Bahaya Toner Beralkohol Tinggi, Ini Rekomendasi Produk yang Aman

Ilustrasi memakai toner
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Toner telah menjadi bagian penting dari rutinitas perawatan kulit, berfungsi untuk menyeimbangkan pH kulit, menghidrasi, dan mempersiapkan kulit untuk produk perawatan berikutnya. Namun, tidak semua toner aman untuk semua jenis kulit, terutama yang mengandung alkohol dalam konsentrasi tinggi. 

Mata Panda Susah Hilang? 5 Bahan Alami Ini Solusinya

Toner beralkohol tinggi sering dipilih karena memberikan sensasi segar dan cepat menyerap, tetapi penggunaan jangka panjang dapat merusak lapisan pelindung kulit, menyebabkan iritasi, dan memperburuk kondisi kulit tertentu. 

Berikut ini adalah bahaya toner beralkohol tinggi, berdasarkan rekomendasi dermatologi, dan merekomendasikan produk alternatif yang aman untuk menjaga kesehatan kulit tanpa efek samping merugikan.

Bahaya Toner Beralkohol Tinggi

5 Kesalahan Makeup yang Bikin Wajah Kelihatan Tua, Hati-hati di Bagian Alis!

Toner beralkohol tinggi, yang biasanya mengandung bahan seperti ethanol, isopropyl alcohol, atau denatured alcohol, sering digunakan untuk mengontrol minyak berlebih dan memberikan efek astringen. Namun, menurut Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, alkohol dalam konsentrasi tinggi (di atas 20%) dapat merusak lapisan lipid kulit, yang berfungsi sebagai pelindung alami terhadap iritasi dan kehilangan kelembapan. Berikut adalah beberapa bahaya utama toner beralkohol tinggi:

Iritasi dan Kekeringan KulitAlkohol dapat menghilangkan minyak alami kulit (sebum), menyebabkan kekeringan, kemerahan, dan sensasi terbakar, terutama pada kulit sensitif atau kering. Hal ini dapat memicu produksi minyak berlebih sebagai respons kompensasi, memperburuk masalah kulit berminyak atau berjerawat.

Tren Lemonade Nails Ala Hailey Bieber yang Viral

Gangguan Skin BarrierLapisan pelindung kulit (skin barrier) penting untuk menjaga hidrasi dan melindungi dari polutan. Alkohol tinggi dapat melemahkan lapisan ini, meningkatkan risiko peradangan dan sensitivitas terhadap produk lain, menurut studi dari American Academy of Dermatology.

Halaman Selanjutnya
img_title