Tulang Melemah Tanpa Gejala Saat Menopause Bisa Jadi Osteopenia
- Pixaby
Profesor Rebecca Jackson dari Ohio State University menjelaskan bahwa menopause adalah titik balik bagi banyak perempuan. Kita kehilangan estrogen secara drastis, dan ini memicu percepatan kehilangan tulang hingga 20 persen dalam 5-7 tahun setelah menopause. Oleh karena itu, masa perimenopause (transisi menuju menopause) adalah waktu yang sangat penting untuk mulai memperhatikan kesehatan tulang.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko osteopenia selama menopause antara lain:
- Usia di atas 50 tahun
- Riwayat keluarga dengan osteoporosis
- Postur tubuh kecil atau kurus
- Kurang asupan kalsium dan vitamin D
- Gaya hidup sedentari (minim aktivitas fisik)
- Konsumsi alkohol atau merokok
Selain itu, perempuan yang menjalani menopause dini (sebelum usia 45 tahun) atau menjalani operasi pengangkatan ovarium juga memiliki risiko lebih tinggi.
Meskipun tidak selalu berkembang menjadi osteoporosis, osteopenia yang tidak ditangani bisa menyebabkan tulang semakin rapuh dan akhirnya meningkatkan risiko patah tulang.
Profesor endokrinologi dari Columbia University, Dr. Elizabeth Shane menyatakan bahwa satu dari dua perempuan akan mengalami patah tulang terkait osteoporosis setelah usia 50. Tapi banyak dari mereka sebenarnya sudah memiliki osteopenia sebelumnya. Ini adalah waktu yang sangat penting untuk intervensi. Patah tulang pada lansia bisa berdampak serius, dari penurunan mobilitas, penurunan kualitas hidup, bahkan kematian dini akibat komplikasi medis.