2 Jurusan Kuliah Kian Dibutuhkan di Era AI, Bukan IT!
- Freepik
Lifestyle – Di tengah kemajuan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi, banyak yang mengira jurusan teknologi informasi (IT) akan terus mendominasi kebutuhan dunia kerja. Namun, perusahaan kini semakin mencari lulusan jurusan yang mengasah kemampuan berpikir kritis, komunikasi, dan pemahaman budaya yaitu Sastra dan Filsafat.
Dua jurusan ini menawarkan keunggulan unik yang sulit digantikan oleh mesin atau algoritma. Kebutuhan akan pemikir kritis, analis budaya, serta komunikator ulung justru meningkat karena kompleksitas dunia bisnis dan sosial yang semakin dinamis di era digital.
Berikut alasan utama mengapa jurusan Sastra dan Filsafat semakin dibutuhkan, lengkap dengan prospek kerja dan kisaran gaji yang bisa diharapkan.
1. Jurusan Sastra
Lulusan Sastra tidak hanya ahli dalam bahasa dan sastra semata, melainkan juga terampil dalam komunikasi efektif, analisis teks, dan memahami konteks sosial budaya. Kemampuan ini sangat berharga dalam industri media, periklanan, penerbitan, dan komunikasi korporat.
Perusahaan membutuhkan profesional yang mampu menyusun narasi kuat untuk pemasaran, membangun brand story, serta menjalin komunikasi yang efektif dengan beragam audiens. Dalam dunia di mana konten digital menjadi raja, lulusan Sastra dapat berperan sebagai content writer, editor, copywriter, hingga public relations officer.
Prospek kerja lulusan Sastra terbilang luas, mulai dari perusahaan media, agensi iklan, lembaga budaya, hingga startup teknologi yang memerlukan storytelling kreatif. Kisaran gaji awal untuk posisi entry-level biasanya berkisar antara Rp4 juta hingga Rp7 juta per bulan, dan dapat meningkat seiring pengalaman dan keahlian.
2. Jurusan Filsafat
Filsafat sering dianggap bidang yang abstrak, namun saat ini justru menjadi sangat relevan. Lulusan Filsafat terlatih dalam logika, etika, serta analisis kompleks yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan, terutama dalam pengembangan teknologi dan kebijakan publik.
Di era AI, pertanyaan tentang etika penggunaan teknologi, privasi data, dan dampak sosial makin krusial. Profesional filsafat dapat mengisi posisi sebagai konsultan etika, analis kebijakan, peneliti, atau pengembang kebijakan korporat yang bertanggung jawab menjaga reputasi dan keberlanjutan bisnis.
Prospek kerja untuk lulusan Filsafat juga berkembang di sektor pemerintahan, LSM, lembaga riset, dan perusahaan teknologi yang membutuhkan perspektif humanis. Kisaran gaji awal untuk lulusan filsafat berkisar Rp5 juta hingga Rp8 juta per bulan, dengan potensi kenaikan mengikuti jenjang karier.
Meski IT dan teknologi digital terus berkembang, jurusan Sastra dan Filsafat menghadirkan keahlian yang tidak tergantikan oleh AI. Keduanya mengasah kemampuan berpikir kritis, komunikasi, dan etika yang sangat dibutuhkan perusahaan di era modern.
Dengan prospek kerja yang luas dan gaji kompetitif, memilih jurusan ini bisa menjadi langkah strategis untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan teknologi.