Belajar Investasi dari Benjamin Graham, Sang Mentor Para Investor Hebat

Benjamin Graham
Sumber :
  • Istimewa

Lifestyle – Berinvestasi adalah salah satu langkah penting untuk mencapai keamanan dan kemerdekaan finansial di masa depan. Namun, bagi banyak orang, kata “investasi” seringkali terdengar rumit dan berisiko. 

Bukan Cuma Nabung! Ini 5 Cara Atur Uang ala Robert Kiyosaki yang Relevan Sepanjang Zaman

 

Tidak jarang pemula merasa bingung harus mulai dari mana, apalagi di tengah banyaknya pilihan instrumen seperti saham, obligasi, reksa dana, hingga aset kripto.

Menjalani Frugal Living Bukan Pelit, Ini Kata Filosofi Kuno Tentang Hidup Cukup

 

Di tengah kebingungan tersebut, pendekatan klasik dari Benjamin Graham—seorang ekonom dan investor legendaris asal Amerika Serikat—dapat menjadi panduan yang solid. 

Dompet Tipis di Tengah Bulan? Ini 7 Cara Bertahan tanpa Utang

 

Graham dikenal sebagai pelopor value investing, yaitu strategi membeli aset di bawah nilai wajarnya dengan harapan nilainya akan meningkat seiring waktu. Prinsip-prinsip yang ia ajarkan bersifat konservatif namun terbukti efektif, terutama untuk pemula yang ingin berinvestasi secara aman dan jangka panjang.

 

Berikut lima prinsip utama investasi aman ala Benjamin Graham yang layak diterapkan oleh pemula:

 

1. Gunakan Prinsip Margin of Safety

 

Konsep paling terkenal dari Benjamin Graham adalah margin of safety, yaitu membeli aset (terutama saham) saat harganya berada di bawah nilai intrinsiknya. Tujuannya adalah untuk memberikan ruang perlindungan jika perhitungan Anda salah atau terjadi koreksi pasar. Dengan margin ini, risiko kerugian bisa ditekan dan peluang keuntungan lebih besar.

 

Contohnya, jika nilai wajar sebuah saham diperkirakan Rp10.000, Graham menyarankan untuk membeli hanya jika harganya berada jauh di bawah itu, misalnya Rp6.000–Rp7.000.

 

2. Bedakan Investor Aktif dan Pasif

 

Dalam bukunya The Intelligent Investor, Graham membedakan dua tipe investor: defensive (pasif) dan enterprising (aktif).

 

Investor defensive lebih cocok untuk pemula. Mereka cukup berinvestasi pada portofolio sederhana yang stabil, seperti saham-saham besar dan obligasi berkualitas tinggi.

 

Investor enterprising adalah mereka yang memiliki waktu dan pengetahuan untuk menganalisis saham secara mendalam demi mendapatkan keuntungan di atas rata-rata pasar.

 

Menentukan posisi Anda di antara dua tipe ini penting agar strategi investasi sesuai dengan kapasitas dan kenyamanan Anda.

 

3. Diversifikasi untuk Mengurangi Risiko

 

Graham sangat menekankan pentingnya diversifikasi dalam investasi. Artinya, jangan menaruh semua uang Anda pada satu jenis aset atau satu perusahaan. Idealnya, pemula bisa menyebar investasinya ke 10–30 saham dari berbagai sektor, ditambah instrumen lain seperti obligasi atau reksa dana pasar uang.

 

Diversifikasi berfungsi sebagai pengaman. Jika salah satu investasi tidak berjalan baik, aset lain masih bisa menopang portofolio Anda secara keseluruhan.

 

4. Manfaatkan Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA)

 

Untuk pemula, Graham juga menganjurkan metode Dollar-Cost Averaging (DCA). Strategi ini berarti Anda rutin menginvestasikan jumlah uang yang sama dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap bulan. Dengan cara ini, Anda akan membeli lebih banyak unit ketika harga turun dan lebih sedikit saat harga naik.

 

DCA membantu menurunkan risiko dari fluktuasi harga pasar dan membentuk kebiasaan investasi yang disiplin serta konsisten.

 

5. Jangan Terkecoh Emosi Pasar

 

Graham memperkenalkan konsep “Mr. Market”—sebuah personifikasi dari pasar saham yang digambarkan emosional dan tidak rasional. Kadang ia menawarkan harga yang sangat tinggi, kadang terlalu rendah. 

 

Sebagai investor, tugas Anda bukan mengikuti emosi pasar, melainkan memanfaatkan ketidakwajarannya untuk membeli di harga murah dan menjual saat mahal.

 

Mengendalikan emosi adalah kunci. Jangan panik ketika harga turun, dan jangan serakah saat harga naik.

 

Investasi bukan tentang mengejar keuntungan cepat, melainkan tentang membangun kekayaan secara bertahap dan aman. Pendekatan Benjamin Graham menekankan kehati-hatian, logika, dan disiplin dalam mengambil keputusan investasi. 

 

Prinsip-prinsip seperti margin of safety, diversifikasi, dan dollar-cost averaging terbukti ampuh menuntun pemula menuju kesuksesan finansial jangka panjang.

 

Bila Anda ingin memulai investasi tapi masih ragu, prinsip Graham bisa menjadi fondasi yang kuat dan minim risiko. Ingat, investasi terbaik adalah yang Anda pahami, nyaman dijalani, dan konsisten dilakukan.