Urban Farming Jadi Tren Bisnis 2025, Potensi Pasarnya Capai Triliunan Rupiah!

Ilustrasi petani modern
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Di tengah pesatnya urbanisasi dan meningkatnya kebutuhan pangan, konsep urban farming atau pertanian perkotaan semakin banyak diperbincangkan. Urban farming bukan sekadar tren gaya hidup hijau, melainkan juga menjadi salah satu jawaban atas tantangan global dalam menciptakan sistem pangan berkelanjutan. 

Urban Farming vs Pertanian Tradisional, Mana yang Lebih Menguntungkan?

 

Pertanian di kota kini tak hanya sebatas hobi, tetapi mulai masuk ke ranah bisnis dengan potensi pasar yang sangat menjanjikan.

Main HP sampai Rebahan, Hobi Receh Ini Bisa Jadi Pundi-Pundi Uang

 

Laporan terbaru dari Global Urban Farming Market, menunjukkan, bisnis ini bernilai lebih dari Rp2.490 triliun pada 2024 dan diproyeksikan melonjak hingga Rp3.780 triliun pada 2029. Angka tersebut mencerminkan tingkat pertumbuhan tahunan sekitar 7 hingga 9 persen. 

Dari Barak ke Jalanan, Mengapa Gaya Taktikal Kini Jadi Tren Fashion Kasual?

 

Melihat proyeksi tersebut, jelas bahwa urban farming bukan sekadar tren sementara, melainkan peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak, mulai dari startup, perusahaan besar, hingga pemerintah kota. 

 

Berikut adalah tren urban farming terkini yang patut Anda ketahui, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber pada Jumat, 3 Oktober 2025.

 

1. Vertical Farming dan Pemanfaatan Ruang Kota

 

Model vertical farming menjadi dominan dalam urban farming karena mampu mengoptimalkan ruang terbatas di perkotaan. Gedung bekas, kontainer, hingga atap gedung dimanfaatkan untuk menanam sayuran hijau, buah premium, dan microgreens. 

 

Peluang bisnis lahir dari penyediaan produk segar untuk restoran, hotel, dan supermarket, dengan nilai tambah berupa jarak distribusi yang lebih pendek dan kualitas produk yang lebih terjaga.

 

2. Teknologi Pintar dan Otomasi Pertanian

 

Urban farming saat ini erat kaitannya dengan penerapan teknologi canggih. Sistem sensor, IoT, hingga kecerdasan buatan digunakan untuk mengontrol kelembapan, pencahayaan, dan nutrisi tanaman. 

 

Perusahaan yang bergerak di bidang teknologi pertanian bisa masuk sebagai penyedia layanan sistem kontrol, perangkat pintar, hingga robot panen. Tren ini menunjukkan bahwa urban farming tidak hanya bicara soal produksi pangan, tetapi juga peluang inovasi teknologi hijau.

 

3. Pasar Produk Premium dan Diversifikasi

 

Permintaan konsumen terhadap produk sehat dan berkualitas tinggi mendorong munculnya bisnis urban farming yang menawarkan produk premium, seperti stroberi, herba segar, dan microgreens. 

 

Selain itu, beberapa inovasi juga mengarah pada budidaya serangga untuk pakan ternak atau protein alternatif. Diversifikasi ini membuka jalan bagi pelaku bisnis untuk tidak hanya fokus pada sayuran, tetapi juga produk niche dengan nilai jual lebih tinggi.

 

4. Keberlanjutan dan Ekonomi Sirkular

 

Isu keberlanjutan menjadi salah satu daya tarik utama urban farming. Banyak usaha kini menerapkan sistem hemat air, lampu LED efisien, hingga daur ulang limbah organik menjadi kompos. 

 

Konsep ekonomi sirkular ini bukan hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga menjadi nilai jual tambahan di mata konsumen yang semakin sadar akan isu ekologi.

 

5. Kemitraan Strategis dan Dukungan Pemerintah

 

Pemerintah di beberapa negara sudah memberikan dukungan penuh terhadap urban farming, termasuk melalui subsidi, regulasi yang lebih fleksibel, dan target ketahanan pangan lokal. Contoh konkret adalah inisiatif "30 by 30" di Singapura yang menargetkan 30 persen kebutuhan pangan dipenuhi dari produksi lokal pada 2030. Bagi dunia usaha, kemitraan dengan pemerintah dan lembaga riset dapat membuka akses pasar yang lebih luas sekaligus memperkuat daya saing.

 

6. Tantangan Profitabilitas dan Energi

 

Meski peluang besar terbuka, urban farming tetap menghadapi tantangan, terutama soal biaya modal dan operasional. Infrastruktur seperti sistem kontrol iklim, pencahayaan LED, dan pendinginan membutuhkan biaya listrik yang besar. 

 

Beberapa startup besar di Amerika Serikat bahkan terpaksa menghentikan operasional karena kesulitan menjaga profitabilitas. Oleh sebab itu, efisiensi energi dan inovasi teknologi menjadi kunci keberlanjutan bisnis urban farming.

 

Urban farming saat ini tidak lagi dipandang sebagai aktivitas hobi, melainkan bagian dari strategi bisnis global. Pertumbuhan pasar yang pesat, kemajuan teknologi, dan dukungan kebijakan membuka peluang besar bagi wirausaha maupun investor. 

 

Namun, keberhasilan di sektor ini tetap bergantung pada kemampuan menciptakan model bisnis yang efisien, inovatif, dan berkelanjutan. Jika dikelola dengan baik, urban farming bukan hanya memberi nilai ekonomi, tetapi juga kontribusi penting bagi kesehatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan perkotaan.