Gen Z Rentan Boros? Coba Cara Kelola Uang dengan Metode SMART

Ilustrasi mengatur keuangan
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Generasi Z atau Gen Z menghadapi tantangan unik dalam mengelola keuangan. Dikelilingi oleh kemudahan transaksi online, godaan diskon kilat, dan promosi yang masif di media sosial, gaya hidup konsumtif seolah menjadi norma baru. 

7 Tips Hidup Hemat Ala Milenial, Bukan Pelit Tapi Cerdas Atur Uang

Akses mudah ke layanan seperti Buy Now Pay Later (BNPL) dan berbagai platform e-commerce memang menawarkan kenyamanan. Di sisi lain juga dapat menjebak Gen Z dalam lingkaran pengeluaran yang tidak terkontrol, jauh dari tujuan keuangan jangka panjang. Kondisi ini menuntut pendekatan yang lebih strategis dan disiplin dalam mengatur uang.

Salah satu alat yang terbukti efektif dan timeless adalah metode SMART dalam penetapan tujuan keuangan. Metode ini tidak hanya membantu mengidentifikasi apa yang ingin dicapai, tetapi juga memberikan kerangka kerja yang jelas dan terukur untuk melangkah. 

1. Specific (Spesifik)

Catat! Ini Cara Mengatur Keuangan saat Menganggur, Strategi Bertahan di Tengah Ketidakpastian

Tujuan keuangan harus spesifik dan terperinci, bukan sekadar keinginan umum. Daripada mengatakan "ingin punya banyak uang," ubahlah menjadi "ingin memiliki dana darurat sebesar Rp15 juta di rekening terpisah" atau "ingin mengumpulkan uang muka KPR sebesar Rp50 juta untuk rumah pertama."

Bagi Gen Z, yang terbiasa dengan informasi detail dan personalisasi, menetapkan tujuan yang spesifik akan lebih mudah diinternalisasi. Tujuan yang jelas membantu otak memvisualisasikan target, mengurangi ambiguitas, dan mempermudah langkah-langkah yang harus diambil. Ini juga membantu menghindari pengeluaran tidak perlu, karena setiap rupiah dapat diukur kontribusinya terhadap tujuan yang jelas.

2. Measurable (Terukur)

Mengelola Kekayaan Lintas Generasi Tak Cukup dengan Investasi, Ini Strateginya

Tujuan yang baik harus terukur, artinya Anda dapat melacak kemajuannya secara kuantitatif. Jika tujuannya adalah "menabung Rp15 juta untuk dana darurat," maka ukuran kemajuannya bisa berupa "menabung Rp1,25 juta setiap bulan selama 12 bulan."

Kemampuan untuk mengukur kemajuan sangat penting untuk menjaga motivasi Gen Z. Dengan aplikasi keuangan digital, pelacakan ini menjadi sangat mudah. Melihat angka tabungan bertambah setiap bulan atau persentase tujuan yang telah tercapai akan memberikan dorongan positif dan rasa pencapaian, membantu melawan godaan belanja konsumtif karena mereka bisa melihat langsung dampak pengeluaran terhadap tujuan.

3. Achievable (Dapat Dicapai)

Tujuan keuangan harus realistis dan dapat dicapai berdasarkan situasi finansial Anda saat ini (pendapatan, pengeluaran, utang). Menetapkan tujuan yang terlalu ambisius tanpa dasar yang kuat hanya akan berujung pada frustrasi. Jika pendapatan bulanan Anda Rp5 juta dan pengeluaran tetap Anda Rp4 juta, menargetkan tabungan Rp3 juta per bulan mungkin tidak realistis.

Gen Z perlu belajar untuk jujur pada diri sendiri mengenai kapasitas finansial mereka. Alih-alih membandingkan diri dengan influencer di media sosial, fokuslah pada apa yang benar-benar bisa Anda lakukan. Tujuan yang dapat dicapai akan membangun kepercayaan diri dan meminimalkan risiko kegagalan, sehingga Anda tetap termotivasi untuk melanjutkan perjalanan finansial Anda.

4. Relevant (Relevan)

Tujuan keuangan harus relevan dengan nilai-nilai pribadi dan aspirasi hidup Anda. Jika Anda bermimpi untuk keliling dunia, maka menabung untuk traveling adalah tujuan yang relevan. Jika Anda ingin memiliki bisnis sendiri, menabung untuk modal usaha akan lebih relevan dibandingkan membeli barang-barang konsumtif yang tidak mendukung tujuan tersebut.

Keterkaitan tujuan finansial dengan passion atau rencana masa depan yang lebih besar akan memberikan motivasi internal yang kuat bagi Gen Z. Ketika tujuan terasa pribadi dan bermakna, komitmen untuk mencapainya akan lebih besar, membantu mereka menolak godaan pengeluaran yang tidak sejalan dengan nilai-nilai tersebut.

5. Time-bound (Batas Waktu)

Setiap tujuan keuangan harus memiliki batas waktu yang jelas. Ini menciptakan urgensi dan membantu dalam perencanaan. Contoh, "menabung Rp15 juta untuk dana darurat dalam 12 bulan" atau "melunasi utang kartu kredit dalam 6 bulan."

Dengan batas waktu, Gen Z dapat membuat jadwal dan milestone yang lebih terstruktur. Ini juga membantu dalam mengambil keputusan investasi yang tepat; tujuan jangka pendek akan memerlukan instrumen investasi berisiko rendah, sementara tujuan jangka panjang bisa mempertimbangkan risiko lebih tinggi. Batas waktu juga berfungsi sebagai pengingat untuk tidak menunda-nunda dan segera memulai tindakan.

Menerapkan Metode SMART dalam pengelolaan keuangan adalah langkah revolusioner bagi Gen Z untuk mengambil kendali penuh atas masa depan finansial mereka. Dengan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu, mereka dapat menavigasi hiruk pikuk godaan konsumtif di era digital dengan lebih bijak.

Ini bukan hanya tentang menabung atau berinvestasi, melainkan tentang membangun fondasi kebiasaan finansial yang sehat dan berkelanjutan. Metiode SMART dipercaya dapat menavigasi menuju kebebasan finansial di masa depan.