Ketupat Lebaran yang Didinginkan Semalaman Bisa Jadi Lebih 'Sehat'?
- Freepik
Lifestyle –Setiap kali Hari Raya tiba, ketupat menjadi simbol kehangatan dan kebersamaan. Namun, bagi penderita diabetes, menikmati ketupat bisa menjadi dilema karena kandungan karbohidratnya yang tinggi dapat memicu lonjakan gula darah.
Namun, sebuah metode sederhana seperti menyimpan ketupat di lemari es ternyata dapat mengubah struktur karbohidratnya menjadi lebih sehat. Proses ini dikenal sebagai retrogradasi, di mana pati dalam nasi berubah menjadi pati resisten yang lebih sulit dicerna dan tidak langsung menaikkan kadar gula darah.
Artikel ini akan membahas bagaimana proses ini bekerja secara ilmiah, serta pandangan para pakar mengenai manfaat menyimpan ketupat di lemari es bagi penderita diabetes. Mari pelajari bagaimana mekanismenya berikut ini!
Ketupat dan Kandungan Karbohidratnya
Ketupat terbuat dari beras putih yang dimasak dan dibungkus dalam anyaman daun kelapa. Beras putih memiliki indeks glikemik (GI) yang tinggi, yang berarti dapat dengan cepat meningkatkan kadar gula darah setelah dikonsumsi.
Bagi penderita diabetes, mengonsumsi makanan dengan GI tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk mencari cara untuk menurunkan GI dari makanan seperti ketupat.
Mengenal Pati Resisten dan Kaitannya dengan Kadar Gula
Pati resisten adalah jenis pati yang tidak dicerna di usus halus dan langsung menuju usus besar, di mana ia difermentasi oleh bakteri baik. Proses ini menghasilkan asam lemak rantai pendek yang bermanfaat bagi kesehatan usus dan dapat membantu mengontrol kadar gula darah.
Mengutip laman Self, pati resisten juga membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan memperpanjang rasa kenyang, sehingga bermanfaat bagi penderita diabetes atau mereka yang ingin mengontrol nafsu makan.
Proses Pendinginan dan Retrogradasi
Proses retrogradasi terjadi ketika nasi yang telah dimasak didinginkan, menyebabkan struktur pati berubah menjadi bentuk yang lebih kristalin dan sulit dicerna. Studi yang dipublikasikan di PubMed menunjukkan bahwa nasi yang didinginkan selama 24 jam pada suhu 4°C memiliki kandungan pati resisten yang lebih tinggi dan menghasilkan respons glikemik yang lebih rendah dibandingkan nasi yang baru dimasak.
Profesor di Harvard Medical School, Dr. David Ludwig, menjelaskan bahwa makanan bertepung seperti nasi putih dapat dengan cepat diubah menjadi glukosa, meningkatkan kadar insulin, dan berkontribusi pada penambahan berat badan serta risiko penyakit kronis. Dengan mengubah struktur pati melalui pendinginan, kita dapat mengurangi dampak negatif tersebut.
Cara Menyimpan Ketupat untuk Menurunkan GI
Untuk mengubah ketupat menjadi lebih sehat:
- Dinginkan Ketupat: Setelah dimasak, biarkan ketupat mencapai suhu ruang, lalu simpan di lemari es selama minimal 12 jam pada suhu sekitar 4°C.
- Pemanasan Ulang: Jika ingin menghangatkannya, lakukan dengan pemanasan ringan agar struktur pati resisten tidak rusak.
- Konsumsi dengan Lauk Sehat: Padukan ketupat dengan lauk tinggi serat dan protein seperti sayuran, tahu, atau ikan untuk menstabilkan kadar gula darah.
Selain membantu mengontrol gula darah, pati resisten juga memiliki manfaat lain:
- Kesehatan Usus: Mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus.
- Mengurangi Peradangan: Produksi asam lemak rantai pendek dapat mengurangi peradangan dalam tubuh.
- Meningkatkan Sensitivitas Insulin: Membantu tubuh merespons insulin dengan lebih baik.
Meskipun menyimpan ketupat di lemari es dapat mengubah struktur patinya menjadi lebih sehat, penting untuk tetap memperhatikan:
- Porsi: Konsumsi dalam jumlah wajar.
- Kondisi Kesehatan: Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengubah pola makan, terutama bagi penderita diabetes.
- Keamanan Makanan: Pastikan ketupat disimpan dengan benar untuk menghindari kontaminasi bakteri.
Menyimpan ketupat di lemari es dapat mengubah struktur karbohidratnya menjadi pati resisten, yang lebih sulit dicerna dan tidak langsung menaikkan kadar gula darah. Proses ini dapat membantu penderita diabetes menikmati ketupat dengan risiko yang lebih rendah. Namun, penting untuk tetap memperhatikan porsi dan berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mengubah pola makan. Dengan memahami cara sederhana ini, kita dapat menikmati hidangan tradisional seperti ketupat tanpa mengorbankan kesehatan.