Gen Z Ramai-ramai Tolak AI, Kenapa?
- Freepik
4. Rasa Bersalah Menggunakan AI
Studi yang dikutip Forbes menemukan bahwa sekitar 36 persen Gen Z merasa bersalah ketika menggunakan AI seperti ChatGPT untuk pekerjaan mereka. Rasa bersalah ini muncul karena mereka khawatir terlalu mengandalkan AI bisa mengurangi kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan keaslian hasil kerja. Dengan kata lain, mereka tidak ingin identitas profesionalnya hanya sekadar bergantung pada mesin.
5. Hilangnya Nilai Kreativitas dan Human Touch
Bagi sebagian Gen Z, bekerja bukan hanya soal menyelesaikan tugas, melainkan juga tentang mengembangkan kreativitas, berkolaborasi, dan membangun relasi. AI dianggap bisa merusak aspek-aspek manusiawi tersebut.
Jika semua tugas kreatif digantikan mesin, maka nilai personal dari pekerjaan akan berkurang. Mereka khawatir tempat kerja akan kehilangan sentuhan manusia yang menjadi ciri khas interaksi profesional.
6. Menambah Beban Kerja Alih-alih Meringankan
Tidak sedikit Gen Z yang menilai penerapan AI justru menambah beban kerja. Hal ini terjadi ketika sistem AI yang dipakai perusahaan kurang efektif atau tidak sesuai kebutuhan.