Mengapa Prinsip Investasi Benjamin Graham Tak Lekang oleh Waktu? Ini Rahasianya
- Istimewa
Lifestyle – Di era digital saat ini, dunia investasi berkembang dengan sangat cepat. Teknologi canggih, kecerdasan buatan, dan perdagangan algoritmik telah mengubah cara banyak orang berinvestasi.
Namun, di tengah perubahan besar tersebut, prinsip-prinsip investasi yang diperkenalkan oleh Benjamin Graham hampir satu abad yang lalu tetap menjadi pedoman utama bagi banyak investor, terutama mereka yang mengutamakan stabilitas dan logika dalam pengambilan keputusan finansial.
Benjamin Graham, yang dijuluki sebagai “Bapak Value Investing,” menekankan pendekatan konservatif dan rasional dalam berinvestasi. Strategi yang ia rancang bukan hanya soal mencari keuntungan, tetapi juga soal perlindungan modal dan membangun portofolio jangka panjang dengan dasar yang kuat.
Lantas, mengapa prinsip-prinsip investasi Graham masih dianggap relevan, bahkan tak lekang oleh waktu? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Filosofi Margin of Safety yang Universal
Konsep margin of safety atau “batas aman” adalah dasar dari strategi Graham. Ia mengajarkan agar investor hanya membeli saham ketika harganya jauh di bawah nilai wajar (intrinsik)-nya.
Filosofi ini berlaku untuk segala zaman karena membantu investor menghindari kerugian besar akibat fluktuasi pasar atau kesalahan analisis. Prinsip ini tidak bergantung pada tren, teknologi, atau kondisi ekonomi tertentu—itulah mengapa tetap relevan.