AI Makin Canggih, Apakah Profesi Jadul Justru Jadi Jalan Karier Aman?

Ilustrasi Pekerja IT
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Kecerdasan buatan (AI) kini berkembang pesat dan mulai masuk ke berbagai sektor industri. Mulai dari menulis artikel, menganalisis data, hingga melayani pelanggan, banyak pekerjaan modern yang sebelumnya dianggap aman kini mulai tergantikan mesin. 

3 Pekerjaan Minim Stres yang Jarang Dilirik Tawarkan Gaji di Atas Rata-Rata

 

Tidak heran, muncul kekhawatiran bahwa manusia akan kehilangan sebagian besar pekerjaannya akibat otomatisasi.

Saat AI Merajalela, 7 Profesi Humanis Ini Masih Jadi 'Tulang Punggung' Kehidupan

 

Namun, di tengah derasnya arus digitalisasi, sejumlah laporan internasional justru mengungkap tren menarik. Alih-alih hanya fokus pada karier berbasis teknologi, profesi jadul atau pekerjaan tradisional diprediksi tetap bertahan bahkan cenderung makin dicari. 

Tak Lekang oleh Waktu, 8 Pekerjaan Klasik yang Tetap Relevan di 2025

 

Menurut laporan World Economic Forum (WEF) Future of Jobs Report 2023, pekerjaan yang membutuhkan keterampilan manual, kreativitas, serta interaksi langsung dengan manusia, cenderung lebih sulit digantikan oleh AI. Hal ini membuka peluang baru bagi generasi muda yang ingin mencari jalur karier lebih stabil di tengah ketidakpastian teknologi.

 

Profesi Jadul yang Masih Aman di Era AI

 

Berikut beberapa profesi tradisional yang diprediksi masih bertahan, bahkan bisa tumbuh di era otomatisasi:

 

1. Tukang Konstruksi dan Pekerja Lapangan

 

Membangun rumah, infrastruktur, dan fasilitas umum tetap membutuhkan tenaga manusia. Menurut laporan McKinsey Global Institute, otomasi memang bisa membantu di sektor konstruksi, tetapi keterampilan manual pekerja lapangan masih menjadi faktor utama.

 

2. Perawat dan Tenaga Kesehatan

 

Sektor kesehatan adalah salah satu bidang yang paling aman dari ancaman AI. WHO memprediksi kekurangan 10 juta tenaga kesehatan di seluruh dunia pada 2030. Empati, sentuhan manusia, serta perawatan langsung masih belum bisa digantikan teknologi.

 

3. Guru dan Pendidik

 

Meski platform belajar online kian marak, peran guru tetap krusial. Menurut UNESCO, pendidikan membutuhkan interaksi manusia, terutama dalam membangun karakter dan keterampilan sosial yang tidak bisa ditiru AI.

 

4. Pekerja Sosial

 

Profesi ini menuntut empati, komunikasi, dan pemahaman konteks sosial. Laporan WEF menegaskan bahwa pekerjaan dengan keterampilan emosional tinggi akan lebih aman dari disrupsi teknologi.

 

5. Pengrajin dan Seniman

 

Dari furnitur buatan tangan hingga karya seni orisinal, pasar global untuk produk unik dan autentik terus berkembang. Konsumen semakin menghargai sentuhan personal yang tidak bisa diberikan mesin.

 

6. Chef dan Pekerja Kuliner

 

AI mungkin bisa menyusun resep, tetapi cita rasa, kreativitas, serta pengalaman makan tetap membutuhkan manusia. Data Statista menunjukkan industri makanan global terus tumbuh, menciptakan permintaan tinggi pada profesi ini.

 

7. Mekanik dan Teknisi Perbaikan

 

Seiring bertambahnya jumlah kendaraan listrik dan perangkat rumah tangga pintar, kebutuhan teknisi justru meningkat. Menurut U.S. Bureau of Labor Statistics (BLS), pekerjaan teknisi diproyeksikan tetap tumbuh hingga 2030.

 

Profesi Jadul Jadi Pilihan Karier Stabil?

 

Di era digital, profesi berbasis teknologi memang menawarkan gaji besar dan popularitas. Namun, sifatnya yang mudah terdampak disrupsi AI membuat banyak orang mulai mempertimbangkan profesi jadul sebagai jalur karier yang lebih stabil.

 

Kombinasi antara keterampilan manual, kreativitas, dan empati manusia menjadi alasan mengapa pekerjaan tradisional sulit tergantikan. Generasi muda bisa melihat profesi jadul bukan sekadar pekerjaan "lama", melainkan peluang karier yang menjanjikan di tengah ketidakpastian teknologi.

 

Dengan begitu, meskipun AI makin canggih, profesi jadul tetap memiliki tempat istimewa dalam lanskap kerja global. Bahkan, justru bisa menjadi jalan karier yang aman, relevan, dan berkelanjutan hingga dekade mendatang.