, ini bukan cuma masalah microwave saja, semua metode memasak bisa merusak vitamin tersebut. Namun yang menarik, karena microwave memasak dengan cepat, justru lebih banyak vitamin yang bisa bertahan dibanding metode lain seperti merebus.

 

Ahli gizi dari Boston University, Dr. Joan Salge Blake menyatakan bahwa microwave sebenarnya bisa jadi salah satu metode memasak paling sehat untuk sayuran. Karena waktu memasaknya lebih singkat, nutrisi seperti antioksidan bisa tetap terjaga. Jadi, selama kamu tidak memanaskan makanan terlalu lama, nutrisi tetap aman.

Perubahan Rasa dan Tekstur

Microwave memang praktis, tapi tidak selalu cocok untuk semua jenis makanan. Beberapa makanan bisa jadi terlalu lembek, atau justru mengering dan kehilangan teksturnya. Contohnya, nasi yang dipanaskan berulang di microwave bisa jadi keras dan tidak enak dimakan. Ini karena proses yang disebut retrogradasi pati, di mana molekul karbohidrat berubah struktur saat dipanaskan dan didinginkan berulang kali. Selain itu, microwave tidak bisa menciptakan reaksi Maillard, reaksi yang membuat makanan jadi cokelat, renyah, dan harum saat digoreng atau dipanggang.

 

Risiko Bila Salah Pakai Microwave

 

Meski aman dari sisi radiasi dan nutrisi, microwave tetap bisa berbahaya kalau penggunaannya sembarangan. Ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai:

 

1. Pemanasan Tidak Merata

 

Kadang, bagian luar makanan terasa panas, tapi bagian tengahnya masih dingin. Ini bisa jadi masalah kalau makanan tersebut harus dimasak sampai matang sempurna seperti daging, telur, atau makanan laut. Kalau tidak matang merata, bisa memicu bakteri seperti Salmonella atau E. coli.

 

2. Salah Pilih Wadah

 

Ini yang paling sering terjadi. Banyak orang asal pakai wadah plastik tanpa cek dulu apakah aman untuk microwave atau tidak. Padahal, plastik tertentu bisa melepaskan zat berbahaya seperti BPA dan ftalat saat dipanaskan.

 

FDA mengingatkan untuk menggunakan hanya wadah yang berlabel microwave-safe. Plastik biasa bisa melepaskan senyawa kimia yang berpotensi beracun jika terkena suhu tinggi.

Lantas apakah microwave menghasilkan zat berbahaya? Jawaban singkatnya adalah tidak, selama digunakan dengan benar.

 

Microwave tidak menciptakan senyawa beracun seperti amina heterosiklik (HCA) atau hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) yang biasanya muncul saat daging dipanggang di suhu tinggi. Tapi, jika makanan dipanaskan terlalu lama atau berulang kali, bisa terjadi oksidasi lemak, yang juga tidak baik untuk kesehatan.

 

Namun paling perlu diperhatikan adalah wadah plastik yang salah. Beberapa jenis plastik bisa mengeluarkan formaldehida, BPA, atau dioksin saat terkena panas tinggi. Senyawa ini punya risiko jangka panjang terhadap kesehatan hormonal, metabolisme, dan bahkan risiko kanker.

 

Tips Aman Menggunakan Microwave

 

Agar tetap aman dan sehat, perhatikan hal-hal berikut saat memakai microwave:

 

  • Gunakan wadah kaca, keramik, atau plastik berlabel microwave-safe.
  • Hindari pemanasan berulang, apalagi pada makanan berminyak.
  • Aduk makanan setengah proses agar panas merata.
  • Gunakan penutup microwave (bisa berbentuk tudung plastik) agar makanan tetap lembap dan mencegah percikan.
  • Jangan panaskan telur utuh, kaleng, atau makanan dalam kemasan logam.
  • Kalau makanan mengandung daging atau telur mentah, pastikan dipanaskan hingga suhu aman (biasanya 75°C ke atas).

 

Meskipun aman secara umum, beberapa kelompok perlu ekstra hati-hati:

 

  • Bayi dan balita: Makanan atau ASI yang dipanaskan di microwave bisa tidak merata panasnya. Bisa membakar mulut bayi tanpa disadari.
  • Ibu hamil: Hindari risiko tambahan dari plastik yang tidak aman.
  • Orang dengan sistem imun lemah: Makanan yang tidak matang merata bisa membawa risiko infeksi serius.

 

 

Microwave bukanlah alat yang berbahaya. Justru, kalau dipakai dengan benar, alat ini bisa membantu kamu memasak lebih cepat, mempertahankan nutrisi, dan mengurangi penggunaan minyak. Tapi, seperti teknologi apa pun, penggunaannya tetap butuh pengetahuan.

 

Pastikan kamu pakai wadah yang benar. Tidak terlalu sering memanaskan ulang makanan, selalu pastikan makanan matang merata. Serta jangan gunakan plastik sembarangan.

 

Ingat, teknologi bisa jadi sahabat kesehatan asal digunakan dengan bijak. Jadi, kamu nggak perlu buang microwave dari dapur, cukup pelajari cara pakainya yang aman.