Pura-Pura Kerja hingga Sewa Kantor Jadi Tren Nyeleneh di China, Kok Bisa?
- Freepik
Prof. Zhang Yong dari Wuhan University menyatakan bahwa fenomena ini muncul karena tekanan budaya yang mengharuskan individu tampil sukses dan stabil secara ekonomi. Hilangnya pekerjaan bukan hanya kehilangan pendapatan, tetapi juga identitas.
Namun, tidak sedikit yang mengkritiknya sebagai bentuk pelarian mental. Meski memberi rasa nyaman jangka pendek, tren ini bisa menunda pencarian kerja yang sebenarnya atau menangkap peluang pengembangan diri.
Beberapa skeptis berpendapat bahwa anggaran dan energi yang seharusnya digunakan untuk pelatihan atau networking justru digunakan untuk pura-pura tetap bekerja.
Tren pura-pura kerja di China bukan sekadar kebiasaan aneh, tetapi cerminan nyata dari ketegangan sosial di tengah krisis ekonomi dan karier. Layanan fake workspace membantu menjaga citra produktif dan memberi stabilitas psikologis sesaat.
Namun, terlalu lama mengandalkan solusi ini bisa memperlambat tindakan nyata dalam menata masa depan profesional mereka. Frasa “menggunakan kebohongan untuk menemukan kebenaran” tampaknya cocok menggambarkan fenomena ini, sebuah cara sementara menjaga martabat di tengah ketidakpastian.