Hati-Hati! 5 Kesalahan Investasi Emas Ini Bisa Bikin Gagal Cuan!

Ilustrasi investasi emas
Sumber :
  • Freepik

LifestyleInvestasi emas masih menjadi primadona bagi banyak masyarakat Indonesia karena dianggap sebagai aset aman dan tahan terhadap inflasi. Selain itu, emas juga relatif mudah diakses, baik dalam bentuk fisik maupun digital, sehingga cocok bagi pemula maupun investor kelas menengah. 

‘Rich Dad, Poor Dad’ untuk Gen Z, Simak 5 Prinsip Investasi agar Gaji Tak Cuma Numpang Lewat

 

Namun, tidak sedikit orang yang akhirnya kecewa karena hasil investasinya tidak sesuai harapan, atau bahkan rugi.

5 Nasihat Keuangan Robert Kiyosaki untuk Gen Z, Agar Tak Menyesal di Usia Senja

 

Masalahnya sering kali bukan pada instrumen investasinya, tetapi pada strategi dan pemahaman investor itu sendiri. Tanpa bekal pengetahuan yang cukup, investasi emas justru bisa jadi jebakan. 

Gen Z Wajib Nyimak! Ini 7 Skill Paling Dicari Perusahaan, Punya IPK Tinggi Gak Cukup!

 

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memahami dan menghindari berbagai kesalahan umum yang kerap dilakukan saat berinvestasi emas. Dengan begitu, Anda bisa tetap aman dan berpotensi mendapatkan cuan maksimal.

 

1. Membeli Emas Saat Harga Sedang Tinggi-Tingginya

 

Banyak orang tergoda membeli emas ketika harganya sedang naik drastis karena takut ketinggalan tren. Padahal, membeli saat harga tinggi justru berisiko karena bisa jadi harga akan terkoreksi dalam waktu dekat. 

 

Sebaiknya, lakukan analisis sederhana dan belilah emas secara berkala (metode dollar cost averaging) agar harga pembelian Anda lebih stabil dalam jangka panjang.

 

2. Tidak Punya Tujuan Investasi yang Jelas

 

Salah satu kesalahan mendasar dalam investasi adalah tidak menetapkan tujuan. Investasi emas bukan hanya sekadar “ikut-ikutan” atau karena sedang tren. 

 

Anda perlu menentukan apakah emas akan digunakan sebagai dana pensiun, pendidikan anak, atau pelindung kekayaan. Dengan tujuan yang jelas, Anda bisa mengatur jangka waktu penyimpanan dan strategi pembelian secara lebih terarah.

 

3. Hanya Mengandalkan Emas Fisik Tanpa Memperhatikan Keamanan

 

Memiliki emas fisik memang terasa lebih nyata dan aman bagi sebagian orang, tetapi tanpa sistem penyimpanan yang baik, ini justru bisa berbahaya. Banyak kasus kehilangan emas karena pencurian atau penyimpanan yang kurang aman. 

 

Jika Anda tetap memilih emas fisik, pastikan disimpan di brankas pribadi atau gunakan layanan penitipan resmi seperti yang ditawarkan oleh Pegadaian atau bank.

 

4. Menganggap Emas Sebagai Instrumen Jangka Pendek

 

Banyak investor baru berharap bisa mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat dari investasi emas. Padahal, emas sebaiknya dipandang sebagai aset jangka panjang, minimal 3 hingga 5 tahun. 

 

Dalam jangka pendek, harga emas bisa fluktuatif dan justru berisiko jika dijual terlalu cepat. Sabar dan konsisten adalah kunci untuk mendapatkan hasil yang optimal dari emas.

 

5. Tidak Memperhitungkan Biaya Tambahan dan Spread Harga

 

Kesalahan terakhir yang sering terjadi adalah mengabaikan selisih harga beli dan harga jual (spread), serta biaya tambahan seperti admin, cetak fisik, atau biaya penyimpanan. Jika Anda tidak menghitung ini sejak awal, potensi keuntungan bisa tergerus oleh biaya-biaya tersebut. Pastikan Anda memilih platform atau penjual emas yang transparan dalam menetapkan biaya.

 

Investasi emas memang bisa menjadi instrumen keuangan yang menguntungkan jika dikelola dengan bijak. Namun, untuk bisa cuan, Anda harus menghindari kesalahan-kesalahan umum seperti membeli di waktu yang salah, tidak punya tujuan, atau salah memilih bentuk investasi. 

 

Penting juga untuk memahami bahwa emas adalah alat pelindung kekayaan jangka panjang, bukan jalan pintas menuju kekayaan instan.

 

Dengan strategi yang tepat dan pengetahuan dasar yang memadai, Anda sebagai bagian dari masyarakat kelas menengah tetap bisa memaksimalkan potensi dari investasi emas. 

 

Jangan terburu-buru, rancang strategi Anda sejak awal, dan pastikan selalu memperbarui pengetahuan seputar dunia investasi.