Butuh Tenaga Kerja Warga RI, 7 Pekerjaan di Jepang Tanpa Gelar Sarjana Kasih Gaji Tinggi
- Freepik
Lifestyle – Jepang sebagai salah satu negara maju menghadapi krisis tenaga kerja karena populasi menua akibat menurunnya angka kelahiran dan meningkatnya populasi lansia. Kondisi ini memicu kekurangan tenaga kerja di berbagai sektor.
Negara Sakura secara khusus melirik tenaga kerja dari Indonesia karena sikap ramah tamahnya. Sektor pertanian dan hasil laut menjadi bidang pekerjaan yang paling banyak lowongan kerja.
Menariknya, tidak semua pekerjaan di Jepang membutuhkan gelar sarjana. Ada sejumlah bidang yang bisa dimasuki hanya dengan lulusan SMA?SMK atau pengalaman kerja, namun tetap menawarkan gaji yang cukup tinggi.
Berikut adalah beberapa jenis pekerjaan di Jepang yang tidak membutuhkan gelar sarjana yang menawarkan gaji tinggi dan penghasilan menarik. Apa saja? Simak ulasan lengkap di bawah ini.
1. Perawat Lansia (Caregiver)
Perawatan lansia (kaigo) menjadi salah satu sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja asing. Tugas utama caregiver adalah merawat lansia di panti jompo maupun di rumah pribadi.
Pekerjaan ini memang menuntut kesabaran dan kemampuan komunikasi, namun tidak memerlukan gelar sarjana. Rata-rata gaji caregiver di Jepang mencapai ¥200.000–¥300.000 per bulan atau setara Rp20–30 juta.
2. Pekerja Pabrik
Sektor manufaktur Jepang terkenal dengan industri otomotif, elektronik, hingga makanan. Pekerja Indonesia banyak direkrut untuk posisi operator mesin, teknisi, pengemasan, dan logistik.
Dengan modal ijazah SMA/SMK dan kemampuan bahasa Jepang dasar, peluang ini terbuka lebar. Gaji rata-rata pekerja pabrik di Jepang berkisar ¥180.000–¥280.000 atau Rp18–28 juta per bulan.
3. Konstruksi
Bidang konstruksi di Jepang mencakup pembangunan gedung, jalan raya, hingga infrastruktur besar. Tenaga kerja asing sering ditempatkan sebagai pekerja lapangan maupun teknisi sederhana.
Pekerjaan ini memang menuntut stamina dan keterampilan dasar, tetapi tidak memerlukan ijazah sarjana. Gaji di sektor ini cukup menjanjikan, sekitar ¥250.000–¥350.000 atau Rp25–35 juta per bulan.
4. Petani
Sektor pertanian Jepang juga mengalami kekurangan tenaga kerja, terutama untuk pekerjaan musiman. Pekerja asal Indonesia biasanya ditempatkan untuk menanam, merawat, dan memanen buah, sayuran, hingga bunga.
Pekerjaan ini bisa dilakukan oleh lulusan SMA/SMK dengan stamina yang baik. Gaji pekerja pertanian berkisar ¥200.000–¥280.000 atau Rp20–28 juta per bulan.
5. Nelayan
Jepang dikenal dengan konsumsi hasil laut yang sangat tinggi. Hal ini membuat sektor perikanan selalu membutuhkan tenaga kerja tambahan.
Pekerja Indonesia sering direkrut untuk bekerja di kapal penangkap ikan atau pabrik pengolahan hasil laut. Meski cukup berat, gaji yang ditawarkan kompetitif, antara ¥220.000–¥320.000 atau Rp22–32 juta per bulan.
6. Pekerja Hospitality
Pertumbuhan pariwisata Jepang turut membuka peluang kerja di bidang hospitality, terutama hotel dan restoran. Banyak tenaga kerja asing ditempatkan di hotel, restoran, hingga layanan kebersihan.
Posisi seperti pelayan, housekeeping, maupun staf dapur bisa diisi tanpa memerlukan gelar sarjana. Gaji rata-rata pekerja hospitality berkisar ¥200.000–¥280.000 atau Rp20–28 juta.
7. Supir dan Operator Logistik
Sektor logistik di Jepang berkembang pesat, terutama karena meningkatnya belanja online. Tenaga kerja asing berkesempatan bekerja sebagai pengemudi truk logistik, forklift, maupun kurir.
Pekerjaan ini hanya membutuhkan lisensi mengemudi sesuai standar Jepang, tanpa syarat pendidikan tinggi. Gaji di sektor ini bisa mencapai ¥250.000–¥350.000 per bulan (Rp25–35 juta).
Bekerja di Jepang tidak selalu mengharuskan Anda memiliki gelar sarjana. Pekerjaan di bidang caregiver, manufaktur, konstruksi, pertanian, perikanan, hospitality, hingga logistik menawarkan gaji yang relatif tinggi dan stabil.
Bagi tenaga kerja Indonesia, kondisi penduduk Jepang yang menua menjadi peluang emas meniti karier cemerlang. Dengan keterampilan, kemampuan bahasa Jepang, serta kesiapan mental yang baik, pekerja Indonesia dapat meraih karier yang sukses di Jepang sekaligus mendapatkan pengalaman berharga di negara maju.