Kebiasaan Beli Kopi Setiap Hari Bisa Tekor Rp54 Juta? Ini Fakta dan Cara Hindarinya
- Freepik
Bayangkan jika uang Rp30.000 per hari tersebut dialihkan ke tabungan atau investasi. Dengan asumsi Anda menabung Rp900.000 per bulan di instrumen investasi dengan rata-rata imbal hasil 6 persen per tahun, seperti deposito atau reksa dana pasar uang, maka dalam 5 tahun, dana Anda bisa berkembang menjadi sekitar Rp62.000.000.
Artinya, bukan hanya Anda kehilangan Rp54 juta karena ngopi harian tetapi juga melewatkan potensi keuntungan tambahan sekitar Rp8 juta dari hasil investasi. Jumlah ini cukup signifikan untuk biaya pendidikan, uang muka rumah, atau modal usaha.
Pentingnya Kontrol Kebiasaan Kecil
Banyak orang berpikir pengeluaran kecil tidak berdampak besar, padahal ketika dijumlahkan dalam jangka panjang, hasilnya mengejutkan. Ngopi harian mungkin memberi kepuasan sesaat, tetapi mengurangi kapasitas Anda untuk mencapai tujuan finansial lebih cepat. Mengendalikan pengeluaran bukan berarti menghilangkan kebahagiaan, melainkan mengelola prioritas agar uang bekerja untuk Anda, bukan sebaliknya.
Alternatif Menikmati Kopi dengan Hemat
Bukan berarti Anda harus berhenti ngopi sama sekali. Ada cara yang lebih hemat tanpa mengorbankan kesenangan, seperti membuat kopi sendiri di rumah. Membeli biji kopi premium dan alat seduh manual seperti French press atau pour-over bisa menjadi investasi awal yang menghemat pengeluaran. Dengan cara ini, biaya per gelas kopi bisa turun hingga di bawah Rp5.000 jauh lebih murah dibanding membeli di kafe setiap hari.
Kebiasaan beli kopi setiap hari memang terlihat sederhan yang jika dikalkulasikan berpengaruh buruk terhadap kondisi finansial jangka panjang. Dalam lima tahun, uang yang Anda habiskan bisa setara dengan modal usaha atau biaya pendidikan anak.